Senin, 26 Oktober 2009

PINTU OTOMATIS BERPENGUNCI WAKTU BERBASIS MIKROKONTROLER AT89C51

Mujiman . Andi Wahyu Widodo
Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri
Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta

Pada penelitian ini, penulis menggunakan Mikrokontroler AT89C51 sebagai perangkat utama kendali sistem. Mikrokontroler memperoleh informasi dari masukkan sensor infra merah dengan phototransistor sebagai penerima untuk melakukan tidakan interupsi, berupa pelaksanaan tindakan buka pintu dan menutupnya setelah sensor tidak terhalang dengan terlebih dahulu memeberikan pewaktuan sebagai jeda waktu seseorang melintasi pintu. Sensor batas gerak berupa 4 buah optocoupler sebagai fungsi batas buka dan tutup pintu, dengan sistem pewaktuan berupa jam yang ditampilkan pada empat buah seven segment.
Sebagai sebuah sarana otomatisasi, alat ini berfungsi sebagai penguncian berdasarkan waktu, hingga dapat berdiri sendiri sebagai sistem keamanan otomatis. Sedangkan sebagai sebuah sistem dengan keluaran mekanis, sistem ini bekerja melakukan pengaturan motor DC, sebagai pengerak mekanis yang digunakan untuk mengerakan pintu.
Sebagai sistem penguncian berdasarkan waktu Alat ini dilengkapi dengan penampil seven segmen, penampil tersebut digunakan untuk tampilan jam, Tampilan tersebut merupakan sistem pewaktuan yang diwujudkan untuk menandai konsep penguncian berdasarkan waktu. Proses pergerakan pintu diwujudkan dengan pengerak 2 motor DC, dengan perwujudan gerakan mekanis untuk mengerakan ke dua pintu mengeser kekanan dan kiri.

DAFTAR PUSTAKA
Andi, Paulus Nalwan, 2003, Teknik Antar Muka dan Pemrograman Mikrokontroler AT89C51, Elek Media Komputindo. Jakarta.
Atmel, 1997, Flash Microcontroller architectural Overview. Atmel Inc, Http://www.atmel.com, USA
Bishop, Owen., 2002, Dasar-Dasar Elektronika, PT. Erlangga, Jakarta
Ibrahim, K.F. dan Santosa Insap., 1996, Teknik Digital, Penerbit ANDI, Yogyakarta.
Putra, Agfianto E., 2002, Belajar Mikrokontroler AT89C51/52/55, Gava Media, Yogyakarta.

APLIKASI IC ISD 2590 SEBAGAI PESAN PADA SAKLAR OTOMATIS LAMPU PENERANGAN

Slamet Hani
Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri
Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta
Jl. Kalisahak no.28 Balapan Yogyakarta 55222

Aplikasi IC ISD 2590 adalah sebuah rangakain pengirim pesan, rangkaian tersebut menggunakan detector sinyal suara atau yang disebut Mic Codenser. Detektor ini akan mengaktifkan rangkaian jika sinyal suara tinggi tertangkap dan seterusnya akan dikirim ke relay. Di sini, rangkaian perekam pesan suara menggunakan sebuah IC ISD 2590 yang dapat merekam selama 90 detik, hanya dengan merekam dalam beberapa detik, IC ISD 2590 dapat menyimpan ke dalam Memory Voice yang tersedia.
Pada proses perekaman, suara yang dihasilkan pada perekam sangat dipengaruhi oleh kondisi atau tingkat kebisingan daerah sekitarnya. Dengan menggunakan Mic Codenser sebagai pengindera suara, tingkat ketelitian alat dalam mendeteksi sinyal suara yang ada dalam suatu ruangan dapat di atur besar kecilnya dari VR yang terpasang sehingga dapat diatur seberapa kesensitifan Mic Codenser dalam menangkap sinyal suara.
Pada hakikatnya suatu rangkaian bekerja secara maksimal dibatasi oleh waktu penggunaannya, disamping itu rangkaian Aplikasi IC ISD 2590 sebagai pesan pada saklar otomatis lampu penerangan tersebut dipengaruhi oleh suhu, dan kelembapan disuatu ruangan, sehingga komponenkomponen tersebut bias terjadi penurunan tingkat kemampuan dalam bekerja.

DAFTAR PUSTAKA
Schommers, A., 1992, ”Elektronika Untuk Pemula”, Volume Pertama, PT. Elex Media Komputindo, Kelompok Gramedia, Jakarta.
Andi Pratomo K, 2004, ”Rangkaian Elektronik Praktis” , Cetakan Pertama, Puspa swara, Jakarta
Barry Woollard, 2003, ”Elektronika Praktis”, PT. Pradyana Paramita, Jakarta.
Dwi Suanar Prasetyono, 2003, ” Belajar Sistem Cepat Elektronika”, Penerbit Absolut, Yogyakarta

Selasa, 20 Oktober 2009

Aplikasi Wideband CDMA Pada Jaringan GSM

Pada aplikasi penerapan sistem akses WideBand CDMA (W-CDMA) pada Abis
interface jaringan eksis GSM (antara BSC dengan BTS). Penambahan sistem W-CDMA
pada jaringan GSM akan menambah perangkat transceiver W-CDMA pada struktur Abis
interface jaringan GSM yang dapat dimanfaatkan untuk layanan data kecepatan tinggi.
Asumsi – asumsi yang digunakan :
• Dual mode terjadi pada BSS (Base Stasion Sub Sistem) dan pada MS tidak terjadi
dual mode
• MSC telah mampu melayani 2 sistem (TDMA/W-CDMA)
BSS terdiri dari BSC yang mengontrol satu atau lebih BTS yang berisi beberapa
TRX (Transmitter Receiver). Abis interface mempunyai kemampuan mendukung 3
konfigurasi BTS internal yang berbeda yaitu :
• Satu TRX.
• Beberapa TRX yang semuanya dilayani oleh satu kanal fisik secara bersama.
• Beberapa TRX yang masing – masing mempunyai kanal fisik.
Sedangkan BCF (Base Control Function) berfungsi mengatur fungsi common control
antara transmitter dan receiver serta kanal fisik pada BTS. Penerapan dual mode WCDMA
pada Abis interface dilakukan dengan menambah perangkat TRX W-CDMA
pada BSS yang proses transmisinya diatur oleh BSC. Struktur kanal dual mode GSM/WCDMA
secara garis besar terdiri atas kanal kontrol, kanal data TDMA, kanal data WCDMA.
Kanal kontrol terdiri atas kanal kontrol sistem TDMA dan kanal kontrol sistem
W-CDMA. Penerapan teknik dual mode W-CDMA pada jaringan GSM dilakukan
dengan menambahkan addresing bit pada W-CDMA sebagai tanda frame W-CDMA,
sehingga pada penerima MS atau BTS dapat mengidentifikasi frame–frame W-CDMA.
Adanya field address akan diidentifikasi sebagai frame W-CDMA atau frame TDMA
oleh BSC pada kanal uplink untuk pengolahan data serta mengirim ke MSC untuk
keperluan routing, roaming dan lain-lain. Pada sistem TDMA (GSM) adanya field
address akan mengubah algoritma pemrosesan data pada radio link. Dengan adanya
penambahan addressing ini maka terjadi perubahan proses channel coding pada sistem
GSM. Penambahan bit addressing adalah 3 bit sehingga output dari channel coding
mempunyai bit rate (456+3)bit/20 ms = 22,95 kbps. Pada sistem W-CDMA terdapat field
address sehingga akan mengubah algoritma channel coding dengan menambahkan field
address setelah interleaving.



Pembuatan perangkat lunak untuk panduan belajar menulis huruf Al Qur’an

Karena pada umumnya seseorang yang memulai belajar menulis huruf Al-Qur’an masih mengalami kesulitan, maka melalui tugas akhir ini dibuat sebuah perangkat lunak yang memandu untuk belajar menulis huruf Al Qur’an dari huruf Latin. Yang diinginkan dari program ini adalah menampilkan huruf- huruf Al-Qur’an dan cara menulis rangkaian huruf Al Qur’an. Penulisan huruf Al Qur’an yang dimulai dari kanan ke kiri, dan gerakan penulisan maupun gerakan merangkai huruf Al Qur’an juga ditampilkan pada program ini, sehingga dengan menggunakan program tugas akhir ini akan dituntun langkah demi langkah untuk menulis huruf Al Qur’an.
Program didisain untuk menerima huruf- huruf Latin yang dikenali oleh huruf Al Qur’an dan memeriksa letak huruf Latin dalam sebuah kata supaya sesuai dengan aturan penulisan huruf Al Qur’an. Berbeda dengan huruf Latin, penyambungan huruf Al Qur’an akan menyebabkan perubahan bentuk huruf Al-Qur’an itu sendiri. Dalam disain program ini cara penulisannya dihasilkan dari file- file BMP yang berisi huruf, angka dan tanda baca Al Qur’an, untuk penampilan animasi gerakan huruf Al Qur?an ini pada awalnya huruf Al Qur?an ini sudah ditampilkan terlebih dahulu hanya saja diberi warna abu-abu yang mendekati putih. Sehingga dalam programnya jika menemukan warna abu-abu dirubah menjadi hitam, untuk gerakkannya sudah ditentukan mana yang harus
dikerjakan terlebih dahulu dengan memasukkan koordinatnya. Pembuatan Perangkat Lunak ini dibuat dengan menggunakan bahasa pemrograman Borland
Delphi.
Hasil dari pembuatan perangkat lunak untuk panduan belajar menulis huruf Al-Qur’an yaitu user dapat melihat bagaimana suatu huruf latin jika diinputkan akan dikonversikan ke dalam huruf Al Qur’an dan juga user dapat melihat cara penulisan melalui gerakan penulisan huruf Al Qur’an baik yang berdiri sendiri maupun yang huruf Al Qur’an yang disambung.

Subject
1. SOFTWARE ENGINEERING
Keyword
software design, writing, al quran, software engineering

DAFTAR PUSTAKA
Tugas Akhir No. 03/098/ELK/2003; Katon Pasanto (23496110), Universitas Perta Kristian
GPS data logger

Pada pembuatan peta kertas, umumnya dilakukan dengan pemotretan dari angkasa dan harus melewati proses-proses yang rumit. Dengan semakin majunya teknologi, pembuatan peta dapat dilakukan hanya dengan menempuh jalur yang akan dibuat peta dengan menggunakan alat sebagai pencari data-data yang dibutuhkan untuk pembuatan peta tersebut. Oleh karena itu dengan melihat kemampuan GPS, maka timbul ide untuk dapat memanfaatkannya sebagai pencari informasi/data posisi dari suatu obyek dan posisi jalur-jalur yang ditempuhnya. Sehingga GPS dapat diaplikasikan sebagai GPS Data Logger, Untuk mendukung pembuatan peta di PC dengan aplikasi GPS. Dengan menggunakan GPS Data Logger maka pembuatan peta menjadi sangat mudah dan efisien. Pembuatan sistem dilakukan dengan menggunakan mikrokontroler AT89S52 yang di-interface-kan dengan GPS TFAG-10. Mikrokontroler berfungsi untuk mengatur keseluruhan sistem yang dibuat. GPS mengirimkan data koordinat, yang berupa posisi obyek pada saat itu, kemudian data dibaca oleh mikrokontroler dan disimpan. Selain itu mikrokontroler berfungsi untuk mengatur tampilan, mengatur pengiriman data ke PC, dan pengaturan selang waktu penyimpanan data. Kapasitas memori yang dipakai mencapai 2 Mbit, dan dapat dipakai untuk menyimpan 12483 data (titik koordinat). Lama pemakaian alat ini disesuaikan dengan kapasitas memori dan power supply yang menggunakan accu,dapat mencapai kurang lebih 6 jam.
Sistem dilengkapi LCD untuk menampilkan hasil pembacaan GPS. Sistem telah diuji coba untuk pembacaan data GPS, perekaman dan penghapusan data mengatur selang waktu perekaman, pengiriman data ke PC, menyajikan hasil pengolahan data menjadi peta (hasilnya sama dengan peta asli), penulisan F0 sebagai sistem keamanan, sistem loading pada tampilan awal dan keseluruhan sistem berjalan sesuai dengan baik.

