Selasa, 22 Desember 2009

PERANCANGAN SISTEM PEMOTONGAN DAN PENGEPAKAN KAYU SECARA OTOMATIS BERBASIS PLC OMRON CPM 1A

Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya teknologi kontrol. Yang mana dewasa ini sistem kontrol mempunyai peranan yang sangat penting dalam dunia industri, untuk meningkatkan mutu dan hasil produksinya diperlukan sebuah peralatan yang komplekdalam hal ini menyangkut penggunaan sistem kontrol yang mana biasanya mengguankan relay atau kontaktor. Karena memerlukan rangkaian konvensional yang sangat komplek dan rumit untuk membuat suatu rangkaian kontrol, maka ada beberapa alternatif yang diperlukan. Alternatif tersebut diantaranya PLC ( Programmable Logic Controller ), PLC merupakan sebuah alat yang digunakan sebagai pengendali , yang mana dalam pembuatan sistem kontrol PLC mempunyai beberapa kelebihan dibandingkan dengan menggunakan sistem kontrol konvensional.
Pada tugas akhir ini penulis mencoba membuat sebuah simulator yaitu simulator system pemotongan dan pengepakan kayu secara otomatis yang berbasis PLC OMRON CPM1A, pada simulasi ini I/O PLC yang digunakan dalam simulator ini berjumlah 30 I/O. Dalam merancang simulator ini digunakan komponen-komponen yang memdekati fungsi dari yang sebenarnya. Pembuatan program dilakukan dengan menggunakan sebuah software yaitu CX-Programmer yang dapat dibuat dengan bantuan sebuah PC, setelah pembuatan program yang dibuat pada PC selesai kemudian program ditransfer pada PLC tersebut.
Setelah dilakukan pengujian pada rangkaian kontrol untuk menjalankan simulator pemotongan dan pengepakan kayu, ternyata sistem control menggunakan PLC OMRON CPM1A dapat bekerja dengan baik seperti keadaan sebenarnya dalam industri. Pengujian dilakukan 2 tahap, tahap 1 dilakukan 3 kali pengujian dan pada satu kali pengujian didapat 6 potongan kayu, sehingga didapat 18 potongan. Tetapi ada satu potongan kayu yang tidak jatuh pada konveyor 2, sehingga satu pengujuan dianggap gagal. Kegagalan ini disebabkan ada beberapa bagian mekanik yang kurang pas. Setelah dilakukan perbaikan , maka pada tahap 2 dilakukan 5 kali pengujian dan masih didapat satu kali pengujian yang gagal. Dengan demikian secara komulatif dari pengujian tahap 1 dan pengujian tahap 2 dapat diketahui bahwa tingkat keberhasilan sistem tersebut 75%. Namun demikian simulator tersebut telah berkerja dengan baik lebih efektif dan efisien dari segi kualitas maupun kuantitasnya.

MODEL SISTEM PENGATURAN LALU LINTAS SECARA NIRKABEL PADA PINTU PERLINTASAN KERETA API

Tujuan dari rancangan ini adalah untuk membuat suatu alat yang dapat membantu pengaturan lalu lintas pada pintu perlintasan KA sehingga dapat mengurangi tingkat
kecelakaan pada pintu perlintasan KA dengan menggunakan sistem pensinyalan elektrik
yang dilakukan secara nirkabel. Batasan rancangan dari perancangan ini adalah sub-blok yang dirancang dan sub-blok yang tidak dirancang, antara lain Sub-blok yang dirancang :
• Modul catu daya
• Program untuk mengatur mikrokontroler
• Rangkaian penguat
• Modul pemancar inframerah
• Modul motor penggerak pintu perlintasan
KA
Sub-blok yang tidak dirancang :
• Sensor getar piezoelectric
• Modul penerima inframerah
• Modul pemancar

Spesifikasi Rancangan
• Menggunakan mikrokontroler sebagai pemroses utama pada bagian pemantau kedatangan KA dan bagian pintu perlintasan KA
• Untuk sensor getar menggunakan sensor piezoelectric
• Untuk sensor ada/tidak kendaraan diantara pintu perlintasan KA menggunakan sensor
inframerah
• Menggunakan modul motor penggerak pada pintu perlintasan
• Menggunakan transmitter sebagai pengirim data
• Menggunakan receiver sebagai penerima data
• Alat ini menggunakan catu daya DC dengan tegangan sebesar +5 Volt, dan +12 Volt

PERANCANGAN MODEL SISTEM PENGATURAN LALU-LINTAS KENDARAAN YANG AKAN MEMOTONG TITIK PUTAR-BALIK PADA JALUR BUSWAY

Perancangan Model Sistem Pengaturan Lalu-Lintas Kendaraan yang Akan Memotong
Titik Putar-Balik pada Jalur Busway ini memiliki spesifikasi sebagai berikut:
• Menggunakan mikrokontroler sebagai pengatur lalu lintasnya.
• Menggunakan program yang dibuat menggunakan program Microsoft Visual Basic 6.0 untuk melakukan pencatatan waktu bus Transjakarta melintasi sensor dan memasukkannya ke dalam database.
• Menggunakan sensor Light Dependent Resistor (LDR) untuk mendeteksi kedatangan bus Transjakarta.
• Menggunakan Light Emitting Diode (LED) sebagai pemancar.
• Menggunakan logika gerbang AND (IC 74LS408) untuk memperkecil kesalahan dalam pendeteksian kedatangan bus Transjakarta.
• LED berfungsi sebagai lampu indikator lalu-lintas.
• Menggunakan modul catu daya +12V DC.

Pembacaan Sensor Jarak Jauh Memanfaatkan Sarana SMTP dan POP3 Pada Internet

Beberapa pabrik yang terpisah dari kantor pusat, kadang kala membutuhkan suatu sistem untuk monitoring kondisi pabrik dari kantor pusat yang mendekati 'real time'. Hal ini telah banyak dilakukan dengan modem dan telepon atau melalui leased line, VSAT, Frame Relay. Masalah utama adalah biaya, terutama untuk perusahaan yang tidak terlalu besar. Contoh aplikasi lain adalah untuk monitoring sistem keamanan rumah tinggal secara jarak jauh, ketika kita berpergian ke luar kota atau bahkan ke luar negeri. Banyak sistem keamanan yang memberikan kemungkinan monitor melalui jalur telepon, tapi kalau kita di luar negeri pulsa yang kita bayar bisa luar biasa mahalnya.
Dengan memanfaatkan banyaknya tersedia fasilitas e-mail gratis yang mendukung sistem POP3, maka ini dimungkinkan untuk melakukan pembacaan sensor jarak jauh. Ide dasar adalah hasil output sensor akan dirubah ke dalam suatu file dengan format tanggal, status sensor dan informasi lainnya, katakan 'sensor.dat'. Kemudian file ini secara periodik (misal 30 menit) dikirim melalui SMTP ke e-mail address tertentu. Maka client/pembaca dapat menggunakan fasilitas POP3 yang akan membaca secara otomatis pada periode tertentu (misal 30 menit) dan mengambil file attachment (misal: sensor.dat) dan diletakkan pada subdirectory tertentu. Kemudian untuk pembacaan data dari file dapat digunakan beragam metode, dari pemrograman biasa atau menggunakan web client-server sistem.
Pada percobaan ini akan dicoba dilihat 'delay' yang terjadi antara pengiriman data dari sensor ke sistem pembaca sensor. Apakah 'delay' tersebut memadai untuk diterapkan secara nyata pada implementasi sebenarnya.
Kata Kunci: monitoring jarak jauh, smtp, pop3, electronic mail, sistem kontrol

Berbagai aktivitas industri memerlukan fasilitas monitoring jarak jauh. Misalkan pusat pabrik ada di Bekasi dan Kantor Pusat ada di Jakarta Utara, maka untuk mengetahui status dari mesin ada beberapa pendekatan yang dilakukan. Dengan melakukan telepon melalui suara untuk melaporkan, menggunakan faksimile, menggunakan modem point-to-point atau menggunakan teknologi Internet dalam hal ini fasilitas e-mail.
Tuntutan ini juga semakin besar pada masalah keamanan, banyak perumahan yang pada waktu siang dalam keadaan kosong, karena penghuninya memiliki aktifitas di luar kantor. Sehingga diinginkan suatu sarana untuk melakukan monitoring status keamanan dari rumah. Beberapa sistem keamanan menggunakan monitoring jarak jauh dengan memberikan nada atau tone ke telepon. Masalahnya adalah sulit untuk memahami nada, memakan biaya jika jaraknya relatif jauh, misalkan berada di luar negeri.
Internet memberikan solusi yang mudah, murah dan handal. Yaitu dengan memanfaatkan teknologi pengiriman dan penerimaan e-mail yang dilakukan secara otomatis serta terjadwal. Di lain hal adalah diberikan juga sarana untuk enkripsi password untuk menghindari pengiriman data palsu. Dan juga tersedianya fasilitas kompresi jika mengharuskan menghandel data monitoring yang relatif besar, sehingga akan menghemat waktu pengiriman dan penerimaan data antara pengirim (pembaca data dari sensor) ke penerima.
Teknologi yang digunakan adalah memanfaatkan kemampuan dari Linux dengan fasilitas cron, procmail yang dikombinasikan dengan kompresi dan security (enkripsi). Untuk pengiriman dan penerimaan akan memanfaatkan sarana dari SMTP dan POP3.
Kendala yang dimungkinkan terjadi adalah besarnya waktu delay yang sulit diduga, karena sangat tergantung dari tingkat kesibukan jaringan Internet, penggunaan resources, fasilitas hardware dan sebagainya. Tetapi dari uji coba sederhana didapatkan hasil yang baik. Secara lengkap rancangan dan hasil percobaan diuraikan pada bagian selanjutnya.

LAMPU SINYAL PERINGATAN PADA KENDARAAN UNTUK MENGEMUDI DI JALAN BEBAS HAMBATAN

Rangkaian Lampu Sinyal ini memerlukan catu daya yang kecil, yaitu sebesar 9 volt. Input tegangan ini akan memberikan arus pada semua komponen termasuk IC dan LED untuk siap bekerja.

Rangkaian ini akan mulai bekerja jika fototransistor yang berfungsi sebagai sensor cahaya mendapat masukan cahaya. Fototransistor beroperasi seperti halnya transistor sebagai penguat. Tetapi fototransistor dikendalikan oleh cahaya, bukan dengan arus listrik. Fototransistor juga menggunakan sepotong germaniumnya pada kawat single emitor. Kaki kolektor fototransistor terhubung dengan pin trigger 2 dari IC-1 yang umumnya tetap bernilai tinggi karena adanya R1.


penghitung waktu akan menghasilkan pulsa tetap ketika tegangan pada pin trigger sebesar Vcc/3. Dan ketika tegangan pulsa trigger sebesar Vcc/3, maka keluaran dari penghitung waktu akan rendah, flip-flop internal pada timer akan menghentikan transistor dalam keadaan tidak mengisi dan menyebabkan keluaran dari timer menjadi tinggi dengan cara mengisi kapasitor eksternal dan menentukan keluaran flip-flop pada waktu yang sama.

Tegangan selanjutnya, akan melalui kapasitor eksternal C1, VC1 akan meningkat secara eksponensial dengan waktu konstan t = RA x C dan mencapai 2 Vcc/3 pada td = 1.1RA x C. Kemudian, kapasitor C1 diisi melalui resistor RA. Semakin besar nilai waktu konstan RAC, lebih lama waktu yang dibutuhkan oleh VC1 untuk mencapai 2Vcc/3. Dengan kata lain, waktu konstan RAC mengendalikan lebar pulsa keluaran.

Pada waktu tegangan yang diberikan pada kapasitor C1 mencapai 2Vcc/3, komparator pada terminal trigger akan mereset flip-flop, menyalakan transistor dalam keadaan tidak mengisi. Pada saat itu, C1 akan mulai mengisi dan keluaran output diubah menjadi rendah. Keluaran dari rangkaian monostable multivibrator diumpankan pada kaki basis transistor T2 melalui resistor R3 dan kaki kolektor bernilai tinggi untuk mereset pin 4 dari IC-2 pada tingkat tinggi. Hal ini mengaktifkan rangkaian astable multivibrator.

Sebuah kapasitor eksternal yang dipasang diluar IC merupakan kapasitor yang umumnya dipasang pada rangkaian-rangkaian tak stabil, yang akan melakukan pengisian muatan melalui resistor yang bernilai 10K dijumlahkan dengan resistor yang bernilai 47K dan akan melakukan pelepasan melalui resistor 47K, sehingga kondisi yang didapat tidak pernah stabil. Kondisi ini dimanfaatkan untuk membangkitkan clock generator pada rangkaian-rangkaian yang membutuhkan pulsa clock. Keadaan ini akan terus berlangsung secara periodik selama rangkaian ini dikenai tegangan. Keluaran pulsa clock akan melewati kaki 3 IC-2 untuk menyalakan dan mematikan rangkaian

Sistem Kendali Digital Otomatisasi Pembangkit Tenaga Listrik

Berbeda dengan sistem kendali diaplikasikan pada peralatan elektronik yang kita gunakan sehari-hari, perkembangan sistem kendali pada pembangkit listrik boleh dikatakan sangatlamban. Bila pada peralatan elektronik seperti telepon, AC, refrigerator, radio dan TV telah digunakan sistem kendali digital modern seperti fuzzy dan neural network, maka pada pembangkit listrik yang umumnya masih dipakai adalah sistem kendali klasik PID (proportional-integral-derivative). Hal ini disebabkan kondisi sistem pembangkit listrik yang sangat kompleks dipandang dari sudut pengendalian Bila peralatan elektronik seperti radio, mesin cuci, dan refrigerator merupakan sistem linier dan umumnya merupakan sistem dengan masukan dan keluaran tunggal (SISO= single input single output), maka pembangkit listrik merupakan sistem dengan masukan dan keluaran banyak (MIMO=multi input multi output) dan bersifat tak llinier. Selain itu umumnya pembangkit listrik memiliki sistem kendali lebih dari satu, masing-masing mengendalikan satu sub-sistem. Karena sub-sistem sub-sistem tersebut bekerja saling berhubungan maka sistem kendalinya pun harus saling berhubungan. Kemudian untuk lebih menjamin keamanan, pada sebagian jenis pembangkit listrik, sistem kendalinya masih dibagi atas sistem kendali proses (prosess control system) dan sistem kendali proteksi (protection control system). Ini memerlukan tingkat otomatisasi yang tinggi yang hanya dapat ditangani oleh digital sistem kendali dengan prosesor komputer paralel.

Kompleksnya sistem pembangkit listrik menyebabkan upaya pemanfaatan kendali digital dilakukan setahap demi setahap. Bagian paling utama yang diupayakan untuk diganti adalah ruang pengendali. Hal ini terutama untuk mengurangi kesalahan yang bersumber dari operator (human error).

Sistem Pengaturan Lampu Lalu Lintas Memakai Logika Fuzzy

Lampu lalu lintas (LL) pada persimpangan jalan memegang peranan penting dalam menentukan kelancaran sebaran kendaraan di jalan-jalan yang mempunyai persimpangan tersebut. Sistem pengendalian lampu LL yang baik adalah jika sistem itu dapat berjalan secara otomatis dan dapat menyesuaikan diri dengan kepadatan LL pada tiap-tiap jalur (bagian dari lengan jalan). Sistem ini dikenal sebagai actuated controller.

Telah dirancang sebuah miniatur simpang empat sederhana dengan sistem pengendalian lampu LL jenis actuated controller (lihat Gambar-1). Sistem ini menggunakan logika Fuzzy. Perangkat keras sistem terdiri atas 8 sensor kepadatan LL untuk mengambil data kendaraan, papan antar muka untuk menghubungkan perangkat keras dengan komputer (PC), dan bagian keluaran yang dihubungkan dengan lampu LL.

Perangkat lunak berfungsi untuk menjalankan dan mengendalikan perangkat keras serta melakukan pengolahan data, ditulis dalam Bahasa C.

logika fuzzy terbukti dapat digunakan untuk memenuhi tujuan pengaturan LL secara optimal. Sistem yang dihasilkan relatif sederhana dan mempunyai fleksibilitas tinggi. Sistem ini dapat diterapkan di kondisi jalan yang berbeda, yaitu lewat penyesuaian ranah (domain) himpunan fungsi keanggotaan masukan dan keluaran (Gambar 2), dan kaidah-kaidah kendali pada FAM (Tabel 1).

Miniatur Sistem Pengaturan Lampu LL ini dapat diperluas, misalnya :

  1. Komputer dibuat terpusat dengan tugas mengkoordinasi beberapa persimpangan (yang tidak harus 4 jumlahnya), terutama yang berdekatan, dengan tujuan supaya sistem-sistem saling membantu dan memperlancar sebaran kendaraan pada suatu daerah.
  2. Dikembangkan ke arah sistem yang adaptif, yaitu bila kondisi kepadatan berubah, maka sistem akan melakukan perubahan bentuk grafik fungsi keanggotaan masukan dan keluaran, serta tabel FAM secara otomatis.