Subject
1.AUTOMATIC CONTROL
2. GLOBAL POSITIONING SYSTEM
3. DIGITAL CONTROL SYSTEMS

DAFTAR PUSTAKA
Tugas Akhir No. 02010810/ELK/2006; Buyung Kurniadi Sugiarto (23402133),Universitas Perta Kristian

Selasa, 13 Oktober 2009

Perencanaan Pembangkit Listrik Tenaga Uap(PLTU)yang Mengguanakan Debu Tembakau Sebagai Bahan Bakar Pembangkit Energi Listrik

Iwan Sumigto:
Studi Perencanaan Pembangkit Listrik Tenaga Uap(PLTU)yang Mengguanakan Debu Tembakau Sebagai Bahan Bakar Pembangkit Energi Listrik

ABSTRAK

Debu tembakau merupakan hasil sampingan yang berlimpah dari hasil pabrik rokok yang sampai saat ini belum dimanfaatkan secara maksimal.Dari hasil analisis debu tembakau secara laboratoris,diketahui bahwa debu tembankau memilki nilai kalori yang cukup besar dan dapat dijadikan sebagai bahan bakar alternatif untuk pembangkit listrik.Debu tembakau dijadikan bahan bakar haruslahdipilih dan tidak mengandung plastik,karena bila oastik dibakar akan menghasilkan gas beracun.Dengan suplai debu tembakau sebagai bahan bakar sebanyak 35 ton per hari dan pembangkit energi listrik jalan kontinu,maka akan dihasilkan energi listrik sebesar 1500 KW

1.PENDAHULUAN
Dewasa ini seiring dengan perkembangan teknologi dan juga meningkatnya kehifdupan manusia maka penggunaan energi untuk menunjang peningkatan kehidupan manusia juga meningkat.Sumber energi yang paling vital adalah energi listrik,sebab energi listrik dapat juga menjadi energi panas,energi gerak, dan sebagainya.Untuk menghasilkan energi listrik itu sendiri tidaklah mudah dan memerluan banyak energi yang mendukung,terutama fuel,air,pendingin,air bersih, dan udara.Pada bab ini akan dijelaskan latar belakang permasalahan mengapa memilih debu tembakau sebagai bahan bakar pembangkit eneri listrik,perumusan masalah,dan tujuan akhir yang ingin dicapai

1.2 Perumusan Masalah
Dalam tugas akhir yang akan dilaksanakan ini akan dilakukan pembahasan antara lain:
• Analisis karakteristik dan kandungan kimia dari tebu tembakau
a. Debu tembakau yang tersedia
b. Nilai kalori dari debu tembakau perhari
c. Kadar C,H,O,N dan S dari tebu tembakau
• Menentukan peralatan-peralatan PLTU,meliputi penemuan:
a. Boiler
b. Turbin
c. Generator
• Menghitung efesiensi pembangkit

1.3 Tujuan Tugas Akhir
Tujuan akhir dari tugas akhir ini adalah untuk mempelajari dan menganalisis debu tembakau sebagai bahan bakar pembangkit energi listrik

Senin, 12 Oktober 2009

Analisis Keamanan VoIP Over VPN

Seiring dengan perkembangan teknologi, banyak layanan multimedia telah dikembangkan di internet Salah satu dari layanan itu adalah VoIP.
Teknologi VoIP sangat menguntungkan karena menggunakan jaringan berbasis IP yang sudah memiliki jaringan kuat di dunia sehingga biaya untuk melakukan panggilan jauh lebih efisien daripada menggunakan telepon analog. Tetapi VoIP memiliki kelemahan yaitu keamanan yang tidak terjamin. Karena berbasis IP, maka siapapun bisa melakukan penyadapat dan perekaman terhadap data VoIP. Dari sinilah muncul suatu pemikiran tentang bagaimana caranya untuk mengamankan data VoIP tanpa mengurangi performansi dari jaringan VoIP itu sendiri.Salah satu cara adalah dengan menggunakan VPN (Virtual Private Network). VPN sendiri telah diketahui sebagai salah satu metoda yang handal dalam menangani masalah keamanan jaringan, terutama untuk pengiriman data penting. Untuk mengimplementasikan pemikiran tersebut maka dibuatlah suatu sistem VoIP over VPN. Kemudian dianalisa bagimana performansi dan keamanan VoIP sebelum dan sesudah menggunakan VPN. Apakah voice yang dihasilkan oleh VoIP over VPN masih memenuhi standar ITU-T berdasarkan delay, jitter dan packet loss.
Dari pengujian dengan menggunakan codec G729 didapatkan bahwa untuk bitrate 96 kbps maka performansi (delay, jitter dan packet loss) dengan menggunakan VPN tidak terlalu berubah (adanya pengkatan sekitar 1%- 8%). Tetapi ketika bitrate dibuat dibawah 64 kbps maka performansi VoIP menurun drastis (delay meningkat 1000%, jitter 100% dan packet loss meningkat sekitar 83% sampai 87% ) sedangkan untuk keamanan data VoIP, VPN dapat mengamankan data dari ancaman keamanan. Sebelum menggunakan VPN data VoIP dapat direkam dan dimainkan ulang. Data payloadnya juga dapat ditangkap dan dilihat tetapi setelah menggunakan VPN VoIP tidak dapat direkam dan data payloadnya tidak terlihat.

IMPLEMENTASI METRIK PADA PENGEMBANGAN PERANGKAT LUNAK

Metrik digunakan oleh industri perangkat lunak untuk mengukur proses pembuatan, operasi, dan perawatan perangkat lunak. Melalui metrik, dapat diperoleh informasi-informasi berharga dan parameter-parameter sebagai bahan evaluasi yang obyektif mengenai atribut-atribut dan status dari suatu pengembangan perangkat lunak. Implementasi metrik perangkat lunak pada suatu proses pengembangan perangkat lunak dan pada suatu produk perangkat lunak melibatkan tahapan-tahapan kompleks yang memerlukan pembelajaran yang berkelanjutan, yang pada akhirnya dapat memberikan pengetahuan mengenai status dari suatu proses pembuatan perangkat lunak dan atau suatu produk dari perangkat lunak. Dengan melakukan evaluasi pada atribut-atribut yang ada dalam perangkat lunak, dapat diperoleh status dari suatu perangkat lunak. Dari hal ini, situasi yang ada dapat diidentifikasi dan diklasifikasikan, yang dapat digunakan untuk
membantu dalam mencari peluang-peluang baru yang bisa digunakan untuk pengembangan dan perbaikan perangkat lunak. Evaluasi seperti ini pada akhirnya dapat digunakan untuk membuat perencanaan dalam perubahan-perubahan yang mungkin perlu diimplementasikan di masa yang akan datang. Atribut-atribut yang diidentifikasi ini juga dapat digunakan sebagai referensi dan bahan pertimbangan bagi proses pengembangan perangkat lunak lainnya.

Metrik Dalam Proses dan Proyek
Dalam proses terdapat beberapa faktor penentu, yaitu: sumber daya manusia, kompleksitas produk, dan perkembangan teknologi. Metrik proyek digunakan oleh manajer proyek dan tim pengembang untuk dapat beradaptasi dengan alur kerja dan aktifitas-aktivitas yang bersifat teknis

Metrik Berorientasi Ukuran
Metrik beorientasi ukuran diperoleh dengan cara melakukan normalisasi ukuran kualitas dan produktivitas dengan menghitung ukuran dari perangkat lunak yang dibuat.

Metrik Berorientasi Fungsi
Metrik berorientasi fungsi menggunakan ukuran fungsionalitas yang dihasilkan oleh aplikasi sebagai nilai normalisasi. Fungsionalitas tidak dapat diukur secara langsung, sehingga untuk memperolehnya digunakan pengukuran langsung terlebih dahulu, lalu hasil pengukuran langsung tersebut digunakan sebagai masukan.

Estimasi Berbasis Masalah

Dalam estimasi berbasis masalah, perencana proyek memulai dengan kumpulan pernyataan yang berisi kerangka dan batasan-batasan dari perangkat lunak dan dari peryataan-pernyataan tersebut kemudian mencoba untuk melakukan dekomposisi perangkat lunak ke dalam banyak fungsi permasalahan (problem function) dan melakukan estimasi variabel-variabel (LOC dan FP) pada tiap fungsi permasalahan.
PENGEMUDIAN ELEKTRIK SEBAGAI TENAGA PENGGERAK
SISTEM DENGAN MOTOR NANO-SCALE SAMPAI MEGAWATT

Nyoman S Kumara
Staf Pengajar pada Jurusan Teknik Elektro Universitas Udayana

Abstrak
Pengemudian elektrik adalah semua jenis penggunaan motor listrik sebagai sumber energi mekanik. Penggunaan pengemudian elektrik bisa dijumpai dalam setiap aktifitas manusia, mulai dari kegiatan yang bersifat pribadi hingga pemakaian di bidang industri dan militer serta peralatan untuk mengeksplorasi ruang angkasa. Dari sisi ukuran dan kapasitas, pengemudian elektrik bisa dijumpai dari ukuran yang paling kecil hingga sistem pengemudian berkapasitas megawatt. Dan dari aspek pengaturan, pengemudian elektrik bisa digunakan sebagai mesin pemutar sederhana tanpa kendali hingga aplikasi pengemudian presisi tinggi berbasis prosesor sinyal digital. Di masa depan aplikasi pengemudian elektrik akan makin meluas. Hal ini ditandai dengan mulai diperkenalkannya kendaraan penumpang modern bertenaga listrik di jalan raya serta pengembangan motor listrik skala molekul akibat perkembangan teknologi nano dan teknologi fabrikasi mikro. Tulisan ini mencoba untuk mereview perkembangan terakhir penggunaan pengemudian elektrik dalam kehidupan masyarakat modern khususnya perkembangan ukuran dan kapasitas pengemudian elektrik.

PENGEMUDIAN ELEKTRIK SEDERHANA
Aplikasi pengemudian elektrik sederhana yang dimaksud disini adalah aplikasi pengemudian yang tidak memerlukan sistem pengaturan khusus atau merupakan pengemudian dengan pengaturan lup terbuka. Pengoperasian drive tipe ini biasanya dilakukan dengan tombol start-stop dan tambahan peralatan starter untuk motor yang berkapasitas agak besar.

PENGEMUDIAN ELEKTRIK PRESISI
Pengemudian elektrik tipe ini digunakan pada aplikasi yang memerlukan pengaturan yang cepat dan akurat. Kemampuan pengemudian seperti ini hanya bisa dicapai dengan menggunakan sistem pengaturan lup tertutup. Dalam sistem tertutup variabel sistem pengemudian seperti arus dan tegangan motor serta kecepatan rotor digunakan sebagai umpan balik. Dengan adanya umpan balik, keluaran dari sistem pengemudian seperti torsi, kecepatan rotor, dan posisi rotor bisa dikontrol secara cepat dan akurat.
PENGUKURAN ACCELEROMETER ADXL105
UNTUK APLIKASI ALARM PENCURI
Hany Ferdinando
Jurusan Teknik Elektro Universitas Kristen Petra, email: hanyf@petra.ac.id

Abstrak
Alarm mobil merupakan suatu alat yang ditambahkan pada mobil untuk melindungi mobil dari berbagai macam tindakan pencurian. Pada saat terjadi sesuatu dengan mobil itu, alarm akan memberitahu pemilik dengan mengeluarkan bunyi yang cukup keras. Tetapi jika ada barang-barang lain seperti raket tennis, beamer, LCD projector, laptop, dll., belum tersedia system alarm yang universal. Paper ini akan membahas penggunaan accelerometer ADXL105 yang akan dipergunakan sebagai bagian utama dalam system alarm pencuri ini. Sensor ini bekerja dengan memberikan tegangan yang sebanding dengan percepatan yang dialaminya. Pengukuran dilakukan dengan bantuan LabView. Dari hasil pengujian yang dilakukan, sensor ini dapat dipergunakan sebagai salah satu alternativ sensor yang dipergunakan dalam system alarm pencuri.