Minggu, 20 Desember 2009

DESAIN DAN IMPLEMENTASI KONTROL LIFT DENGAN PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER MELALUI PERSONAL COMPUTER DESIGN AND IMPLEMENTATION LIFT CONTROLLER USING PR

Sistem otomasi tidak hanya digunakan pada sistem produksi, tetapi juga digunakan dalam berbagai aplikasi lain. Fleksibilitas dan programabilitas dari sistem otomasi memberikan kemudahan pelaksanaan proses suatu sistem sesuai kebutuhan dengan teknologi tinggi. Penggunaan komputer menjadi bagian dari sistem otomasi, dimana komponen dari sistem dikendalikan melalui perangkat lunak untuk melakukan suatu proses.
Prototype sistem monitoring menggunakan pemrograman Programmable Logic Controller (PLC) sebagai sistem pengendali, dengan bahasa statement list pada software FST 4, dan software Visual Basic yang merupakan interface antara mesin dan manusia sehingga dapat melakukan komunikasi secara tidak langsung.
Sistem lift yang ada saat ini jarang yang menggunakan proses monitoring. Dengan proses monitoring user dapat mengetahui kejadian yang terjadi pada lift, sehingga diharapkan dapat membantu operator ataupun perawatan dari lift tersebut. Sistem monitoring yang dibuat adalah sistem online. Dengan demikian data dan informasi dari sistem lift pada PLC akan dikirimkan ke software Visual Basic pada PC. Sehingga user dapat melihat proses sistem lift melalui visualisasi pada program VB tersebut.
Pada tahap pengujian, dilakukan pengujian program yang meliputi pengujian program PLC, komunikasi antara PLC dan PC dan pengujian visualisasi VB. Hasil dari pengujian yang dilakukan, menunjukkan aplikasi sistem pengontrol PLC dan monitoring pada program VB ini mampu merespon lingkungan fisik seperti sensor dan tombol, yang akan ditampilkan pada layar komputer dan mampu menyediakan informasi yang dibutuhkan untuk mengetahui keadaan nyata pada sistem setiap saat.

Pintu Geser Otomatis

Sebuah komputer mampu mengendalikan sebuah rangkaian alat elektronika menggunakan sebuah chip IC yang dapat diisi program dan logika yang disebut teknologi Mikroprosesor. Pintu Geser Otomatis adalah sebuah rangkaian simulasi dari kerja sensor yang dapat menggerakan sebuah motor stepper secara otomatis sehingga motor ini dapat menggeser sebuah miniatur pintu. Cara kerja dari alat ini adalah berbasis mikroprosessor. Bahasa pemograman yang digunakan adalah bahasa pemograman tingkat rendah (Low level language) Assembler yang di isi pada sebuah chip IC.

Berdasarkan perancangan, pembuatan, pengujian dan pengoperasiannya dapat dinyatakan bahwa prototipe Pintu Geser Otomatis bekerja sesuai dengan kondisi yang diharapkan. Hal ini mengindikasikan bahwa miniatur pintu yang dibuat dapat diimplementasikan ke bentuk yang sebenarnya.

Pada saat ini, teknologi semakin berkembang dengan sangat cepat dan semakin canggih. Perkembangan teknologi ini pastinya sangat berkaitan dengan perkembangan teknologi komputer. Dimana teknologi komputer merupakan pendukung bahkan penggerak kemajuan teknologi informasi pada jaman sekarang ini. Dan tidak bisa dipungkiri bahwa ilmu elektronika sangat berpengaruh kepada perkembangan Teknologi. Sebuah komputer mampu mengendalikan sebuah rangkaian alat elektronika menggunakan sebuah chip IC yang dapat diisi program dan logika yang disebut teknologi Mikroprosesor.

Mikroprosesor merupakan salah satu ilmu dalam bidang elektronika yang dipelajari pada perkuliahan jurusan Sistem Komputer. Kemudian timbul gagasan untuk mengimplementasikan sebuah alat berbasis mikroprosesor yang serba otomatis dan efisiensi. Maka penulis membuat sebuah penelitian ilmiah yang di beri judul ?PINTU GESER OTOMATIS?. Adapun alat tersebut merupakan serangkaian komponen elektronika berbentuk prototype sebuah pintu yang dapat bergeser secara otomatis yang dikontrol menggunakan program mikrokontroler.

Bahasa pemograman yang akan digunakan adalah bahasa pemograman tingkat rendah (Low level language) Assembler yang di isi pada sebuah chip IC. Kerena itulah penulis mencoba menganalisa dan mempelajari lebih dalam tentang membuat sebuah alat elektronika berbasis mikroprosesor yang dikendalikan oleh bahasa pemograman Assembler yang dapat menggerakkan sebuah prototype pintu yang dapat bergeser secara otomatis. Dan penulis bisa belajar memahami fungsi, karakteristik, serta cara kerja dari alat yang kami buat dan berusaha menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Sistem Data Akuisisi melalui Jaringan Internet Study Kasus Pengukuran Suhu Ruangan dengan Sensor DS1621

Sensor di bidang industri maupun yang lainnya sangat dibutuhkan karena dengan adannya sensor maka bidang-bidang industri dapat dengan mudah dapat mengendalikan peralatan dari jarak jauh. Sensor dapat dimanfaatkan jika terdapat rangkaian ADC maupun DAC dan dibutuhkan suatu kalibrasi agar sensor dapat mengukur suatu besaran dengan tepat. Dengan menggunakan sensor DS1621 maka hal itu tidak diperlukan karena DS1621 tersebut merupakan suatu sensor yang ?pintar? (Intelegent Sensor). DS1621 ini tidak membutuhkan microcontroller dan tidak membutuhkan kalibrasi.

Perancangan Alat Pengukur Suhu Ruangan Dengan Sensor DS1621 Melalui Jaringan Internet Berbasis Personal merupakan suatu alat yang menggunakan DS1621 untuk penyensoran suhunya. Data yang dikirim oleh sensor suhu dapat diambil melalui jaringan internet sehingga peralatan ini dapat diakses dari manapun asalkan terhubung dengan internet. Rangkaian ini memiliki suhu dari -20…….+125 C. Software yang digunakan untuk menampilkan hasil pengukuran suhu adalah HTML. Penggunaan Windows 2000 server sebagai server pada perancangan ini sangatlah membantu. Karena membuat hampir segala aktifitas komputer menjadi lebih mudah, cepat dan berintegrasi penuh dengan internet karena terdapat DNS(Domain Name System) dan IIS(Internet Information Service).

Sabtu, 19 Desember 2009

METODE PENGONTROLAN TEMPERATUR KOLAM IKAN KERAPU BERBASIS MIKROKONTROLER AT90S8515

Perancangan Perangkat Keras

Blok diagram dari sistem yang dibuat pada perancangan Tugas Akhir ini secara keseluruhan dapat dilihat pada Gambar 3.1.

Gambar 3.1 Diagram blok perancangan perangkat keras

• Perangkat yang Digunakan:

1. Sistem Minimum Mikrokontroler AT90S8515
2. Pengontrol Tegangan AC
3. Zero Crossing Detector
4. Sensor Temperatur dan Penguat Operasional
5. Rangkaian ADC
6. Rangkaian Display
7. Perancangan Unit Masukan
8. Catu Daya DC

DAFTAR PUSTAKA
http://www.scribd.com/doc/23698336/Proposal-Skripsi-mikrokontroler

PENDETEKSI KADAR ALKOHOL BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51 DENGAN SENSOR ALKOHOL AF63

Heris Setyawan
Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik, Universitas Negeri Malang
Abstrak

Tingkat-tingkat keracunan tubuh sebagai akibat penggunaan minuman beralkohol mempunyai presentasi sebagai berikut: (1) kurang dari 10% akan berakibat perubahan-perubahan kecil, hanya dapat diketahui melalui tes khusus. (2) antara 10% sampai dengan 15% akan mengakibatkan emosi yang tidak stabil, respon yang lambat terhadap rangsangan. (3) kadar 15% sampai dengan 25% akan mengakibatkan kebingungan, bicara tidak menentu, jalan terhuyung-huyung (mabuk). (4) kadar 25% sampai dengan 35% akan mengakibatkan seseorang menjadi tidak sadar serta gerakan-gerakan ototnya tidak terkoordinir, dan (5) kadar alkohol diatas 45%, akan berakibat pada kematian.

Untuk menanggulangi adanya pemalsuan kadar alkohol maka diperlukan suatu alat yang dapat mendeteksi secara benar berapa kandungan alkohol dalam larutan. Sistem ini bekerja dengan cara mendeteksi uap dari alkohol itu sendiri, alkohol yang akan kita ukur berapa kadarnya terlebih dahulu kita letakkan pada gelas sample yang telah disediakan. Sensor akan bekerja jika tombol start diaktifkan. Cara kerja dari sensor AF 63 adalah dengan cara menaikkan suhu pada heater rangkaian, perubahan suhu pada heater itu sendiri akan merubah resistansi dari sensor. Keluaran sensor akan diolah oleh pengondisi sinyal dan hasilnya akan dikonversi oleh rangkaian ADC. Output ADC akan oleh Mikrokontroller dan keluaran akhirnya akan ditampilkan pada LCD. Oleh karena kemampuan sensor yang sangat terbatas dalam mendeteksi kadar alkohol, maka data yang nantinya akan ditampilkan pada LCD tidak dapat tepat menunjukan berapa persen kandungan alkohol dalam larutan. Hal ini bisa diatasi dengan memberikan range pada setiap kadar alkohol yang dideteksi.

Kesimpulan dari perancangan sistem pendeteksi kadar alkohol ini adalah: (1) Sistem ini mampu mendeteksi kadar alkohol dari 0% hingga 45%, (2) Selang waktu sensor dapat mendeteksi sampel larutan alkohol adalah sampai dengan mendisplaykan pada LCD adalah kurang lebih 1 menit.
KATA KUNCIi: Alkohol, AF 63, Mikrokontroller, LCD
DAFTAR PUSTAKA
http://karya-ilmiah.um.ac.id/index.php/TE/article/view/3753

APLIKASI FUZZY LOGIC UNTUK PENGENDALI PENERANGAN RUANGAN BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA8535

Suatu penerangan ruang diperlukan oleh manusia untuk mengenali objek secara visual. Penerangan mempunyai pengaruh terhadap fungsi sebuah ruangan. Oleh karena itu diperlukan lampu sebagai sumber penerangan utama yang dapat menunjang fungsi ruangan. Umumnya untuk pengaturan penerangan ruangan digunakan prinsip on-off. Pengaturan penerangan dengan prinsip on-off hanya berdasarkan pada kondisi gelap terang ruangan, tanpa menghiraukan kontribusi dari luar. Hal ini sering mengakibatkan ketidaknyamanan dan ketidakefisienan penggunaan energi listrik. Oleh karena itu diperlukan pengaturan penerangan yang dihasilkan lampu.

Prinsip kendali yang digunakan adalah kendali fuzzy. Sistem inferensi fuzzy yang digunakan pengendali penerangan ruangan ini adalah Metode Mamdani. Komposisi aturan menggunakan operator OR (union), sedangkan untuk defuzzifikasi digunakan metode MOM (Mean of Maximum). Sebagai pengendali utama pada sistem menggunakan miktokontroller ATmega8535 dengan input dari sensor cahaya (LDR). Output dari pendendali selanjutnya ditampilkan LCD M1632 sebagai penampil dan sebagai input rangkaian pengatur tegangan. Sistem ini bekerja di dalam ruangan (in door) menggunakan maket rumah dengan tiga ruangan sebagai model.

Dalam pengujian perangkat keras dan lunak, diketahui bahwa sistem pengendalian penerangan ruangan ini dapat menghemat energi. Dari pengujian sensor cahaya diperoleh hubungan antara luminansi dan tegangan yang mendekati linier, sehingga pengendalian dengan mikrokontroler ATmega8535 dapat bekerja dengan baik.

Kata kunci: Pengendali Fuzzy, Iluminasi, Mikrokontroler ATmega8535

DAFTAR PUSTAKA
http://digilib.unnes.ac.id/gsdl/collect/skripsi/index/assoc/HASH6d95.dir/doc.pdf

Jumat, 18 Desember 2009

APLIKASI MIKROKONTROLLER AT89S51 DALAM SISTEM MEMBUKA DAN MENUTUP PINTU GERBANG SECARA OTOMATIS

INTISARI
Khamid Asnan. 2007. Aplikasi Mikrokontroller AT89S51 dalam Sistem Membuka
dan Menutup Pintu Gerbang Secara Otomatis. Skripsi. Jurusan Teknik Elektro
S1, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang. Pembimbing: Selo, S.T, M.T,
M.Sc.

Otomasi industri yang semakin berkembang menjanjikan kemudahan dalam kehidupan manusia. Kemudahan dalam mengoperasikan suatu peralatan elektronik merupakan keinginan bagi para konsumen. Jarak, waktu, dan tenaga menjadi salah satu kendala dalam pengoperasian sejumlah peralatan elektronik. Sehingga harapan kemudahan itulah yang mengakibatkan perkembangan teknologi dari keinginan manusia yang tak terbatas. Mereka berharap bisa melakukan efisiensi waktu dan tenaga yang akan memperlancar rutinitas kerja sehari-hari.
Dalam hal membuka dan menutup pintu gerbang sekalipun manusia berharap bisa mengendalikan secara otomatis. Maka digunakanlah gelombang radio yang dipancarkan dari pemancar yang memberikan sinyal untuk operasi pengendalian tersebut. Sinyal radio dibangkitkan dari rangkaian osilator yang mengirimkan pulsapulsa yang mewakili perintah-perintah dalam operasi pengendalian sistem tersebut.
Sinyal tersebut diterima oleh rangkaian penerima untuk operasi pengendalian gerak motor dalam operasi membuka dan menutup pintu gerbang secara otomatis. Keamanan juga merupakan hal yang vital dalam sistem ini, karena itu digunakan sistem penguncian dan aplikasi mikrokontroller AT89S51. Tujuan penggunaan mikrokontroller ini adalah untuk membuat sistem keamanan dengan hak akses terbatas sehingga tidak setiap orang bisa mengetahui kombinasi tombol yang digunakan. Output dari rangkaian penerima tidak langsung untuk menggerakkan motor, tetapi diproses saat masuk ke port mikrokontroler sehingga bekerja bila dilakukan penekanan dengan kombinasi tombol tertentu.
Sistem kendali dalam piranti ini akan berjalan jika dilakukan dengan benar sesuai instruksi. Sehingga sistem kendali tersebut bisa diandalkan efektifitas dan keamanannya dalam memperlancar aktifitas rutin manusia.


DAFTAR PUSTAKA
http://digilib.unnes.ac.id/gsdl/collect/skripsi/index/assoc/HASH6d95.dir/doc.pdf

Selasa, 15 Desember 2009

TIMBANGAN BERAT BADAN DAN TINGGI BADAN DENGAN OUTPUT SUARA

Pada bagian ini akan dijelaskan tentang perancangan sistem yang dibagi atas dua bagian utama yaitu perancangan perangkat keras dan perancangan perangkat lunak. Dalam perancangan ini diperhatikan kondisi alat timbang badan pada nilai pendekatan yang menunjukkan nilai stabil dari pembacaan yang dilakukan terhadap obyek yang terukur.

Perancangan sistem hardware

Pada perancangan hardware menguraikan proses pengolahan sinyal tegangan yang dihasilkan melalui alat ukur dalam hal ini load cell sebagai pengukur berat dan resistor geser yang dihasilkan dari sistem gulungan email sebagai pengukur tinggi badan. Dari kedua alat tersebut diolah hingga menghasilkan suara melalui proses digital. Proses pengolahan tegangan tersebut seperti pada blok diagram berikut ini.


Gambar 3.1 Diagram blok pengolahan tegangan pada sistem timbang badan


Sensor berat dan tinggi badan

Pada sistem penimbang tinggi badan ujung-ujung kumparan geser diberikan tegangan 5 volt sedangkan penggeser menggunakan batang ferit dimana titik pergeseran ferit tersebut menghasilkan tegangan keluaran berdasar prinsip resistor pembagi tegangan. Sehingga pada sistem pengukur tinggi badan ini menggunakan prinsip rangkaian sebagai berikut :



Gambar 3.2 Rangkaian detektor tegangan pada resistor geser


Dengan prinsip rangkaian diatas maka semakin tinggi ferit maka semakin besar tegangan yang dihasilkan oleh sistem ini. Pada penimbang berat badan menggunakan sensor berat jenis load cell dimana pada sensor ini merupakan jenis transducer yang akan langsung menghasilkan nilai tegangan dari perubahan tekanan yang membebani sensor tersebut. Kenaikan tegangan pada sensor ini terjadi secara linier dimana seiring penambahan beban maka tegangan yang dihasilkan pada sisi keluarannya akan secara linier naik.