Perancangan Alat
• Accelerometer Sensor
• ADXL105
• LabView

Pengukuran
Tujuan pengukuran ini adalah menganalisa apakah ADXL105 ini dapat dipergunakan sebagai sensor dalam system pengaman seperti disebutkan di atas. Sistem pengaman harus dapat membedakan apakah barang itu dicuri atau pergerakan barang secara tidak sengaja (misalnya saat meja tempat barang itu dipukul seseorang). Output sensor pada saat dibawa berjalan lambat dan cepat juga akan diukur. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan bantuan LabView lewat sebuah Data Acquisition Card. Gambar 1 menunjukkan rangkaian yang dipakai untuk melakukan pengukuran ini.
PEMBUATAN DAN ANALISA SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS
DISTRIBUSI JARINGAN LISTRIK
(Studi Kasus: Surabaya Industrial Estate Rungkut di Surabaya)
Lilik Jamilatul Awalin dan Bangun Muljo Sukojo
E-mail: bangunms@rad.net.id

Abstrak
Sistem Informasi Geografis (SIG) adalah sistem basis data yang bersifat spasial. Dengan kemampuannya, SIG dapat membantu mempermudah proses pemilihan alternatif keputusan. Hal ini dimungkinkan karena SIG mempunyaikemampuan untuk memproses dan menganalisa data dengan cepat. Kebutuhan akan tenaga listrik sampai saat ini makin
meningkat seiring dengan adanya perkembangan di sektor industri. Pengembangan tata guna lahan menuntut adanya pelayanan yang lebih baik serta penyediaan tenaga listrik yang lebih besar dan seimbang. Untuk memenuhi kebutuhan pelanggan di area Surabaya Industrial Estate Rungkut (SIER) dengan cepat dan profesional, SIG merupakan salah satu solusi dalam merencanakan serta mengelola sistem basis data. Dengan menggunakan Arc View dalam mengelola basis data yang bersifat spasial serta didukung dengan adanya data daya dan tegangan di kawasan Surabaya Industrial Estate
Rungkut, maka dapat dihitung besarnya resistansi, arus serta drop tegangan dan rugi daya saluran pada saluran yang dialiri oleh penyulang. Dengan memanfaatkan teknologi SIG, dapat membantu pada tingkat operator mempermudah pekerjaan. Sehingga dengan adanya teknologi SIG ini akan tercapai efisiensi penyaluran tenaga listrik yang seimbang

2. Metode
Data merupakan sumber informasi utama dalam penelitian ini dengan demikian keakuratan data sangat diperlukan demikianpula kesesuaiannya dengan kebutuhan. Data diperoleh dari beberapa sumber, antara lain dari PT. PLN PERSERO dan data dari Bakosurtanal (Badan Koordinasi Survey dan Pemetaan Nasional). Penelitian ini menggolongkan data menjadi dua golongan yaitu Peta Rupa Bumi skala 1 : 25000 yang dibuat oleh Bakosurtanal (Wilayah Rungkut KotaSurabaya), dikompilasi dari foto udara tahun 1993/ 1994 secara fotogrametri serta survey lapangan dilaksanakan pada tahun 1999 dan data lapangan berupa data tentang
titik-titik koordinat, data jumlah kWh, daya, no pelanggan, serta tipe pelanggan, alamat pelanggan.Secara garis besar tahapan penelitian ini dapat digambarkan seperti pada diagram alir pada Gambar 1.
Untuk mengetahui serta melakukan pengecekan (ground control) terhadap titik-titik koordinat terhadap objek yang akan ditampilkan pada pengelolaan SIG dilakukan pengukuran dengan menggunakan Global Positioning System (GPS) [1]. Hasil pengukuran ini juga disesuaikan dengan titik-titik yang ada pada peta garis 1 : 1.000, dengan demikian dapat diketahui apakah letak koordinat yang ada di peta sesuai dengan koordinat terukur. Pengukuran ground truth dengan menggunakan tank meter dilakukan untuk mengetahui arus. Pengecekan langsung jumlah kWh yang ada pada gardu induk dan di tempat pelanggan atau beban yang disuplai oleh satu penyulang.
Proses tumpang susun (overlay) dilakukan terhadap peta garis 1: 1.000 dengan hasil titik-titik koordinat yang telah diukur di lapangan dan dilanjutkan dengan proses gambar sedemikian rupa sehingga sesuai dengan single line diagram jaringan listrik.
Pembuatan dan analisis SIG dilakukan terhadap datadata yang didapat dari lapangan dan data berupa peta garis. Pengolahan data tersebut dilakukan dengan langkah-langkah seperti diuraikan diagram alir pada Gambar 2 dan 3.
Pengukuran koordinat untuk menentukan titik-titik tiang, gardu induk menggunakan peralatan GPS tipe navigasi dengan merek Garmin yang memiliki ketelitian 3 meter terhadap titik-tiki di lapangan. Dalam pelaksanaan pengukuran koordinat tersebut, walaupun pembacaannya baik tetap mungkin timbul kesalahan. Hal ini disebabkan adanya pengaruh benda lain yang menghalangi kebebasan GPS terhadap jangkauan satelit.

3. Hasil dan Pembahasan
Untuk menganalisis ketelitian GPS digunakan sistem koordinat Universal Transverse Mercator (UTM) dengan datum World Geodetic System 84 (WGS 84) berada pada Zone 49 Selatan. Dalam penentuan titik koordinat tiang, Gardu Induk (GI) dan sambungan dengan ketelitian absolut 3 meter masih dapat ditoleransi, hal ini dapat dibuktikan dengan perhitungan sebagai berikut.

Kamis, 08 Oktober 2009

Acuan Perancangan Jaringan Internet Pada Komplek Perumahan

Server-server yang digunakan PT AiS sudah cukup baik. Penggunaan server-server seperti : Firewall, DNS, QoS, Proxy, Web, dan Mail yang didukung oleh sistem operasi Linux sudah memenuhi kebutuhan pengguna. Pemakaian server-server ini mudah digunakan untuk jaringan Internet dalam komplek perumahan yang lain tanpa ada perubahan yang berarti. Model jaringan akses Internet dalam komplek perumahan dapat dibagi menjadi dua. Yang pertama menggunakan wireless LAN. Disini pihak pengembang tidak perlu memperoleh ijin dari PLN karena jaringan wireless Internet ini tidak menggunakan tiang listrik. Tetapi pembangunan wireless ini harus diperhitungkan secara matang. Hal seperti ada tidaknya penggunaan wireless di daerah tersebut perlu diketahui. Jika ada, pihak pengembang sulit untuk membuat jaringan wireless, karena interferensi bisa terjadi. Model yang kedua mirip dengan apa yang dibangun oleh jaringan PT. AiS. Untuk pembangunan jaringan seperti ini dibutuhkan ijin dari PLN. Device dan kabel yang digunakan tidak boleh sembarangan, karena semuanya diletakkan di luar ruangan. Penggunaan device untuk outdoor tidak boleh sembarangan. Menurut pengalaman dari PT AiS setelah menguji coba beberapa merek hub dan switch, akhirnya PT AiS menggunakan merek Allied Telesync. Merek ini sudah diuji oleh PT AiS dan masih digunakan sampai sekarang. Media kabel dalam pembangunan jaringan juga harus diperhatikan. Media kabel fiber opticsebaiknya digunakan untuk backbone jaringan. Media kabel selanjutnya adalah UTP.Kabel UTP Cat 5elebih baik daripada UTP Cat 5 biasa, karena didesain agar lebih tahan terhadap noise dengan mempertebal shield-nya. Ini dapat dilihat dari tingkal kelenturan dan ketebalan dari kabel UTP Cat 5e. Faktor alam dapat menjadi hambatan utama dalam jaringan Internet dalam komplek perumahan. Dalam membangun jaringan Internet dalam komplek perumahan, pihak pengembang harus mengadakan penelitian terlebih dahulu. Informasi yang perlu diketahui adalah seperti sering tidaknya terjadi petir yang besar pada saat musim hujan. Hal ini perlu diketahui karena seperti analisis yang telah dilakukan, petir dapat merusak device yang diletakkan pada tiang PLN. Walaupun petir tidak mengenai langsung pada device, tetapi induksinya tetap dapat merusak device itu. Jaringan yang menggunakan kabel UTP juga dapat kena dampaknya. Petir yang muncul dapat menginduksi kabel UTP, sehingga device yang berhubungan dengan kabel UTP seperti hub, switch dan lan card pengguna menjadi rusak. Dalam mulai membangun suatu jaringan dalam komplek perumahan, baik seperti yang dilakukan PT AiS atau tidak, diperlukan ijin-ijin tertentu Untuk membangun jaringan seperti PT AiS, selain diperlukannya ijin dari Departemen Pos dan Telekomunikasi, diperlukan juga ijin dari PLN untuk menggunakan tiang listrik sebagai tempat untuk meletakkan device dan menarik kabel pada tiang listrik. Komplek perumahan dapat memperoleh layanan Internet melalui tiga cara, yaitu: Wireless Internet, ADSL (Asynchronous Digital Subscriber Line), dan Cable Internet. Wireless Internet dapat mencapai komplek yang cukup jauh dan terpencil selama syarat penerimaan akses tersebut terpenuhi, seperti : Line Of Sight dan Fresnel Zone. Untuk itu perlu dibangun tiang penerima wireless yang cukup tinggi. Juga diperlukan antenadirectional untuk menerima dan mengirimkan data. Seluruh peralatan ini membutuhkan biaya yang cukup tinggi. Saat ini layanan ADSL hanya terbatas pada beberapa daerah saja, sehingga tidak semua komplek perumahan belum mendapatkan layanan Internet melalui ADSL ini. Peralatan yang diperlukan ADSL ini adalah sebuah line telepon khusus ADSL dan sebuah modem ADSL. Untuk layanan Cable Internettidak diperlukan sebuah line telepon khusus karena akses Internet diambil dari kabel coaxial. Sama seperti ADSL, layanan Cable Internet hanya dapat dinikmati oleh beberapa komplek perumahan. Peralatan yang diperlukan hanya sebuah modem Cable Internet. Baik layanan ADSL maupun Cable Internet diperlukan biaya yang relatif lebih murah daripada Wireless Internet.
Sumber daya listrik juga memegang peranan penting. Jika menggunakan antena wireless penguat antara pusat layanan Internet dan komplek perumahan, disarankan untuk meletakkan antena ini di daerah yang sumber listriknya baik (jarang mengalami gangguan yang menyebabkan sumber listrik terputus) dan stabil. Pengadaan sumber daya listrik untuk device yang diletakkan di tiang listrik juga harus diperhitungkan. Solusinya ada 2 buah, yaitu: mengambil listrik dari kantor pengembang (ditarik kabel dari kantor ke device) atau langsung mengambil daya listrik dari tiang listrik PLN, dengan catatan harus ada perjanjian dengan PLN. Dalam pembuatan jaringan internet dalam komplek, jaringan yang dibuat sebaiknya mengikuti prosedur yang sudah ada sesuai dengan teori yang berlaku. Jangan mengorbankan kualitas jaringan atas dasar efisiensi biaya. Contohnya dengan menggunakan kabel UTP sebagai jaringanbackbone. Ada baiknya jika jaringan dibangun dengan topologi hirarki atau extended star, sehingga kerusakan pada salah satu node yang bukan backbone tidak akan mempengaruhi blok lain. Juga antara node-node tertentu bisa dihubungkan sehingga ada jalur redundansinya

sumber : http://robeeon.net/makalah/makalah-jaringan-internet-di-komplek-perumahan.html

Selasa, 06 Oktober 2009

RANCANG BANGUN PENYEDIA DAYA TEGANGAN TINGGI DC BERBASIS MIKROKONTROLLER AT89C51

SEMINAR NASIONAL IV
SDM TEKNOLOGI NUKLIR
YOGYAKARTA, 25-26 AGUSTUS 2008
ISSN 1978-0176
Sudiono dkk 143 Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir - BATAN
RANCANG BANGUN PENYEDIA DAYA TEGANGAN TINGGI DC
BERBASIS MIKROKONTROLLER AT89C51
SUDIONO, TOTO TRIKASJONO
Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir-BATAN
Jl. Babarsari Kotak Pos 1008, DIY 55010
Telp. 0274.489716, Faks.489715
Abstrak
Telah dirancang dan dibuta suatu penyedia daya tegangan tinggi DC berbasis mikrokontroler AT89C51
yang mampu menghasilkan tegangan keluaran sebesar 1478 volt DC dengan kestabilan tegangan >97%
sehingga layak digunakan untuk mencatu detektor dalam sistem pencacah nuklir. Alat ini dibuat untuk
melengkapi sistem pencacah nuklir di STTN. Alat ini terdiri atas penyedia tegangan tinggi DC, sistem ADC
0804 dan minimum sistem mikrokontroler dengan LCD modul.
Kata Kunci : Penyedian Tegangan Tinggi DC, Microkontroler, ADC
Abstract
Has been constructed a high voltage DC supply with LCD indicator by using microcontroller AT89C51
capable to yield the output to 1478 volt DC with the tension stability up to 97% and ready to be entered into
the nuclear counting system. This appliance to equip the nuclear counting system in STTN. This appliance
consist of high voltage circuit, analog to digital converter circuit and minimum system of microcontroller
with LCD module.
Keywords : high voltage DC, microcontroller, analog to digital converter
PENDAHULUAN
Energi nuklir merupakan suatu bentuk
energi yang dipancarkan secara radiasi dengan
memiliki dua sifat yang khas, yaitu tidak dapat
dirasakan secara langsung oleh indera manusia
dan beberapa jenis radiasi dapat menembus
beberapa jenis bahan. Dengan adanya sifat-sifat
tersebut, maka untuk dapat menentukan ada
atau tidaknya radiasi nuklir, diperlukan suatu
alat pengukur radiasi yang merupakan suatu
susunan peralatan untuk mendeteksi dan
mengukur radiasi. Untuk mengetahui ada dan
tidak radiasi nuklir diperlukan suatu alat
pengukur radiasi, baik pengukuran intensitas
maupun energi nuklir, intensistas radiasi adalah
banyaknya radiasi yang ditangkap pada suatu
titik pengukuran yang merupakan jumlah pulsa
radiasi yang ditangkap oleh detektor persatuan
waktu, intensitas radiasi sebanding dengan
aktivitas sumber radiasi, dan probabilitas
pancaran berbanding terbalik dengan kuadrat
jaraknya. Untuk mencacah radiasi nuklir
diperlukan alat “Sistem Pencacah Nuklir”.
Dalam Sistem Pencacah Nuklir
dibutuhkan sumber tegangan tinggi DC untuk
mencatu tegangan ke detektor (Geiger Muller).
Oleh karena itu dibutuhkan adanya penyedia
tegangan tinggi DC dengan keluaran yang
sesuai. Perkembangan teknologi semikonduktor
dewasa ini sangat cepat. mikrokontroler
merupakan teknologi semikonduktor dengan
kandungan transistor yang lebih banyak namun
hanya membutuhkan ruang yang kecil serta
dapat diproduksi secara masal, membuat harga
mikrokontroler lebih murah dibandingkan
dengan PC. Dengan kelebihan memiliki ukuran
yang kecil, mikrokontroler dapat diaplikasikan
untuk menampilkan tegangan keluaran HV DC
melalui LCD dalam bentuk digital.
SEMINAR NASIONAL IV
SDM TEKNOLOGI NUKLIR
YOGYAKARTA, 25-26 AGUSTUS 2008
ISSN 1978-0176
Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir - BATAN 144 Sudiono dkk
TINJAUAN PUSTAKA
Penyedia Tegangan Tinggi DC
Dalam Sistem Pencacah Nuklir
dibutuhkan alat untuk mencatu daya detektor
agar dapat bekerja sesuai fungsinya. Dalam hal
ini penyedia tegangan tinggi juga dapat
digunakan untuk menentukan plateu detektor.
Sumber tegangan tinggi dirancang untuk
mampu menghasilkan tegangan yang sesuai
dengan tegangan kerja dari detektor yang akan
digunakan.
Analog to Digital Converter (ADC)
ADC adalah sebuah rangkaian yang
mengubah besaran analog menjadi digital.
Perubahan ini diperlukan untuk mengamati
kejadian di luar komputer dari sebuah sensor
atau rangkaian elektronik yang biasanya
merupakan sinyal analog. Sinyal digital yang
dihasilkan oleh ADC merupakan konversi
terhadap masukan analog. Resolusi ADC
mengacu pada jumlah bit dalam keluaran ADC.
ADC 0804 akan merubah tegangan
analog menjadi digital dengan pendekatan
beruntun. Besarnya jangkauan tegangan dan
jumlah bit yang digunakan (resolusi 8 bit)
menentukan seberapa kecil perubahan tegangan
yang mampu dideteksi. Tingkat ketelitian dapat
ditunjukkan dengan persamaan :
Resolusi
Tingkatketelitian = JangkauanTegangan
Rangkaian ADC 0804 seperti pada
gambar merupakan jenis ADC pencacah dengan
metode pendekatan beruntun (Successive
Aproximation).
ADC ini juga bisa digunakan untuk mode
free running yaitu mode operasi yang
melakukan proses baca dan proses tulis secara
bebas (tidak ditentukan kapan waktunya tetapi
sengaja dibuat periodik). Caranya adalah
dengan menghubungkan pin INTR dan WR.
Mikrokontroler AT89C51
Mikrokontroler jika diartikan secara
harfiah, berarti pengendali berukuran mikro.
Sekilas mikrokontroler komputer sama dengan
mikroprosesor. Namun mikrokontroler
memiliki banyak komponen terintegrasi
didalamnya, komputer timer/counter. Sedang
pada mikroprosesor komponen tersebut tidak
terintegrasi timer/counter. Mikroprosesor
umumnya kita jumpai pada komputer dimana
bertugas memproses data input maupun output
dari berbagai sumber. Sedang mikrokontroler
lebih sesuai untuk tugas-tugas yang lebih
spesifik. (Danny Christanto 2004). Konfigurasi
pin AT89C51 ditunjukan pada Gambar 1. sbb ;
Gambar 1. Konfigurasi PIN AT89C51
Liquid Crystal Display (LCD)
LCD adalah suatu display dari bahan
cairan kristal yang pengoperasiannya menganut
sistem dot matrix. LCD banyak diaplikasikan
untuk alat alat elektronika seperti kalkulator.
Komunikasi data yang dipakai menggunakan
mode teks, artinya semua informasi yang
dikomunikasikan memakai kode American
Standard Code for Information Interchange
(ASCII).
Panel LCD CCM 162B2B Creation ini
memilikai dua baris 16 karakter. Luas dot
matrix 5 x 7 tiap karakter, terdiri dari 16
SEMINAR NASIONAL IV
SDM TEKNOLOGI NUKLIR
YOGYAKARTA, 25-26 AGUSTUS 2008
ISSN 1978-0176
Sudiono dkk 145 Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir - BATAN
terminal yaitu saluran data selebar 8 bit (DB0 –
DB7), sinyal kontrol Enable Signal (E),
Register Select (RS), Read/ Write (R/W), catu
(VCC) dan terminal ground (VSS).
PERANCANGAN ALAT
Perancangan dan pembuatan HV DC
detektor nuklir dengan penampil LCD ini terdiri
dari dua jenis yaitu perancangan dan pembuatan
hardware serta software (program penampil).
Secara menyeluruh blok diagram penyusun dari
HV DC detektor nuklir adalah seperti Gambar 2
sebegai berikut :
Gambar. 2. Blok Diagram Penyusunan HV DC
Penyedia Tegangan Tinggi DC
Penyedia Daya Tegangan Tinggi DC ini
berfungsi untuk mencatu daya detector nuklir
agar dapat beroperasi sesuai fungsinya,
sehingga dibutuhkan tegangan yang stabil.
Tegangan tinggi yang dihasilkan adalah 0-1350
volt DC. Rancang bangun HV DC detektor
nuklir ini menggunakan pencatu daya tegangan
rendah 5 volt. Adapun gambar keseluruhan
rangkaian HV DC detektor nuklir seperti
Gambar 3 sebagai berikut :
Gambar. 3. Rangkaian Sumber Tegangan
Tinggi DC
Gambar rangkaian di atas di mulai
dengan sebuah filter LC yang berfunsi sebagai
pengaman untuk mencegah terjadinya lonjakan
perubahan tegangan yang cukup besar.
Selanjutnya terdapat 3 buah transistor sebagai
pencatu dan saklar. Trafo yang digunakan
merupakan trafo step up yang menginduksi diri
sendiri. Trafo jenis ini banyak digunakan untuk
mencatu tegangan LCD pada laptop. Trafo ini
memiliki feedback internal sehingga kestabilan
tetap terjaga.
Kemudian tegangan keluaran trafo step
up disearahkan dengan menggunakan dioda
penyearah. Unit penyearah dibangun
menggunakan rangkaian Half Wave Voltage
Multiplier (pelipat tegangan setengah
gelombang).
Rangkaian Analog Digital Converter (ADC)
Pada penelitian ini akan digunakan ADC
0804. Input ADC 0804 berasal dari rangkaian
tahanan beban yang berupa tegangan analog.
Keluaran digital dari ADC bisa berderet (bit
demi bit) atau sejajar dengan semua bit yang
disandikan ditampilkan serentak. Adapun
rangkaian ADC 0804 diperlihatkan Gambar 4
sebagai berikut :
Gambar. 4. Rangkaian ADC 0804
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pengujian Penyedia Daya Tegangan Rendah
DC
Pengujian penyedia daya tegangan
rendah DC dilakukan sebanyak dua kali yaitu
pada supply HV DC dan sistem penampil.
Dalam pengukuran penyedia daya tegangan
rendah diharapkan memiliki factor regulasi
kurang dari 5%.
Penyedia tegangan rendah DC untuk
system HV DC memiliki faktor regulasi
sebesar 0.6%. Sedangkan faktor regulasi
penyedia tegangan rendah DC untuk sistem
penampil (ADC0804, minimum sistem
SEMINAR NASIONAL IV
SDM TEKNOLOGI NUKLIR
YOGYAKARTA, 25-26 AGUSTUS 2008
ISSN 1978-0176
Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir - BATAN 146 Sudiono dkk
mikrokontroler, modul LCD) adalah sebesar
0,4%.
Hasil yang diperoleh sudah sesuai
dengan yang diharapkan yaitu faktor
regulasinya kurang dari 5%.
Pengujian Penyedia Daya Tegangan Tinggi
DC
Pengujian Kestabilan Tegangan Tanpa Beban
Sumber tegangan tinggi sangat
diperlukan sebagai catu daya detektor GM.
Sebagai pencatu daya, sangat diperlukan
kualitas yang baik serta harus mempunyai
unjuk kerja yang sesuai dengan spesifikasi
(Nugroho T.2005). Tujuan dari pengujian
kestabilan tegangan tanpa beban adalah untuk
mengetahui tingkat kestabilan tegangan
keluaran dari penyedia tegangan tinggi tanpa
adanya beban detektor.
Gambar 5. Kestabilan Tegangan Tanpa Beban
Pengujian ini dilakukan selama 10 jam
tanpa berhenti, data diambil setiap interval
waktu 30 (tiga puluh) menit. Tegangan terendah
diperoleh pada saat awal dioperasikan senilai
840 Volt (Vmin) serta tegangan tertinggi
tertinggi yang diperoleh senilai 840 Volt
(Vmak) sehingga diperoleh selisih tegangan
ΔV= Vmak-Vmin = 840 Volt - 840 Volt = 0
Volt, selisih angka tersebut merupakan angka
yang stabil. Hasil yang diperoleh merupakan
hasil yang sesuai dengan perencanaan yaitu
nilai stabilitas tegangan berada diantara 95% -
100%.
Pengujian Kestabilan Tegangan Dengan
Beban
Tujuan dari pengujian kestabilan
tegangan dengan beban adalah untuk
mengetahui tingkat kestabilan tegangan
keluaran dari penyedia tegangan tinggi dengan
memasang beban detektor. Pengujian ini
dilakukan selama 6 (enam) jam tanpa
berhenti,data diambil setiap interval waktu 30
(tiga puluh) menit. Tegangan terendah
diperoleh pada saat awal dioperasikan senilai
750 Volt (Vmin) serta tegangan tertinggi
tertinggi yang diperoleh senilai 750 Volt (Vmak)
sehingga diperoleh selisih tegangan ΔV= Vmak-
Vmin = 750 Volt - 750 Volt = 0 Volt, selisih
angka tersebut merupakan angka yang stabil.
Gambar 6. Kestabilan Tegangan Dengan Beban
Hasil yang diperoleh merupakan hasil
yang sesuai dengan perencanaan yaitu nilai
stabilitas tegangan berada diantara 95% - 100%.
Sehingga HV DC ini layak digunakan.
Pengujian ADC 0804
Pengujian ADC dilakukan untuk
mengetahui linieritas input ADC terhadap
tegangan konversi keluarannya. Keluaran hasil
konversi diperoleh dari besar resolusi dikalikan
dengan bit.
Gambar 7. Linieritas Inpu ADC Terhadap Konversi
Output
19,215 mV
255
4,9
2 1
Resolusi 4,9
, n jumlah bit
2 1
Jangkauan V
Resolusi
8
n
in
= =