Jumat, 11 Desember 2009

IMPLEMENTASI RANGKAIAN ELEKTRONIKA MENGGUNAKAN TEKNOLOGI SURFACE MOUNT

Suherman1
1) Staf Pengajar Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik USU

Salah satu perkembangan perangkat elektronika adalah miniaturisasi, yakni pengurangan pada volume perangkat. Dan teknologi yang berperan penting dalam proses miniaturisasi adalah teknologi Surface Mount. Teknologi Surface Mount adalah teknologi komponen elektronika terintegrasi dengan cara peletakan (mounting) komponen secara langsung pada permukaan (surface) PCB. Teknologi ini menggantikan teknologi sebelumnya, yakni teknologi thru hole (through hole), dimana dalam pemasangannya dilakukan proses pelubangan pada PCB. Beberapa keuntungan penggunaan komponen Surface Mount dibandingkan thru hole antara lain adalah, memiliki komponen yang lebih kecil sehingga mengurangi volume rangkaian (denser layout), mengurangi biaya produksi, memerlukan catudaya lebih rendah, pemasangan PCB lebih mudah karena tanpa pelubangan juga mempermuda proses perakitan otomatis. Selain itu, kebanyakan perangkat RF memerlukan jumper yang pendek untuk mengurangi interferensi, Surface Mount sangat mendukung hal ini. Surface mount juga memiliki frekuensi respons dan ketahanan EMI/RFI yang lebih baik.

IMPLEMENTASI SISTEM STEP by STEP SWITCHING MENGGUNAKAN KOMPONEN TERINTEGRASI

Suherman
1) Staf Pengajar Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik USU


Sentral yang menggunakan sistem step by step switching telah lama ditinggalkan. Teknologi telah beralih ke sistem switching digital common control, bahkan berbasis packet switching khususnya penggunaan IP based Network. Namun demikian, teknologi switching step by step yang dahulu berbasis sistem mekanis masih dapat diperbaharui dengan memanfaatkan komponen terintegrasi (integrates cicuit, IC). Sistem switching step by step dengan komponen terintegrasi ini dapat dimanfaatkan untuk membentuk sistem PABX kapasitas kecil. Karena dibentuk dengan memanfaatkan komponen terintegrasi, teknologi ini memungkinkan untuk diimplementasikan dalam bentuk IC tunggal (Application Specipic Integrated Circuit, ASIC). Sehingga akan diperoleh komponen PABX mini yang lebih sederhana dibandingkan PABX berbasis microcontroller.

Pemodelan Matematis Beban Tersebar Sebagai Beban Terpusat pada Sistem Distribusi 20 kV untuk Studi Aliran Daya

I Made Ginarsa dan I Made Ari Nrartha
Dosen Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Mataram
Tel. +62-370-636126 Fax. +62-370-636126
E-mail : kadekgin@telkom.net dan nrartha@gmail.com

Studi Aliran daya pada sistem distribusi kadangkala tidak efektif untuk kasus sistem distribusi radial yang memiliki gardu distribusi cukup banyak. Ketidakefektifan ini disebabkan model bus untuk gardu distribusi merupakan bus beban dalam studi aliran daya. Diperlukan model matematis beban (gardu distribusi) tersebar sebagai beban terpusat untuk mengurangi gardu distribusi tersebar. Pada penelitian ini diusulkan pemodelan matematis beban terpusat menggunakan rumusan titik pusat massa (TPM) dengan acuan model beban terpusat. Model diuji dengan aliran daya MATPOWER versi 3.0.0. untuk validitas model diukur dengan % error (daya terkirim (Ps dan Qs), magnitude dan sudut tegangan terima) dengan kondisi real (beban tersebar). Sistem distribusi yang diacu adalah Sistem Distribusi Standar (SPLN) dan diimplemetasikan pada Penyulang Gunung Sari, Lombok.
Sistem distribusi tegangan menengah (20 kV), pusat-pusat beban dilayani oleh gardu distribusi. Gardu distribusi merupakan sebuah trafo penurun tegangan dari tegangan 20 kV ke tegangan 380/220 V. Gardu-gardu distribusi ini tersebar sepanjang saluran distribusi, tergantung dari jumlah dan kapasitas beban yang dilayani.

Perancangan Kapasitor Jalan untuk Mengoperasikan Motor Induksi 3-Fasa pada Sistem Tenaga 1-Fasa

Zuriman Anthony
Jurusan Teknik Elektro, Institut Teknologi Padang
Jl. Gajah Mada Kandis Nanggalo Padang, SUMBAR – INDONESIA
Phone: 085669006218
email: zurimananthony@yahoo.com


Metode pengoperasian motor induksi 3-fasa pada sistem tenaga listrik 1-fasa dengan menggunakan kapasitor telah berkembang dengan baik. Metode ini digunakan karena mempunyai respon kecepatan yang cepat pada motor, arus start yang kecil dan perbaikan faktor daya hingga mendekati satu. Karakteristik motor saat beroperasi tergantung dari letak dan nilai kapasitor jalan yang digunakan pada motor. Penelitian ini dimaksudkan untuk membuatkan metode baru dalam meletakkan dan memilih kapasitor jalan untuk mengoperasikan motor induksi 3-fasa pada sistem tenaga listrik 1-fasa. Data motor yang digunakan adalah motor induksi 3-fasa 1,5 kW; 220/380V; Δ/Y; 50 Hz; 6,2/3,6A; 1400 rpm; kelas B; factor daya 0.84 tertinggal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa motor bekerja lebih baik dan lebih efisien jika kapasitor jalan diletakkan pada sisi kumparan dengan impedansi yang lebih besar. Motor dapat bekerja dengan menggunakan kapasitor 25,9μ F pada beban 95,14%, kecepatan 1400 rpm, faktor daya 0,99 mendahului, dengan distorsi harmonik arus yang lebih rendah.

RELE TEGANGAN ELEKTRONIK
T.Ahri Bahriun 1)
1) Staf Pengajar Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik USU

Salah satu alat proteksi yang sangat dibutuhkan untuk mengamankan peralatan listrik ialah rele tegangan. Rele ini berfungsi untuk memantau tegangan dan akan memberikan sinyal melalui kontak-kontak keluarannya, jika tegangan yang dipantau lebih besar dari nilai maksimum atau lebih kecil dari nilai minimum yang diperkenankan. Rele ini umumnya bekerja secara elektronik dan rangkaian yang digunakan sangatlah sederhana, sehingga mudah untuk dipahami. Tulisan ini mencoba membahas suatu rangkaian rele tegangan yang sangat sederhana.
Prinsip Kerja Dasar
Rele tegangan elektronik umumnya mendeteksi besarnya tegangan melalui trafo tegangan atau yang lebih dikenal sebagai PT (potensial transformer). PT berfungsi untuk menurunkan tegangan yang masuk ke rele dan sekaligus mengisolasi rele dari tegangan rangkaian yang diukur. Masukan PT umumnya adalah 110V atau 220V sedangkan keluarannya adalah tegangan yang berkisar antara 12V hingga 24V, tergantung dari rangkaian yang digunakan. Tegangan keluaran PT ini selanjutnya dibandingkan dengan dua tegangan acuan, sebut saja VA untuk tegangan acuan atas dan VB untuk tegangan acuan bawah. Jika tegangan keluaran PT lebih besar dari VA maka rele keluaran pertama akan diaktipkan. Sebaliknya jika tegangan keluaran PT lebih kecil dari VB maka rele keluaran kedua yang akan diaktifkan Untuk memudahkan proses perbandingan maka besaran yang dibandingkan adalah tegangan searah. Untuk itu maka tegangan keluaran PT harus terlebih dahulu diubah menjadi tegangan searah. Besarnya tegangan searah yang dihasilkan selanjutnya dibandingkan dengan tegangan acuan yang dapat diatur. Agar dapat mengabaikan kelebihan atau kekurangan tegangan yang berlangsung sesaat (transient), maka rele tegangan biasanya dilengkapi dengan rangkaian tunda (delay) yang dapat menunda kerja kontak keluaran. Lamanya tundaan waktu dapat diatur, umumnya berkisar antara 0 hingga 10 detik.