=
=

=
Pada Tabel di atas besarnya kesalahan
relatif dihitung dari persamaan:
SEMINAR NASIONAL IV
SDM TEKNOLOGI NUKLIR
YOGYAKARTA, 25-26 AGUSTUS 2008
ISSN 1978-0176
Sudiono dkk 147 Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir - BATAN
3,925 %
x100%
20
(20 19,215)
x100%
tegangan
(tegangan tegangan )
%Kesalahan
input
input konversi
=
⎥⎦

⎢⎣
⎡ −
=
⎥ ⎥⎦

⎢ ⎢⎣
⎡ −
=
Pengujian Keseluruhan Sistem
Pengujian keluaran HV DC terhadap input
ADC
Pengujian ini dilakukan untuk
menentukan linieritas keluaran HV DC
terhadap input ADC. Input ADC terletak pada
salah satu titik tahanan beban keluaran HV DC.
Input ADC akan berubah sesuai dengan
tegangan keluaran HV DC. Pada tegangan 6,8
volt tidak diperoleh data keluaran HV DC, hal
ini disebabkan keterbatasan alat ukur yang
digunakan. Akan tetapi dengan menggunakan
Gambar dapat diperoleh persamaan linier untuk
mengetahui tegangan maksimum HV DC.
Gambar 8. Linieritas Masukan Fungsi Keluaran
ADC
Dari Gambar 8 diperoleh persamaan
linier y = 0.0034x - 0.0078. dan besar tegangan
maksimum HV DC terhadap tegangan masukan
ADC yaitu 5,02 volt. Dari persamaan di atas
dapat dihitung :
Y = 0.0034x - 0.0078
5,02 = 0.0034x - 0.0078
x = 1478.764 volt
Pengujian keluaran HV DC terhadap tampilan
LCD
Pengujian ini dilakukan dengan cara
membandingkan tegangan keluaran HV DC
yang terukur dengan menggunakan multimeter
terhadap nilai yang tertampil pada LCD.
Gambar 9. Pengujian Keluaran HV DC Terhadap
Tampilan LCD
Terdapat perbedaan antara hasil
pengukuran dengan yang tertampil di LCD.
Akan tetapi dengan menggunakan persamaan
linier dari gambar grafik, kita dapat melakukan
pendekatan agar tidak terjadi kesalahan yang
sangat besar. Dari persamaan linier tersebut
diperoleh besarnya regresi linier sebesar
0,9985.Sebagai contoh pendekatan
menggunakan persamaan linier :
y = 0.9533x - 8.7052
140 = 0,9533x – 8.7052
x = 155.98 volt
Sehingga persentase kesalahan dapat kita
hitung:
x100% 1,27%
155,98volt
%kesalahan 155,98volt 154volt =

=
KESIMPULAN
1. HV DC detektor nuklir merupakan alat yang
digunakan untuk mencatu detektor nuklir
dalam sistem pencacah nuklir.
2. Tegangan keluaran maksimum HV DC
detekor nuklir adalah sebesar 1478 volt
dengan kestabilan tegangan >97% sehingga
layak digunakan
3. HV DC bisa digunakan untuk catu daya
detektor pada sistem pencacah nuklir dan
mudah penempatannya dengan ukuran
dimensinya 18cm x 11cm x 5cm.
DAFTAR PUSTAKA
1. EDI EKO PRASETYA, “Rancang Bangun
Sistem Penampil Kecepatan Aliran Pada
Pendingin Sekunder Reaktor Kartini”, Tugas
Akhir Jurusan Tekno Fisika Nuklir Sekolah
Tinggi Teknologi Nuklir, Yogyakarta
2. PUSPORINI, KRIS dan CHRISTANTO,
DANNY. 2004, Panduan Dasar
SEMINAR NASIONAL IV
SDM TEKNOLOGI NUKLIR
YOGYAKARTA, 25-26 AGUSTUS 2008
ISSN 1978-0176
Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir - BATAN 148 Sudiono dkk
Mikrokontroler Keluarga MCS-5. Innovative
Electronics, Surabaya.
3. MALVINO A. P, 1980, Prinsip prinsip
Elektronika, Edisi Kedua, Erlangga, Jakarta.
4. HAMZAH BERAHIM, 1994, Teknik Tenaga
listrik, Andi Offset, Yogyakarta
5. CHRISTANTO, D., dan PUSPORINI, K.,
2004, Panduan Dasar Mikrokontroler
Keluarga MCS-51, Innovative Electronics,
Surabaya.
6. MALIK, I., dan ANISTARDI, 1997,
Bereksperimen dengan Mikrokontroler 8031,
Elex Media Komputindo, Jakarta.

Aplikasi Scada System Pada Miniatur Water Level Control

Water Level Control adalah satu dari sekian banyak sistem yang ada dalam dunia industri. Di samping sederhana, sistem tersebut banyak sekali digunakan dalam dunia industri. Dengan dukungan SCADA sistem ( dikendalikan dari jauh), akan semakin memberikan gambaran tentang kondisi sebenarnya yang ada dalam dunia industri.

  • Scada System
SCADA (Supervisory Control and Data Aqcuisition) sistem, adalah sistem yang memungkinkankan pengguna/operator untuk melakukan:

  1. Monitoring (pengawasan)
  2. Controlling (pengendalian)
  3. Data Aqcuisition (pengambilan dan perekaman data)
Ketiga fungsi di atas dapat dipenuhi dengan mewujudkannya dalam bentuk hardware maupun software.

  • PLC ( Programmable Logic Controller )
PLC yang digunakan ada 2 macam yaitu:
  1. OMRON CPM1
  2. PLC MODICON TSX Micro 3721 V.2

  • Perencanaan Sistem
Pada perencanaan sistem tersebut ada tiga bagian yang perlu mendapat perhatian yaitu:
  1. miniature water level control yang difungsikan sebagai plant
  2. PLC yang merupakan “otak” dari system
  3. SCADA software (Wonderware® InTouchTM) yang akan memvisualisasikan proses yang terjadi pada plant
Data input diberikan oleh sensor level ketinggian yang menggunakan metode fload to resistance. input diterima oleh PLC dalam bentuk 8 bit data digital. Dalam prosesnya PLC akan membandingkan data dari komputer (ketinggian yang diinginkan) dengan input. Di samping itu PLC juga mengirimkan data (level ketinggian air) sesuai data input-nya. Setelah proses selesai (1 scan time), PLC mengeluarkan output berupa 8 bit data. Ke-8 bit data tersebut akan diolah untuk mengatur kerja dari pompa air yang akan memompa air ke tandon. Sebagai catatan sistem dijalankan dengan kondisi kran pada plant terbuka penuh. Jadi program yang dibuat telah dikondisikan khusus untuk pengaturan ketinggian air pada ketinggian tertentu dengan kondisi kran yang terbuka penuh.

  • Sensor Level Ketinggian Dan Pembagi Tegangan
Sensor level ketinggian air akan memberi data berupa perubahan resistansi, yang kemudian diubah menjadi tegangan menggunakan prinsip pembagi tegangan. Sensor Level ketinggian memiliki prinsip seperti potensiometer. Sensor ini perlu dihubungkan dengan pembagi tegangan untuk mendapatkan level tegangan yang sesuai.
  • ADC Dan Buffer
Difungsikan sebagai pengubah data analog dari sensor level ketinggian menjadi data digital 8 bit yang bisa di baca PLC. Output dari ADC dihubungkan ke 74HCT573 yang difungsikan sebagai buffer.
  • Penyelaras Tegangan
Penyelaras tegangan adalah rangkaian pengkondisi yang menggunakan prinsip dari comparator,
di mana rangkaian tersebut digunakan untuk mensinkronkan tegangan ADC “5 Vdc” dengan tegangan PLC “ 24 Vdc”.







ROBOT JALUR OTOMATIS BERBASIS MIKROKONTROLLER AVR Atmega 8535

Penelitian diawali dengan perancangan mekanika, pembuatan rangkaian, dan pembuatan program yang dilanjutkan dengan pengujian alat. Pengujian alat dilakukan dengan menentukan sensor yang ingin diukur, yaitu dengan mengukur jarak tinggi sensor agar dapat mendeteksi jalur berwarna hitam setebal 1cm. pengujian dilakukan untuk mengetahui apakah robot dapat bekerja sesuai denagn deskripsi alat yang diinginkan. Danl dari hasi penelitian dapat disimpulkan bahwa robot yang berbasis Mikrokontroller AVR Atmega 8535 ini depat mengikutu jalur berwana hitam pada jarak 1cm dengan metode retro reflektif.

Mikrokontroller ini menggunakan arsitektur havard yang memisahkan memori dan bus untuk data dan program, serta sudah menerapkan sistem single level pipellining. Mikrokontroller AVR Atmega 8535 juga mengimplementasikan RISC (Reduced Instruction Set Computing) sehingga eksekusi instruksi dapat berlangsung secara cepat dan efisien. Mikrokontroller AVR Atmega 8535 banyak digunakan untuk sistem yang kompleks, memiliki input sinyal analog, dan membutuhkan memori yang relatif lebih besar.

Pada bagian ini akan membahas cara memprogram Mikrokontroller AVR Atmega 8535 dengan menggunakan bahasa C yang dimaksudkan untuk mempermudah penjelasan. Dibanding assembler, bahasaini lebih mudah untuk dimengerti. Salah satu IDE ( Integrated Development Environment ) yang cukup membantu dalam mempelajari Mikrokontroller AVR Atmega 8535 RISC 8 bit denagn bahasa C adalah code vision AVR. CodeVision AVR merupakan program share ware yang memiliki keterbatasan untuk versi trialnya, namun versi ini sudah cukup memahami bahasa pemrograman Mikrokontroller AVR Atmega 8535.

Photo Dioda

Photo dioda adalah dioda yang dapat mendeteksi cahaya. Berbeda dengan dioda biasa, pjotodioda mengubah cahaya menjadi listrik. Cahaya yang dapat diubah oleh photo dioda adalah cahaya tampak, infra merah, sinar -X sampai dengan cahaya ultra violet. Aplikasinya digunakan untuk menghitung kendaraan umum secara otomatis, pengukur cahaya pada kamera, serta dalam bidang medis.