SISTIM AKUISISI DATA

F. Rizal batubara1)
1) Staf Pengajar Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik USU


Sistem akuisisi data dapat didefinisikan sebagai suatu sistem yang berfungsi untuk mengambil, mengumpulkan dan menyiapkan data, hingga memprosesnya untuk menghasilkan data yang dikehendaki. Jenis serta metode yang di pilih pada umumnya bertujuan untuk menyederhanakan setiap langkah yang dilaksanakan pada keseluruhan proses. Suatu sistem akuisisi data pada umumnya dibentuk sedemikian rupa sehingga system tersebut berfungsi untuk mengambil, mengumpulkan dan menyimpan data dalam bentuk yang siap untuk diproses lebih lanjut.
Sistem akuisisi data menkonversikan besaran fisis sumber data ke bentuk sinyal digital dan diolah oleh suatu komputer. Pengolahan dan pengontrolan proses oleh komputer memungkinkan penerapan akuisisi data dengan software. Konfigurasi sistem akuisisi data dapat di lihat dari banyaknya tranduser atau kanal yang digunakan, kecepatan pemrosesan data, dan letak masing-masing komponen pada sistem akuisisi data.

Rabu, 09 Desember 2009

IDENTIFIKASI PANAS OBJEK MENGGUANAKAN CITRA TERMAL

Fotografi intramerah adalah suatu teknik dalam bidang fotografi untuk merekam cahaya yang tidak dapat dilihat secara langsung dengan mata.Oleh karena itu,diperlukan penapis yang menyaring hampir semua spektrum cahaya yang dilihat oleh kita.Penapis juga berfungsi untuk melewatkan cahaya inframerah(IR),sehingga bisa diteruskan ke kamera,dengan catatan bahwa sensor atau film dalam camra tersebut harus sensitif terhadap cahaya inftamerah.Ketika teknik tersebut digunakan maka hasil dari foto inframerah dapat menjadi foto hitam-putih yang kontras contohnya warna daun yang hijau segar akan terlihat putih.
Dari penelitian yang dilakukan sebagai penapis digunakan negatif film dan penapis Hoya yang dipasang pada masing-masing lensa kamera digital.Kamera digital yang digunakan terdiri dari dua jenis yaitu Finepix A400 dan Nikon D40X.Penapis negatif film yang digunakan terdiri dari empat jenis yaitunegatif film,hitam putih serta negatif film warna afdruk dan non afdruk.Masing-masing negatif film tersebut dilakukan pembakaran dengan intensitas cahaya matahariyang berbeda dari yang paling rendah hingga yang sangat tinggi.Sedangkan untuk penapis Hoya digunakan jenis R72 dan RM90.selanjutnya dari semua jenis penapis tersebut akan dilakukan perbandingan.
Dari hasil penelitaian serta perbandingan yang dilakukan didapatkan kesamaan yang terletak pada hasil pengambilan gambar masing-masing kanera digital menggunakan penapis negatif film warna dengan pencuci dan menggunakan penapis Hoya R72

DAFTAR PUSTAKA
http://skripsi.ee.unila.ac.id /

RANCANG BANGUN MONITOR KUALITAS UDARA SEKITAR BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 8535 DENGAN PENAMPIL DOT

Perencanaan udara saat ini telah sampai pada tahap yang mengkhawatirkan seiring perkembangan industri dan produksi kendaraan bermotor yang sangat pesat.sistem monitor kualitas udara yang dapat menampilkan kondisi udara dan suhu serta kelembaban diharapkan dapat dijadikan sebagai solusi untuk menghindari dampak buruk masalah polusi udara.
Penelitian dilakukan dengan membuat perangkat sistem monitoring kualitas udara menggunakan sensor TGS 2600 dan sensor SHT 11 untuk suhu dan kelembaban,sebagai pengolah data pada sensor digunakan ATMEGA 8535 dan basic stamp.Dan untuk display,rangkaian dot mattrix menggunakan mikrokontroler ATMega 8535dan komunikasi serial untuk menampilkan data dari sensor.
Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah kondisi udara yang ditampilkan pada display dot matrix dengan berbagai sumber polusi dan kondisi ruang.Data yang ditampilkan berupa running text dari kondisi udara,suhu dalam satuan Celcius dan kelembaban dalam satuan %RH.Kondisi udara mengacu pada satu jenis polutan gas,yaitu kadar CO

Key words:polusi udara,mikrokontroler,sensor,display,runningtext

DAFTAR PUSTAKA
http://skripsi.ee.unila.ac.id/

Minggu, 29 November 2009

DESAIN DAN SISTEM PENGENDALIAN ROBOT BERODA PEMADAM API

Samuel Kristiyana
Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri
Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta
Jl. Kalisahak no.28 Balapan Yogyakarta 55222

Pembangunan desain robot beroda adalah meliputi pembuatan dan penyatuan sistem-sistem yang pertama sistem mekanik, kedua system elekronik, dan ketiga sistem pemrograman yang meliputi pembuatan algorithma dan program pada sistem pengendalian yang diaplikasikan pada robot. Pembuatan sistem mekanik yang sesuai dan rapi merupakan penunjang adanya pergerakan robot yang dinamis. Pembuatan sistem elektronik pada robot harus tepat dengan piranti mekanik yang akan digerakan. Penerapan sensor yang tepat sangat mempengaruhi penginderaan robot ketika robot melakukan pergerakkan dalam melaksanakan tugas yang diberikannya. Penerapan sistem pengendalian dengan menggunakan IC mikrokontroler sebagai komponen utama pengendalian tertanam robot adalah sangat efektif, karena bentuk fisik yang kecil, fitur yang lengkap dan kemampuannya dapat dihandalkan. Kecerdasan (Intelligent) robot ditentukan oleh adanya algorithma pemrograman yang baik, sehingga pembuatan kecerdasan robot ini dapat dilakukan dengan penerapan kecerdasan buatan atau AI (Artificial Intelligent) bagi robot, yaitu melalui pembangunan algorithma pemrograman yang cerdas dan bervariasi.
Dalam proses pemadaman api, robot memerlukan kipas yang dapat menghasilkan tekanan (tiupan) udara yang kuat, sehingga dapat dengan cepat memadamkan api (candle). Piranti yang digunakan oleh robot untuk memadam-kan api adalah kipas kecil (small blower) yang dibangun dari sebuah motor DC dengan driver motor. Driver motor yang digunakan adalah menggunakan IC L293D.

PENGENDALIAN JARAK JAUH PERANGKAT ELEKTRONIK DENGAN GELOMBANG RADIO

Agus Saparna, Gatot Santoso
Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri
Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta
Jl. Kalisahak no.28 Balapan Yogyakarta 55222

Peralatan elektronika dituntut harus dapat dioperasikan jarak jauh tanpa harus mendekati atau menyentuh peralatan tersebut. Dengan menggunakan gelombang radio, jarak jangkaunya lebih jauh/luas, dapat menembus penghalang, pengoperasiannya tanpa harus mengarahkan pada sensor. Gelombang radio atau gelombang elektromagnetik dapat digunakan untuk pengiriman sinyal DTMF pada peralatan elektronik. Sedangkan cara kerja sistem secara keseluruhan adalah:
1.Penekanan salah satu tombol key pad pada rangkaian pemancar akan menyebabkan DTMF encoder membangkitkan sebuah sinyal kendali dengan frekuensi tertentu (berupa nada/tone),
2.Sinyal keluaran DTMF dimodulasi oleh rangkaian pemancar FM.
3.Gelombang elektromagnetik dipancarkan ke segala arah dan dapat menembus dinding pembatas, dan akan diterima oleh rangkaian penerima radio FM melalui antena penerima.
4.Gelombang elektromagnetik yang diterima oleh antena tersebut diubah menjadi sinyal elektris dan diperkuat oleh penguat RF 88 – 108 MHz.
5.Sinyal yang telah mempunyai amplitudo lebih besar bersama sinyal yang dihasilkan oleh osilator masuk ke bagian mixer. Sinyal yang dihasilkan mixer berupa frekuensi tengah (IF = Intermediate Frequency).
6.Sinyal ini kemudian diumpankan ke bagian demodulator FM menjadi sinyal nada (tone) kembali sehingga rangkaian dekoder DTMF akan menguraikan sinyal DTMF menjadi kode-kode digital dalam bentuk biner empat bit.
7.Kode-kode biner dari keluaran dekoder DTMF masuk ke rangkaian saklar oneshoot kemudi relay yang ditentukan oleh R (tahanan) dan SCR.
8.Resistor 4K7 yang terhubung pada masing-masing keluaran IC MT 8870 berguna untuk membuang muatan dengan digroundkan, tujuannya agar keluaran dari MT 8870 tidak terkunci (latch).
9.Resistor yang terhubung pada SCR kemudi relay bertujuan untuk me-nentukan waktu untuk mengonkan transistor kemudi relay.