Komponen yang mirip denga photo transistor yang memiliki sensitifitas yang lebih baik dari pada photodioda. Hal ini disebabkan karena elektron yang ditimbulkan oleh cahaya diinjeksikan di bagian base dan diperkuat di bagian kolektornya. Namun demikian, waktu response dari pototransistor akan menjadi lebih lama dibandingkan dengan dioda photo.4

Motor DC

Motor DC biasanya digunakan dalam rangkaian yang memerlukan kepresisian tinggi untuk pengaturan kecepatan. Terdapat dua macam motor DC berdasarakan medannya yaitu:

1. motor DC dengan penggerak magnet permanen.

2. motor DC dengan lilitan yang terdapat pada stator.5

Prinsip dasar dari arus searah adalah kalau sebuah kawat berarus diletakkan antara kutub magnetik, maka pada kawat akan bekerja suatu gaya yang menggerakkan kawat itu.

IC Driver L293D

IC L293D khusus digunakan pada motor DC sebagai pengganti relay, namun pin I dan 2 harus dalam kondisi high. Dapt digunakan pda arah bidirectional, sanggup pada aru maksimm 600 mA. IC ini terdiri dari 16 pin yang hadir dfalam dua versi, L293, dan 293 D. D menandakan adanya dioda yang mengurangi eefekminduksi tegangan. Setiap sinyal yang masukditerjemahkan oleh Mikrokontroller AVR Atmega 8535 kedalam bentuk nyala lampu dan gerakan motor.


Gerakan motor yang dapat bergerak maju dan mundur dikendalikan melalui motor DC driver. Rangkaian ini disusun sedemikian rupa dan dihubungkan ke motor DC. Untuk mengaktifkan rangkaian tersebut secara bergantian maka harus diberikan input high pada jalur masukan secara bergantian. Jika input 1 diberikan input high, maka motor akan bergerak maju, dan apabila masukan 2 diberikan input high maka motor akan bergerak mundur. Input high pada kedua jalur tidak diprkenankan.6

IC pembanding LM 324

IC LM324 adalah IC Operational Amplifier, dengan empat input. IC ini berfungsi sebagai komparator atau pembanding. Jadi tegangan antara photo dioda dan potendiometer dibandingkan. Jika tegangan yang dimasukkan ke inverting dan lebih besar tegangannya, maka hasil outputnyamendekati Vcc, begitu pula sebaliknya, jika dihubungkan dengan non-inverting dan lebih besar tegangannya, maka outputnya akan mendejkati nol.


LED

LED singkatan dari Light Emitting Diode, adalah komponen yang dapat memancarkan cahaya. Tujuan utama dalam pembuatan led ini adalah agar energi yang digunakan dalam menghasilkan cahaya menjadi lebih efisien. Untuk dapat mendapatkan efek cahaya pada LED, digunakan doping, doping yang dipakai adalah gallium, arsenic, dan phosphorus.



Tegangan Baterai Rechargeable

Baterai kering merupakan baterai yang termasuk kedalam primary cells, yang artinya bahwa baterai ini hanya dapat digunakan sekali saja dan karena sifatnya yang memang hanya dapat digunakan sekali.

Analisis Transmitter PT. Aceh Media Indonesia ( Aceh TV )

Transmitter televisi atau disebut juga pemancar, dalam pengiriman sinyal mempunyai 2 fungsi secara bersamaan, yakni pengiriman sinyal gambar ( video ) dan pengiriman sinyal suara ( audio ).
sinyal gambar dimodulasi secara AM, sedangkan sinyal suara dimodulasi secara FM. kemudian pemancar sinyal gambar dan suara digabung menjadi satu dalam jembatan diplexer dengan alat yang dinamakan combiner untuk kemudian dipancarkan melalui satu antena ke segala arah dari sekitar pemancar. gelombang radio UHF digunakan untuk memancarkan sinyal televisi. gelombang UHF tidak dapat menembus bukit atau gedung tinggi sehinggauntuk dapat menerima dengan baik, televisi memerlukan antena aerial yang mengarah langsung ke pemancar itu.

karakteristik antena pemancar terdiri dari dua jenis pola radiasi, yaitu:
  • pola radiasi horizontal
  • pola radiasi vertikal

pemancar TV pada prinsipnya terdiri atas:
  1. osilator RF
  2. Modulator FM untuk sinyal suara
  3. Modulator AM untuk sinyal video
  4. Penguat RF
  5. Antena

Senin, 05 Oktober 2009

SISTEM PENGONTROLAN LAMPU LISTRIK MELALUI JALUR TELEPON

Mohd. Syaryadhi, Hubbul Walidainy dan Fauzan Azimsyah
Laboratorium Elektronika
Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik
Universitas Syiah Kuala

ABSTRAK
Mikrokontroler AT89C51 merupakan keluarga Atmel yang difungsikan sebagai Central Processing Unit (CPU). Pada penelitian ini mikrokontroler ini dimanfaatkan sebagai pusat kendali sistem pengontrolan peralatan listrik maupun elektronik dengan memanfaatkan saluran telepon sebagai media komunikasi data. Sistem ini memungkinkan operator dapat mengendalikan objek yang ingin dikontrol yang letaknya berjauhan dengan hanya memanfaatkan keypad pada telepon pemanggil dengan menghubungi nomor saluran telepon tertentu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Sistem pengontrolan ini dapat melakukan offhook secara otomatis pada nada dering yang kedua, artinya pesawat telepon/ponsel penelefon terhubung dengan sistem pengontrolan dengan menggunakan driver relay. Proses mengaktifkan sistem pengontrolan ini, maka untuk proses menghidupkan lampu diawali dengan penekanan tombol bintang (tanda *) lalu diikuti tombol angka. Sedangkan untuk proses mematikan lampu diawali dengan penekanan tombol pagar (tanda #) lalu diikuti tombol angka.

Pembahasan
Pada saat penelefon ingin mengaktifkan system pengontrolan maka penelefon harus terlebih dahulu menghubungi nomor line telepon yang terhubung dengan sistem. Pada saat nada dering yang kedua berarti jalur telepon sudah terhubung dengan sistem. Sistem akan memutuskan nada dering pada saat terdengar bunyi dering yang kedua sesuai dengan perancangan software yang telah dibuat, nada dering tersebut muncul selama 2 detik dengan interval waktu 3 - 4 detik antara dering pertama dengan selanjutnya. Dalam hal ini posisi gagang telepon seperti dalam kondisi terangkat (off-hook) dengan memanfaatkan relay elektronik sebagai pengkondisi off-hook.

Kesimpulan
Berdasarkan perancangan yang telah selesai dibuat dan hasil pengamatan yang telah diperoleh, maka dapat diambil beberapa kesimpulan diantaranya yaitu:
1. Saluran telepon dapat digunakan sebagai media untuk berinteraksi atau pengontrolan jarak jauh dengan memanfaatkan nada DTMF yang tersedia pada setiap pesawat telepon/ponsel.
2. Sesuai dengan pengujian yang telah dilakukan, sistem pengontrolan ini dapat diaktifkan dengan menggunakan pesawat telepon biasa ataupun
handphone.
3. Sistem pengontrolan ini dapat melakukan off-hook secara otomatis pada nada dering yang kedua, artinya pesawat telepon/ponsel penelefon terhubung dengan sistem pengontrolan dengan menggunakan driver relay.
4. Dalam proses mengaktifkan sistem pengontrolan ini, maka untuk proses menghidupkan lampu diawali dengan penekanan tombol bintang (tanda *) lalu diikuti tombol angka. Sedangkan untuk proses mematikan lampu diawali dengan penekanan tombol pagar (tanda #) lalu diikuti tombol angka.
5. Pada saat sistem dinonaktifkan dengan menggunakan tombol 0 dari pesawat telepon/ponsel penelefon, maka kondisi lampu yang dikontrol tetap berada pada kondisi terakhir ( aliran listrik ke system tidak terputus)

Laura Zinnia Valentine (41407010003)
1. Sebutkan kelebihan dan kekurangan dari alat tersebut ?

Keuntungan : Dapat melakukan pengontrolan jarak jauh pada lampu dengan menggunakan telepon atau ponsel.
Kerugian : Telepon atau ponsel tidak dapat digunakan secara bersama apabila telepon atau ponsel tersebut masih ter setting untuk pengontrolan maka tidak dapat digunakan sebagai alat komunikasi sebagai mana mestinya.

2. Apakah alat untuk mengaktifkan lampu tersebut dapat diganti dengan alat lain? Dapat, Alat tersebut dapat diganti dengan alat lain seperti ponsel (handphone).

Utami Sri. R. S (414070100)
1. Jika kita berada di bandung dan ingin mengaktifkan lampu rumah yang di Jakarta, apakah bisa mengaktifkan lampu melalui telepon rumah yang dibandung ?
Tergantung dengan settingan nya, jika telepon yang di setting yaitu telepon Jakarta maka telepon yang di bandung tidak dapat berfungsi sebagai penghidup / mati nya lampu. Tetapi jika kita mensetting program nya di ponsel kita, maka kita dapat mematikan atau menghidupkan lampu di Jakarta melalui ponsel yang kita bawa.
Rangkuman jurnal
SISTEM PENGATURAN AC OTOMATIS

Handry Khoswanto, Felix Pasila, Wahyu Eka Cahyadi
Fakultas Teknologi Industri, Jurusan Teknik Elektro, Universitas Kristen Petra
Email : handry@petra.ac.id, felix@petra.ac.id
Abstrak
Penggunaan hardware pengatur AC otomatis dengan sensor penghitung orang ini bertujuan agar dapat mengontrol temperature, submode fan, on/off berdasarkan banyaknya individu yang dideteksi sensor penghitung orang. Apabila jumlah individu yang dideteksi kosong dalam ruangan maka AC otomatis akan mati. Dengan adanya pengatur temperatur AC otomatis ini maka diharapkan dapat mengurangi biaya pemakaian daya listrik yang tidak efisien. Dari hasil pengujian, sistem ini dapat bekerja dengan baik apabila diberi input sensor dengan range 0 sampai 255, dan pada temperatur 16 derajat sampai 30 derajat. Error terjadi apabila ada input data yang tidak sesuai dengan procedure data AC yang di- cloning dan terdapat dua atau tiga orang yang masuk atau keluar secara bersamaan.
Pengatur AC otomatis dengan sensor penghitung orang adalah alat kontrol untuk mengatur temperatur atau suhu, sehingga perubahan temperatur atau suhu akan berubah secara otomatis berdasarkan jumlah banyaknya individu yang keluar dan yang masuk dalam ruangan yang dideteksi dengan sensor penghitung orang menggunakan counter maju dan counter mundur, serta menggunakan mikrokontroler ATMEL keluarga MCS51, untuk mengontrolnya.
Pada perancangan hardware pengatur temperatur AC otomatis input sensor penghitung orang di sini, terbagi menjadi beberapa bagian yaitu:
• Mikrokontroler Atmel AT89C2051
• LCD
• Serial EEPROM AT24C02
• Key pad button
• Rangkaian transmiter untuk remote
• Rangkaian power supply
• Rangkaian sensor penghitung orang
Kesimpulan
1. Proses pengambilan data remote pada AC yang akan dikontrol fungsinya dapat dilakukan dengan menggunakan dengan membaca besar pulsa yang dihasilkan oleh tiap tombol pada remote yang akan di kontrol.
2. Sinyal yang dihasilkan atau dikeluarkan oleh remote mempunyai beberapa kondisi, yaitu kondisi start sinyal (sebesar ±3,5ms), kondisi idle atau ‘o’ (sebesar ±1ms), kondisi sinyal carrier (sebesar ±2,5ms).
3. Sensor penghitung orang yang dipasang untuk mendeteksi jumlah orang yang masuk dan yang keluar harus dipasang secara sejajar, agar tidak terjadi error dalam pengenalan oleh sensor penghitung orang.
4. Tingkat keberhasilan dari kerja rangkaian pengatur temperatur AC ini, dapat dilihat dari perbandingan data yang dikeluarkan antara remote AC yang dikontrol dengan rangkaian pengatur AC otomatis yang telah dibuat.
5. Kelemahan dari hardware ini terletak pada sensor penghitung orang, dimana pada sensor penghitung orang tersebut hanya dapat mendeteksi orang yang lewat secara satu
persatu, sehingga kalau seandainya ada dua orang yang lewat secara bersamaan maka
sensor penghitung orang mengenali hanya satu orang yang melewati sensor penghitung
orang tersebut.