Selasa, 17 November 2009

JAM DIGITAL DENGAN OUTPUT SUARA

JAM DIGITAL DENGAN OUTPUT SUARA
Pembuatan alat ini didasarkan dari keinginan untuk mempermudah orang buta untuk mengetahui waktu dengan mudah.Oleh karena itu dibuat jam digital yang dapat mengluarkan suara.Dengan penambahan kemampuan untuk menyatakan hari,tanggal dan alarm membuat jam tersebut menja lengkap.jam ini dibuat dengan menggunakan sebuah ikrokontroller yang mengatur komponen lainnya seperti LCD(iquid Crystal Display),RTC (Real Time Clock) dan APR6008(IC suara).Data waktu,hari dan tanggal diambil dari RTC ditampilkan pada LCD dan suara disimpan di APR6008.Jam ini menggunakan dua macam power supply, yaitu baterai 9 volt atau supply 9 volt.Jam ini dilengkap dengan keypad untuk menontrol jam tersebut,antara lain untuk mengatur jam, hari, tanggal maupun alarm dan untuk membunyikan suara yang menunjukkan waktu atau tanggal sekarang.Dari hasil penelitian didapat ketepatan waktu yang cukup baik,sehingga tidak perlu sering mencocokkan jam maupun menitnya.suara yang dikeluarkan cukup keras sehingga dapat didengar pemakai hingga lebih kurang 2 meter


DAFTAR PUSTAKA
SUGIANTO,ANTON(2003),PERTA UNIVERSITY

Senin, 26 Oktober 2009

PINTU OTOMATIS BERPENGUNCI WAKTU BERBASIS MIKROKONTROLER AT89C51

Mujiman . Andi Wahyu Widodo
Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri
Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta

Pada penelitian ini, penulis menggunakan Mikrokontroler AT89C51 sebagai perangkat utama kendali sistem. Mikrokontroler memperoleh informasi dari masukkan sensor infra merah dengan phototransistor sebagai penerima untuk melakukan tidakan interupsi, berupa pelaksanaan tindakan buka pintu dan menutupnya setelah sensor tidak terhalang dengan terlebih dahulu memeberikan pewaktuan sebagai jeda waktu seseorang melintasi pintu. Sensor batas gerak berupa 4 buah optocoupler sebagai fungsi batas buka dan tutup pintu, dengan sistem pewaktuan berupa jam yang ditampilkan pada empat buah seven segment.
Sebagai sebuah sarana otomatisasi, alat ini berfungsi sebagai penguncian berdasarkan waktu, hingga dapat berdiri sendiri sebagai sistem keamanan otomatis. Sedangkan sebagai sebuah sistem dengan keluaran mekanis, sistem ini bekerja melakukan pengaturan motor DC, sebagai pengerak mekanis yang digunakan untuk mengerakan pintu.
Sebagai sistem penguncian berdasarkan waktu Alat ini dilengkapi dengan penampil seven segmen, penampil tersebut digunakan untuk tampilan jam, Tampilan tersebut merupakan sistem pewaktuan yang diwujudkan untuk menandai konsep penguncian berdasarkan waktu. Proses pergerakan pintu diwujudkan dengan pengerak 2 motor DC, dengan perwujudan gerakan mekanis untuk mengerakan ke dua pintu mengeser kekanan dan kiri.

DAFTAR PUSTAKA
Andi, Paulus Nalwan, 2003, Teknik Antar Muka dan Pemrograman Mikrokontroler AT89C51, Elek Media Komputindo. Jakarta.
Atmel, 1997, Flash Microcontroller architectural Overview. Atmel Inc, Http://www.atmel.com, USA
Bishop, Owen., 2002, Dasar-Dasar Elektronika, PT. Erlangga, Jakarta
Ibrahim, K.F. dan Santosa Insap., 1996, Teknik Digital, Penerbit ANDI, Yogyakarta.
Putra, Agfianto E., 2002, Belajar Mikrokontroler AT89C51/52/55, Gava Media, Yogyakarta.

APLIKASI IC ISD 2590 SEBAGAI PESAN PADA SAKLAR OTOMATIS LAMPU PENERANGAN

Slamet Hani
Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri
Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta
Jl. Kalisahak no.28 Balapan Yogyakarta 55222

Aplikasi IC ISD 2590 adalah sebuah rangakain pengirim pesan, rangkaian tersebut menggunakan detector sinyal suara atau yang disebut Mic Codenser. Detektor ini akan mengaktifkan rangkaian jika sinyal suara tinggi tertangkap dan seterusnya akan dikirim ke relay. Di sini, rangkaian perekam pesan suara menggunakan sebuah IC ISD 2590 yang dapat merekam selama 90 detik, hanya dengan merekam dalam beberapa detik, IC ISD 2590 dapat menyimpan ke dalam Memory Voice yang tersedia.
Pada proses perekaman, suara yang dihasilkan pada perekam sangat dipengaruhi oleh kondisi atau tingkat kebisingan daerah sekitarnya. Dengan menggunakan Mic Codenser sebagai pengindera suara, tingkat ketelitian alat dalam mendeteksi sinyal suara yang ada dalam suatu ruangan dapat di atur besar kecilnya dari VR yang terpasang sehingga dapat diatur seberapa kesensitifan Mic Codenser dalam menangkap sinyal suara.
Pada hakikatnya suatu rangkaian bekerja secara maksimal dibatasi oleh waktu penggunaannya, disamping itu rangkaian Aplikasi IC ISD 2590 sebagai pesan pada saklar otomatis lampu penerangan tersebut dipengaruhi oleh suhu, dan kelembapan disuatu ruangan, sehingga komponenkomponen tersebut bias terjadi penurunan tingkat kemampuan dalam bekerja.

DAFTAR PUSTAKA
Schommers, A., 1992, ”Elektronika Untuk Pemula”, Volume Pertama, PT. Elex Media Komputindo, Kelompok Gramedia, Jakarta.
Andi Pratomo K, 2004, ”Rangkaian Elektronik Praktis” , Cetakan Pertama, Puspa swara, Jakarta
Barry Woollard, 2003, ”Elektronika Praktis”, PT. Pradyana Paramita, Jakarta.
Dwi Suanar Prasetyono, 2003, ” Belajar Sistem Cepat Elektronika”, Penerbit Absolut, Yogyakarta

Selasa, 20 Oktober 2009

Aplikasi Wideband CDMA Pada Jaringan GSM

Pada aplikasi penerapan sistem akses WideBand CDMA (W-CDMA) pada Abis
interface jaringan eksis GSM (antara BSC dengan BTS). Penambahan sistem W-CDMA
pada jaringan GSM akan menambah perangkat transceiver W-CDMA pada struktur Abis
interface jaringan GSM yang dapat dimanfaatkan untuk layanan data kecepatan tinggi.
Asumsi – asumsi yang digunakan :
• Dual mode terjadi pada BSS (Base Stasion Sub Sistem) dan pada MS tidak terjadi
dual mode
• MSC telah mampu melayani 2 sistem (TDMA/W-CDMA)
BSS terdiri dari BSC yang mengontrol satu atau lebih BTS yang berisi beberapa
TRX (Transmitter Receiver). Abis interface mempunyai kemampuan mendukung 3
konfigurasi BTS internal yang berbeda yaitu :
• Satu TRX.
• Beberapa TRX yang semuanya dilayani oleh satu kanal fisik secara bersama.
• Beberapa TRX yang masing – masing mempunyai kanal fisik.
Sedangkan BCF (Base Control Function) berfungsi mengatur fungsi common control
antara transmitter dan receiver serta kanal fisik pada BTS. Penerapan dual mode WCDMA
pada Abis interface dilakukan dengan menambah perangkat TRX W-CDMA
pada BSS yang proses transmisinya diatur oleh BSC. Struktur kanal dual mode GSM/WCDMA
secara garis besar terdiri atas kanal kontrol, kanal data TDMA, kanal data WCDMA.
Kanal kontrol terdiri atas kanal kontrol sistem TDMA dan kanal kontrol sistem
W-CDMA. Penerapan teknik dual mode W-CDMA pada jaringan GSM dilakukan
dengan menambahkan addresing bit pada W-CDMA sebagai tanda frame W-CDMA,
sehingga pada penerima MS atau BTS dapat mengidentifikasi frame–frame W-CDMA.
Adanya field address akan diidentifikasi sebagai frame W-CDMA atau frame TDMA
oleh BSC pada kanal uplink untuk pengolahan data serta mengirim ke MSC untuk
keperluan routing, roaming dan lain-lain. Pada sistem TDMA (GSM) adanya field
address akan mengubah algoritma pemrosesan data pada radio link. Dengan adanya
penambahan addressing ini maka terjadi perubahan proses channel coding pada sistem
GSM. Penambahan bit addressing adalah 3 bit sehingga output dari channel coding
mempunyai bit rate (456+3)bit/20 ms = 22,95 kbps. Pada sistem W-CDMA terdapat field
address sehingga akan mengubah algoritma channel coding dengan menambahkan field
address setelah interleaving.