SISTEM PENGONTROL AUNING PADA RUMAH MENGGUNAKAN SENSOR LDR BERBASIS PLC

SISTEM PENGONTROL AUNING PADA RUMAH
MENGGUNAKAN SENSOR LDR BERBASIS(PLC)
PROGRAMABLE LOGIC CONTROL

1.1 IDENTIFIKASI PERANCANGAN
Dalam pengembangan perencangan harus memperhitungkan beberapa kebutuhan yang sangat berpengaruh terhadap tercapainya tujuan,diantaranya adalah masalah komponen penyusunnya yaitu:
a. Adanya sensor untuk mendeteksi objek
b. Adanya keyboard/tombol yang digunakan untuk menjalankan alat
c. Adanya software untuk menjalankan alat sesuai dengan yang kita inginkan
d. Adanya PLC untuk menjalankan alat secara bersamaan

1.2 Analisis Perencanaan
Dari pengidentifikasi di atas,maka akan diperoleh suatu alat yang memilki spesifikasi sebagai berikut:
a. Adanya tombol untuk memilih system bekerja secara manual atau otomatis untuk membuka dan meutup apabila system bekerja secara manual
b. Menggunakan PLC sebagai suatu kesatuan prosesor dan input/output
c. Menggunakan fotokoduktif untuk mendeteksi apakah ada cahaya terang atau tidak
d. Menggunakan motor servo untuk menggerakan daun auning

1.3 Perancangan mekanik
Perancangan mekanik roda pada alat ini meliputi perancangan roda penggerak daun auning dan perncangan alat berupa miniature auning secara keseluruhan dan sebuah market rumah.
Pada perancangan roda pengerak,menggunakan roda terbuat dari gear yang disususn sejajar antar satu dengan yang lainnya sehingga dihasilkan pergerakan yang serempak,seperti terlihat pada gambar berikut.
Susunan roda penggerak auning
Adapun untuk menggerakan auningnya digunakan motor servo,putaran gear pada motor servo di kopel dengan gear pada auning yang ukurannya lebih besar sehingga putarannya lebih lambat,seperti terlihat pada gambar


1.4 Deskripsi sistem
Deskripsi sistem ini menjelasakan secara umum tentang realitas rancangan sistem pd auning.diantanya:
a. Nama sistem : Auning system menggunakan LDR berbasis PLC
b. Tipe system kontrol : PLC(festo)
c. Spesifikasi Umum Sistem:
1.Tegangan catu daya maksimum: 24 V
2.Tegangan output maksimum: 24 V
d. Target system:
dapat bekerja secara otomatis dengan mengguanakn software PLC dan manual.dan bekerja apabila sinar yang masuk dari luar lebih terang

1.5 Blok Diagram Rangkain
Untuk dapat menganalisa alat terlebih dahulu dibuat blok diagram rangkain.Blok diagram rangkaian ini digunakan untuk mendapatkan gambaran secara umum mengenai cara kerja alat.Secara keseluruhan blok diagram alat dapat dilihat pada gambar:

A.LDR
Alat yang mengguanakan sensor LDR.sensor LDR ini diletakan di luar auning.LDR ini berfungsi untuk membedakan intensitas cahaya yang berada di luar,atau bisa juga disebut sebagai input untuk menggerakan auning yang akan bekerja nantinya.

B.Relay
Relay berfungsi untuk mengubah kondisis nilai tegangna dari rangkaian sebelumnya,agar dapat terbaca oleh rangkaian selantunya.Prinsip kerjanya hanya melakukan dua kondisi aktif dan tidak aktif atau low nd high.Untuk relay input PLC dalam diagram blok,mengkondisiskan tegangan dari 6 V menjadi 24 V.untuk relay output PLC mngkondisikan tegangan 24 V menjadi 5 V

C.PLC
PLC berfungsi sebagai alat kontrol untuk menjalankan rangkaian suatu proses dimana input dan outputnya sebagai objek pengontrol dan dikontrol dengan kondisi tertentu,dan menghasilkan kondisis yang baru sesuai dengan program yang diinginkan

D.Motor Servo
Motor servo berfungsi sebagai alat untuk menggerakan daun auning yang akan bergerak dengan kemiringan 90 derajat sesuai dengan yang diinginkan.Dengan terlebih dahulu membuat program pada PLC

1.6 Perancangan Sistem Elektronika
Perancangan sistem terdiri dari rangkaian sensor,power driver dan catu daya

1.7 Rangkaian Alat Keseluruhan
Rangkaian alat ini digunakan untuk mengetahui cara kerja alat secara keseluruhan.Rangkain alat keseluruhan ini dapat dilihat pada gambar 3.5

DAFTAR PUSTAKA
IRMA SURYANI(01401-037);Sistem Pengontrol Auning Pada Rumah Mengguanakan Sensor LDR Berbasis(PLC);Universitas Mercu Buana


1.Amdhani Santoso(41407010003)

Mengapa dalam pengoperasian auning harus menggunakan sensor LDR tidak sensor cahaya yang lain?
Jawaban:
Sensor LDR
Resistor jenis lainnya adalah Light dependent resistor (LDR). Resistansi LDR akan berubah seiring dengan perubahan intensitas cahaya yang mengenainya atau yang ada disekitarnya. Dalam keadaan gelap resistansi LDR sekitar 10MΩ dan dalam keadaan terang sebesar 1KΩ atau kurang. LDR terbuat dari bahan semikonduktor seperti kadmium sulfida. Dengan bahan ini energi dari cahaya yang jatuh menyebabkan lebih banyak muatan yang dilepas atau arus listrik meningkat. Artinya resistansi bahan telah mengalami penurunan.
Namun perlu juga diingat bahwa respon dari rangkaian transistor akan sangat tergantung pada nilai LDR yang digunakan. Lebih tinggi nilai tahanan nya akan lebih cepat respon rangkaian.
Dengan sifat LDR yang demikian, maka LDR (Light Dependent Resistor) biasa digunakan sebagai sensor cahaya. Contoh penggunaannya adalah pada lampu taman dan lampu di jalan yang bisa menyala di malam hari dan padam di siang hari secara otomatis. Atau bisa juga kita gunakan di kamar kita sendiri.
Kesimpulan:
Bahwa pada auning dengan menggunakan sensor LDR lebih sensitif(lebih cepat menrespon) daripada menggunakan sensor yang lainnya.

2.Muhammad Ardhinata(41407010018)

Jelaskan cara kerja auning menggunakan sensor LDR berbasis PLC?
Jawaban
1.2 Analisis Perencanaan
Dari pengidentifikasi di atas,maka akan diperoleh suatu alat yang memilki spesifikasi sebagai berikut:
a. Adanya tombol untuk memilih system bekerja secara manual atau otomatis untuk membuka dan menutup apabila system bekerja secara manual
b. Menggunakan PLC sebagai suatu kesatuan prosesor dan input/output
c. Menggunakan fotokoduktif untuk mendeteksi apakah ada cahaya terang atau tidak
d. Menggunakan motor servo untuk menggerakan daun auning
1.3 Perancangan Mekanik
Perancangan mekanik roda pada alat ini meliputi perancangan roda penggerak daun auning dan perncangan alat berupa miniature auning secara keseluruhan dan sebuah market rumah.
Pada perancangan roda pengerak,menggunakan roda terbuat dari gear yang disususn sejajar antar satu dengan yang lainnya sehingga dihasilkan pergerakan yang serempak,seperti terlihat pada gambar berikut.
Susunan roda penggerak auning
Adapun untuk menggerakan auningnya digunakan motor servo,putaran gear pada motor servo di kopel dengan gear pada auning yang ukurannya lebih besar sehingga putarannya lebih lambat,seperti terlihat pada gambar
1.4 Deskripsi sistem
Deskripsi sistem ini menjelasakan secara umum tentang realitas rancangan sistem pd auning.diantanya:
a. Nama sistem : Auning system menggunakan LDR berbasis PLC
b. Tipe system kontrol : PLC(festo)
c. Spesifikasi Umum Sistem:
1.Tegangan catu daya maksimum: 24 V
2.Tegangan output maksimum: 24 V
d. Target system:
dapat bekerja secara otomatis dengan mengguanakn software PLC dan manual.dan bekerja apabila sinar yang masuk dari luar lebih terang
1.5 Blok Diagram Rangkaian
Untuk dapat menganalisa alat terlebih dahulu dibuat blok diagram rangkain.Blok diagram rangkaian ini digunakan untuk mendapatkan gambaran secara umum mengenai cara kerja alat.Secara keseluruhan blok diagram alat dapat dilihat pada gambar:
A. LDR
Alat yang mengguanakan sensor LDR.sensor LDR ini diletakan di luar auning.LDR ini berfungsi untuk membedakan intensitas cahaya yang berada di luar,atau bisa juga disebut sebagai input untuk menggerakan auning yang akan bekerja nantinya.
B. Relay
Relay berfungsi untuk mengubah kondisi nilai tegangan dari rangkaian sebelumnya,agar dapat terbaca oleh rangkaian selantunya.Prinsip kerjanya hanya melakukan dua kondisi aktif dan tidak aktif atau low nd high.Untuk relay input PLC dalam diagram blok,mengkondisiskan tegangan dari 6 V menjadi 24 V.untuk relay output PLC mngkondisikan tegangan 24 V menjadi 5 V
C. PLC
PLC berfungsi sebagai alat kontrol untuk menjalankan rangkaian suatu proses dimana input dan outputnya sebagai objek pengontrol dan dikontrol dengan kondisi tertentu,dan menghasilkan kondisis yang baru sesuai dengan program yang diinginkan
D. Motor Servo
Motor servo berfungsi sebagai alat untuk menggerakan daun auning yang akan bergerak dengan kemiringan 90 derajat sesuai dengan yang diinginkan.Dengan terlebih dahulu membuat program pada PLC

3.Meiz Allfarizy(41407010019)

Apakah ada alat lain selain menggunakan PLC karena harganya terlalu mahal?
Dengan menggunakan mikroprosesor harganya lebih mudah dibandingkan dengan PLC. Mikroprosesor sama dengan PLC digunakan untuk aplikasi pemprosesan tapi untuk mikroprosesor memprogramannya berbeda dengan PLC untuk mikroprosesor menggunakan bahasa C+,BasCom,dsb.
Karakteristik Mikroprosesor
Berikut adalah karakteristik penting dari mikroprosesor :
1. Ukuran bus data internal (internal data bus size): Jumlah saluran yang terdapat dalam mikroprosesor yang menyatakan jumlah bit yang dapat ditransfer antar komponen di dalam mikroprosesor.
2. Ukuran bus data eksternal (external data bus size): Jumlah saluran yang digunakan untuk transfer data antar komponen antara mikroprosesor dan komponen-komponen di luar mikroprosesor.
3. Ukuran alamat memori (memory address size): Jumlah alamat memori yang dapat dialamati oleh mikroprosesor secara langsung.
4. Kecepatan clock (clock speed): Rate atau kecepatan clock untuk menuntun kerja mikroprosesor.
Fitur-fitur spesial (special features): Fitur khusus untuk mendukung aplikasi tertentu seperti fasilitas pemrosesan floating point, multimedia dan sebagainya.

4.Rendy(41408010001)

Apakah bisa menggunakan PLC selain Festo?
Dapat menggunakan PLC selain Festo karena PLC memiliki beberapa type dengan pengoperasian dan pemogramannya yang tidak jauh berbeda,seperti menggunakan PLC Zelio.Untuk PLC Zelio mempunyai berbagai type yaitu:
PLC ZELIO ini power supplynya 12 volt untuk arus searah
PLC ZELIO ini power supplynya 24 volt untuk arus searah
PLC ZELIO ini power supplynya 24 volt untuk arus bolak-balik
Cara pemakaiannya hampir sama dengan PLC Festo.

5.Fitran Anugrah(41408010004)

Jelaskan kekurangan dan kelebihan dari auning dengan mengguanakan sensor LDR berbasis PLC?
KELEBIHAN:
Penggunaan PLC di dalam kehidupan sehari-hari dan dalam industri sudah menjadi suatu kebutuhan, terutama untuk menggantikan sistem pengkabelan (wiring) yang masih dipergunakan pada sistem sebelumnya. Para pengguna mulai mengalihkan perhatian kepada PLC karena banyak kelebihan maupun keuntujngan yang ditawarkan oleh sistem yang dapat diprogram kembali ini. Adapun kelebihan maupun keuntungan tersebut antara lain:
1. Fleksibel
Dahulu, penggunaan perangkat sistem kendali membutuhkan banyak sistem pengolahan untuk masing-masing perangkat saja. Misalnya jika terdapat lima mesin maka dibutuhkan lima pengendali. Hal tersebut kini teratasi dengan menggunakan PLC. Cukup menggunakan sebuah PLC saja, banyak perangkat yang dapat dijalankan dengan programnya masing-masing. Sistem pengkabelan mulai dibenahi dan direduksi, semakin sedikit kabel yang digunakan dan ringkat/ sederhana. Tak perlu banyak ruang untuk menempatkannya.
2. Jumlah Kontak yang Banyak
Banyaknya kontak yang dimiliki sebuah PLC memberikan banyak kemudahan kepada pengguna. Tidak hanya dari segi finansial, tetapi juga sisi instalasi. Akan jauh lebih sederhana dan mudah jika dibandingkan dengan relay. Misalnya saja pada PLC-5, sebuah PLC keluaran Allen Bradley dengan jumlah kontak minimal 16-32 kontak, sementara itu relay menyediakan kontak sejumlah 4-8 kontak.
3. Dapat Melakukan Pemrograman, Pemrograman Ulang dan Koreksi dengan Mudah
PLC memiliki kelebihan dimana sistemnya dapat diprogram ulang secara cepat, proses produksi yang bercampurpun dapat diselesaikan dengan cepat. Bahkan ketika sistem sedang dijalankan. Bila salah satu sistem akan diubah atau dikoreksi, pengubahannya hanya dilakukan pada program yang terdapat di komputer, dengan waktu yang relatif singkat, setelah itu baru didownload ke PLC. Jika dengan relay, diperlukan pengubahan pada pengkabelannya, waktunya akan sangat lama dan beresiko tinggi sehingga harus mematikan sistem yang sedang berjalan.
4. Metode Pemrograman Mudah dan Bermacam-macam
Banyak metode untuk membuat suatu program pada PLC. Seperti pada penjelasan pemrograman pada PLC, disebutkan bahwa terdapat banyak metode yang ditawarkan untuk membuat suatu program pada PLC, di antaranya Ladder Logic Diagram, Mneumonic dan Function Block Diagram. Setiap programer dapat memiih metode sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan.
5. Menyederhanakan Komponen-Komponen Sistem Kendali
Dalam PLC juga terdapat timer, counter, relay dan komponen lainnya, sehingga tak lagi membutuhkan komponen-komponen tersebut sebagai tambahan. Penggunaan relay membutuhkan counter, timer atau komponen lain untuk perangkat tambahan.
6. Keamanan Terjamin
Jika dilihat dari sisi keamanan, PLC tergolong perangkat yang luar biasa aman, dari segi dokumentasi, perangkat dan hal-hal mengenai program. PLC mempunyai sistem penguncian (lock), sehingga mengurangi dan dapat menghindarkan dari adanya pecurian dalam bentuk apapun.
7. Adanya Record Data dan Interface yang Memudahkan Pengguna
PLC dirancang untuk mampu menyimpan data-data yang diperlukan sesuai dengan kebutuhan dan program. Dimudahka dengan adanya interface yang dapat menampilkan proses, data maupun perbandingan ke dalam suatu perangkat komputer (PC) yang terhubung dengan PLC.
8. Sistem Terbaru dengan Wireless
Sistem terbaru dari PLC yaitu dengan menawarkan siste yang wireless dan dapat diakses oleh penggunanya dengan mudah dan jarak jauh. Tak harus masuk ke dalam kantor atau ruangan khusus.
9. Upgrade Sistem dan Komponen Lebih Cepat
Pengguna dapat Menambahkan komponen-komponen kendali setiap saat dan tanpa memerlukan tenaga juga biaya yang besar seperti pada pengendali konvensional (relay). Dimudahkan juga dengan komponen yang tersedia dalam bentuk paket modul, pemasangan dapat dilakukan dengan cepat dan mudah.

KEKURANGAN:
1. Teknologi Masih Baru
Pengubahan sistem lama yang mempergunakan relay ke dalam konsep komputer PLC masih dianggap baru bagi sebagian orang. Tentunya hal ini menjadikan suatu tantangan besar bagi vendor PLC untuk meningkatkan pengenalan PLC ke dalam masyarakat umum maupun masyarakat teknologi (khususnya). Sementara ini, PLC banyak digunakan pada level industri saja, belum banyak merambah dunia yang lebih luas yaitu masyarakat. Meskipun tak terlalu mempengaruhi pasar industri, dengan mengenal sistem PLC orang akan dapat memiliki ketertarikan tersendiri untuk mengasah ilmu khususnya dalam bidang kendali dengan PLC dan membuat implementasinya dalam kehidupan sehari-hari.
2. Aplikasi Program PLC Buruk untuk Aplikasi Statis (Tetap)
Aplikasi-aplikasi PLC dapat mencakup beberapa fungsi sekaligus. Di lain sisi, beberapa aplikasi merupakan aplikasu dengan satu fungsi. Jarang sekali dilakukan perubahan bahkan tidak sama sekali atau statis. Hal tersebut membuat penggunaan PLC pada aplikasi dengan satu fungsi dinilai tidak efektif bahkan dapat menghabiskan biaya yang besar alias boros. Oleh sebab itu, penggunaan PLC pada aplikasi kecil tidak direkomendasikan oleh para ahli sistem kendali.
3. Operasi dengan Ragkaian yang Statis (Tetap)
Kinerja PLC menjadi tidak optimal dan efektif bahkan memboroskan biaya jika rangkaian pada sebuah operasi tidak dilakukan perubahan secara menyeluruh. Proses justru akan menjadi lambat dan membuat sistem terganggu, mempengaruhi pada hasil produksi dan keluaran.
4. PLC Rentan terhadap Perubahan Suhu dan Keadaan Lingkungan
Menjadikan sebuah pertimbangan ketika suatu perangkat yang akan dipergunakan memiliki kelemahan yang cukup mengkhawatirkan. Dalam suatu kalang proses industri, lingkungan akan memiliki perubahan suhu dan keadaan yang tidak dapat diduga, seringkali pemanasan yang sangat luar biasa terjadi, vibrasi yang berhubungan langsung dengan alat-alat elektronik di dalam PLC dan keadaan lingkungan maupun lapangan yang tidak dapat dipungkiri dapat menyebabkan debu yang mengotori perangkat PLC. Apabila hal-hal tersebut terjadi secara terus menerus, kinerja pada sistem PLC akan terganggu dan tidak dapat berjalan secara maksimal. Hal-hal tersebut banyak terjadi khususnya pada PLC generasi lama. Untuk PLC generasi baru kekeurangan ini mulai dapat dikendalikan dan dikurangi secara perlahan oleh vendor.

PENGHARUM RUANGAN OTOMATIS

PENGHARUM RUANGAN OTOMATIS

Pada rancangan pengharum ruangan elektrik ini terdiri dari rangkaian pewaktu,rangkaian motor dan rangkaian catu daya

1.1 Analisis masalah
Berdasarkan pengamatan saya selama ini,permasalahan yang ada adalah banyaknya ruangan di beberapa tempat terutama di hotel,restoran dan yang lainnya menggunakan pengharum ruangan dengan cara disemprot atau digantungkan di dekat AC

1.2 Strategis Pemecahan Masalah
Setelah mengetahui permasalahan yg ada,saya melakukan percobaan untuk menggunakan pengharum ruangan elektrik dengan memanfaatkan IC pewaktu 4011(gerbang CMOS NAND).Dengan alat tersebut ruangan menjadi harum dan pengharumnya awet karena penggunaanya diatur.

1.3 Lingkungan Perangkat
Rancangan pengharum ruangan elektrik terdiri dari Rangkaian Gerbang CMOS NAND,penggerak mtor dan catu daya

1.3.1 Skema Blok
Agar memudahkan perencangan hardware,dibuat skema blok yang menggambarkan blok-blok rangkain dan alirannya.Cara kerja,dapat dijelaskan sebagai berikut:Saklar yang digunakan dpt diatur dengan memilih dari 4 keadaan yg diinginkan
Pada saat alat dijalankan,kipas akan berputar selama waktu yang telah ditentukan saklar,ketika waktu telah habis maka alat akan mati.Tetapi alat akan kembali hidup ditentukan oleh besarnya hambatan.Untuk menghidupkan kipas rangkaian pengaktif transistor PNP yaitu dengan memberikan logika rendah.Sedangkan untuk mematikannya maka rangkaian pengaktif harus memberikan logikatinggi pada transistor tersebut.


Gambar 3.1 :Skema blok diagram

1.3.2. Rangkaian pengharum Ruangan Dielektrik
Keterangan:
R4 = 33K R5 = 56 K
R6 = 150 K R7 = 560 K
Pada rangakaian ini,digunakan IC gerbang CMOS NAND.Tegangan catunnya adalah sebesar 12 V

1.3.3. Rangkaian Penggerak Motor
Pada aplikasi ini,syste harus menggerakan motor berupa transistor.Pada logika masukkan basis rendah maka transistor aktif sehingga menghidupkan motor dan lampu.Sebaliknya jika tegangan basis tinggi maka transistor tidak aktif sehingga motor dan lampu tetap mati.

Vcc + Vce + V motor
Jika pada Vce R = 0,maka motor bekerja
Vcc = - V motor DC
Tetapi jika Vce = Vcc maka motor tidak bekerja
Vcc = - Vcc + V motor
Vmotor = 0 V
Untuk mendapatkan ,Vce maka:
Vbe + Vb = 0
Jika Vb = logika rendah,maka Vbe = 0 sehingga Vce = 0 V,
Tetapi jika Vbc = logika tinggi maka Vbe = 0,7 V sehinggga Vcc = 9 V
Gambar 3.3:rangkaian penggerak motor
1.3.4 Rangkaian catu daya
Rangkaian catu daya untuk system ini membutuhkan tegangan sebesar 12 V.Gambar rangkain catu daya.
Gambar 3.4:rangkain catu daya
Komponen yang dipakai adalah
1.Trafo
2.Dioda
3.Kapasitor
4.IC regulator LM 7812
Tegangan yang dibutuhkan sebesar 12 V.Agar apat memanfaatkan tegangan PL,maka tegangan haus didwonkan.Fungsinya tersebut diperankan oleh Trafo.
Meskipun tegangan telah turun,tetapi arus masih berupa Arus AC,sehingga diperlukan dioda yang dapat menyearahkan arus menjadi arus yang searah.
Agar gelombang semakin halus dan stabil,maka ditambahkan kapasistor,IC regulator LM 7812.

1.3.5 Rangkaian Pengaktif
Rangkain pengaktif disususn oleh 4 buah gerbang CMOS NAND dan rangkaian pewaktu RC.Waktu pengaktifan di peroleh dari:
F = 1,44/(R8 + Rsaklar)Cx
T = 1/f
Sehingga waktu aktif adalah
T = (R8 + Rsaklar)/1,44.Cx


DAFTAR PUSTAKA
YOHANES PAULUS HARYO PRAKOSO(01497-073):Pengharum Ruangan Otomatis:Universitas Mercu Buana