Pembuatan perangkat lunak untuk panduan belajar menulis huruf Al Qur’an

Karena pada umumnya seseorang yang memulai belajar menulis huruf Al-Qur’an masih mengalami kesulitan, maka melalui tugas akhir ini dibuat sebuah perangkat lunak yang memandu untuk belajar menulis huruf Al Qur’an dari huruf Latin. Yang diinginkan dari program ini adalah menampilkan huruf- huruf Al-Qur’an dan cara menulis rangkaian huruf Al Qur’an. Penulisan huruf Al Qur’an yang dimulai dari kanan ke kiri, dan gerakan penulisan maupun gerakan merangkai huruf Al Qur’an juga ditampilkan pada program ini, sehingga dengan menggunakan program tugas akhir ini akan dituntun langkah demi langkah untuk menulis huruf Al Qur’an.
Program didisain untuk menerima huruf- huruf Latin yang dikenali oleh huruf Al Qur’an dan memeriksa letak huruf Latin dalam sebuah kata supaya sesuai dengan aturan penulisan huruf Al Qur’an. Berbeda dengan huruf Latin, penyambungan huruf Al Qur’an akan menyebabkan perubahan bentuk huruf Al-Qur’an itu sendiri. Dalam disain program ini cara penulisannya dihasilkan dari file- file BMP yang berisi huruf, angka dan tanda baca Al Qur’an, untuk penampilan animasi gerakan huruf Al Qur?an ini pada awalnya huruf Al Qur?an ini sudah ditampilkan terlebih dahulu hanya saja diberi warna abu-abu yang mendekati putih. Sehingga dalam programnya jika menemukan warna abu-abu dirubah menjadi hitam, untuk gerakkannya sudah ditentukan mana yang harus
dikerjakan terlebih dahulu dengan memasukkan koordinatnya. Pembuatan Perangkat Lunak ini dibuat dengan menggunakan bahasa pemrograman Borland
Delphi.
Hasil dari pembuatan perangkat lunak untuk panduan belajar menulis huruf Al-Qur’an yaitu user dapat melihat bagaimana suatu huruf latin jika diinputkan akan dikonversikan ke dalam huruf Al Qur’an dan juga user dapat melihat cara penulisan melalui gerakan penulisan huruf Al Qur’an baik yang berdiri sendiri maupun yang huruf Al Qur’an yang disambung.

Subject
1. SOFTWARE ENGINEERING
Keyword
software design, writing, al quran, software engineering

DAFTAR PUSTAKA
Tugas Akhir No. 03/098/ELK/2003; Katon Pasanto (23496110), Universitas Perta Kristian
GPS data logger

Pada pembuatan peta kertas, umumnya dilakukan dengan pemotretan dari angkasa dan harus melewati proses-proses yang rumit. Dengan semakin majunya teknologi, pembuatan peta dapat dilakukan hanya dengan menempuh jalur yang akan dibuat peta dengan menggunakan alat sebagai pencari data-data yang dibutuhkan untuk pembuatan peta tersebut. Oleh karena itu dengan melihat kemampuan GPS, maka timbul ide untuk dapat memanfaatkannya sebagai pencari informasi/data posisi dari suatu obyek dan posisi jalur-jalur yang ditempuhnya. Sehingga GPS dapat diaplikasikan sebagai GPS Data Logger, Untuk mendukung pembuatan peta di PC dengan aplikasi GPS. Dengan menggunakan GPS Data Logger maka pembuatan peta menjadi sangat mudah dan efisien. Pembuatan sistem dilakukan dengan menggunakan mikrokontroler AT89S52 yang di-interface-kan dengan GPS TFAG-10. Mikrokontroler berfungsi untuk mengatur keseluruhan sistem yang dibuat. GPS mengirimkan data koordinat, yang berupa posisi obyek pada saat itu, kemudian data dibaca oleh mikrokontroler dan disimpan. Selain itu mikrokontroler berfungsi untuk mengatur tampilan, mengatur pengiriman data ke PC, dan pengaturan selang waktu penyimpanan data. Kapasitas memori yang dipakai mencapai 2 Mbit, dan dapat dipakai untuk menyimpan 12483 data (titik koordinat). Lama pemakaian alat ini disesuaikan dengan kapasitas memori dan power supply yang menggunakan accu,dapat mencapai kurang lebih 6 jam.
Sistem dilengkapi LCD untuk menampilkan hasil pembacaan GPS. Sistem telah diuji coba untuk pembacaan data GPS, perekaman dan penghapusan data mengatur selang waktu perekaman, pengiriman data ke PC, menyajikan hasil pengolahan data menjadi peta (hasilnya sama dengan peta asli), penulisan F0 sebagai sistem keamanan, sistem loading pada tampilan awal dan keseluruhan sistem berjalan sesuai dengan baik.

Subject
1.AUTOMATIC CONTROL
2. GLOBAL POSITIONING SYSTEM
3. DIGITAL CONTROL SYSTEMS

DAFTAR PUSTAKA
Tugas Akhir No. 02010810/ELK/2006; Buyung Kurniadi Sugiarto (23402133),Universitas Perta Kristian

Selasa, 13 Oktober 2009

Perencanaan Pembangkit Listrik Tenaga Uap(PLTU)yang Mengguanakan Debu Tembakau Sebagai Bahan Bakar Pembangkit Energi Listrik

Iwan Sumigto:
Studi Perencanaan Pembangkit Listrik Tenaga Uap(PLTU)yang Mengguanakan Debu Tembakau Sebagai Bahan Bakar Pembangkit Energi Listrik

ABSTRAK

Debu tembakau merupakan hasil sampingan yang berlimpah dari hasil pabrik rokok yang sampai saat ini belum dimanfaatkan secara maksimal.Dari hasil analisis debu tembakau secara laboratoris,diketahui bahwa debu tembankau memilki nilai kalori yang cukup besar dan dapat dijadikan sebagai bahan bakar alternatif untuk pembangkit listrik.Debu tembakau dijadikan bahan bakar haruslahdipilih dan tidak mengandung plastik,karena bila oastik dibakar akan menghasilkan gas beracun.Dengan suplai debu tembakau sebagai bahan bakar sebanyak 35 ton per hari dan pembangkit energi listrik jalan kontinu,maka akan dihasilkan energi listrik sebesar 1500 KW

1.PENDAHULUAN
Dewasa ini seiring dengan perkembangan teknologi dan juga meningkatnya kehifdupan manusia maka penggunaan energi untuk menunjang peningkatan kehidupan manusia juga meningkat.Sumber energi yang paling vital adalah energi listrik,sebab energi listrik dapat juga menjadi energi panas,energi gerak, dan sebagainya.Untuk menghasilkan energi listrik itu sendiri tidaklah mudah dan memerluan banyak energi yang mendukung,terutama fuel,air,pendingin,air bersih, dan udara.Pada bab ini akan dijelaskan latar belakang permasalahan mengapa memilih debu tembakau sebagai bahan bakar pembangkit eneri listrik,perumusan masalah,dan tujuan akhir yang ingin dicapai

1.2 Perumusan Masalah
Dalam tugas akhir yang akan dilaksanakan ini akan dilakukan pembahasan antara lain:
• Analisis karakteristik dan kandungan kimia dari tebu tembakau
a. Debu tembakau yang tersedia
b. Nilai kalori dari debu tembakau perhari
c. Kadar C,H,O,N dan S dari tebu tembakau
• Menentukan peralatan-peralatan PLTU,meliputi penemuan:
a. Boiler
b. Turbin
c. Generator
• Menghitung efesiensi pembangkit

1.3 Tujuan Tugas Akhir
Tujuan akhir dari tugas akhir ini adalah untuk mempelajari dan menganalisis debu tembakau sebagai bahan bakar pembangkit energi listrik