Selasa, 06 Oktober 2009

RANCANG BANGUN PENYEDIA DAYA TEGANGAN TINGGI DC BERBASIS MIKROKONTROLLER AT89C51

SEMINAR NASIONAL IV
SDM TEKNOLOGI NUKLIR
YOGYAKARTA, 25-26 AGUSTUS 2008
ISSN 1978-0176
Sudiono dkk 143 Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir - BATAN
RANCANG BANGUN PENYEDIA DAYA TEGANGAN TINGGI DC
BERBASIS MIKROKONTROLLER AT89C51
SUDIONO, TOTO TRIKASJONO
Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir-BATAN
Jl. Babarsari Kotak Pos 1008, DIY 55010
Telp. 0274.489716, Faks.489715
Abstrak
Telah dirancang dan dibuta suatu penyedia daya tegangan tinggi DC berbasis mikrokontroler AT89C51
yang mampu menghasilkan tegangan keluaran sebesar 1478 volt DC dengan kestabilan tegangan >97%
sehingga layak digunakan untuk mencatu detektor dalam sistem pencacah nuklir. Alat ini dibuat untuk
melengkapi sistem pencacah nuklir di STTN. Alat ini terdiri atas penyedia tegangan tinggi DC, sistem ADC
0804 dan minimum sistem mikrokontroler dengan LCD modul.
Kata Kunci : Penyedian Tegangan Tinggi DC, Microkontroler, ADC
Abstract
Has been constructed a high voltage DC supply with LCD indicator by using microcontroller AT89C51
capable to yield the output to 1478 volt DC with the tension stability up to 97% and ready to be entered into
the nuclear counting system. This appliance to equip the nuclear counting system in STTN. This appliance
consist of high voltage circuit, analog to digital converter circuit and minimum system of microcontroller
with LCD module.
Keywords : high voltage DC, microcontroller, analog to digital converter
PENDAHULUAN
Energi nuklir merupakan suatu bentuk
energi yang dipancarkan secara radiasi dengan
memiliki dua sifat yang khas, yaitu tidak dapat
dirasakan secara langsung oleh indera manusia
dan beberapa jenis radiasi dapat menembus
beberapa jenis bahan. Dengan adanya sifat-sifat
tersebut, maka untuk dapat menentukan ada
atau tidaknya radiasi nuklir, diperlukan suatu
alat pengukur radiasi yang merupakan suatu
susunan peralatan untuk mendeteksi dan
mengukur radiasi. Untuk mengetahui ada dan
tidak radiasi nuklir diperlukan suatu alat
pengukur radiasi, baik pengukuran intensitas
maupun energi nuklir, intensistas radiasi adalah
banyaknya radiasi yang ditangkap pada suatu
titik pengukuran yang merupakan jumlah pulsa
radiasi yang ditangkap oleh detektor persatuan
waktu, intensitas radiasi sebanding dengan
aktivitas sumber radiasi, dan probabilitas
pancaran berbanding terbalik dengan kuadrat
jaraknya. Untuk mencacah radiasi nuklir
diperlukan alat “Sistem Pencacah Nuklir”.
Dalam Sistem Pencacah Nuklir
dibutuhkan sumber tegangan tinggi DC untuk
mencatu tegangan ke detektor (Geiger Muller).
Oleh karena itu dibutuhkan adanya penyedia
tegangan tinggi DC dengan keluaran yang
sesuai. Perkembangan teknologi semikonduktor
dewasa ini sangat cepat. mikrokontroler
merupakan teknologi semikonduktor dengan
kandungan transistor yang lebih banyak namun
hanya membutuhkan ruang yang kecil serta
dapat diproduksi secara masal, membuat harga
mikrokontroler lebih murah dibandingkan
dengan PC. Dengan kelebihan memiliki ukuran
yang kecil, mikrokontroler dapat diaplikasikan
untuk menampilkan tegangan keluaran HV DC
melalui LCD dalam bentuk digital.
SEMINAR NASIONAL IV
SDM TEKNOLOGI NUKLIR
YOGYAKARTA, 25-26 AGUSTUS 2008
ISSN 1978-0176
Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir - BATAN 144 Sudiono dkk
TINJAUAN PUSTAKA
Penyedia Tegangan Tinggi DC
Dalam Sistem Pencacah Nuklir
dibutuhkan alat untuk mencatu daya detektor
agar dapat bekerja sesuai fungsinya. Dalam hal
ini penyedia tegangan tinggi juga dapat
digunakan untuk menentukan plateu detektor.
Sumber tegangan tinggi dirancang untuk
mampu menghasilkan tegangan yang sesuai
dengan tegangan kerja dari detektor yang akan
digunakan.
Analog to Digital Converter (ADC)
ADC adalah sebuah rangkaian yang
mengubah besaran analog menjadi digital.
Perubahan ini diperlukan untuk mengamati
kejadian di luar komputer dari sebuah sensor
atau rangkaian elektronik yang biasanya
merupakan sinyal analog. Sinyal digital yang
dihasilkan oleh ADC merupakan konversi
terhadap masukan analog. Resolusi ADC
mengacu pada jumlah bit dalam keluaran ADC.
ADC 0804 akan merubah tegangan
analog menjadi digital dengan pendekatan
beruntun. Besarnya jangkauan tegangan dan
jumlah bit yang digunakan (resolusi 8 bit)
menentukan seberapa kecil perubahan tegangan
yang mampu dideteksi. Tingkat ketelitian dapat
ditunjukkan dengan persamaan :
Resolusi
Tingkatketelitian = JangkauanTegangan
Rangkaian ADC 0804 seperti pada
gambar merupakan jenis ADC pencacah dengan
metode pendekatan beruntun (Successive
Aproximation).
ADC ini juga bisa digunakan untuk mode
free running yaitu mode operasi yang
melakukan proses baca dan proses tulis secara
bebas (tidak ditentukan kapan waktunya tetapi
sengaja dibuat periodik). Caranya adalah
dengan menghubungkan pin INTR dan WR.
Mikrokontroler AT89C51
Mikrokontroler jika diartikan secara
harfiah, berarti pengendali berukuran mikro.
Sekilas mikrokontroler komputer sama dengan
mikroprosesor. Namun mikrokontroler
memiliki banyak komponen terintegrasi
didalamnya, komputer timer/counter. Sedang
pada mikroprosesor komponen tersebut tidak
terintegrasi timer/counter. Mikroprosesor
umumnya kita jumpai pada komputer dimana
bertugas memproses data input maupun output
dari berbagai sumber. Sedang mikrokontroler
lebih sesuai untuk tugas-tugas yang lebih
spesifik. (Danny Christanto 2004). Konfigurasi
pin AT89C51 ditunjukan pada Gambar 1. sbb ;
Gambar 1. Konfigurasi PIN AT89C51
Liquid Crystal Display (LCD)
LCD adalah suatu display dari bahan
cairan kristal yang pengoperasiannya menganut
sistem dot matrix. LCD banyak diaplikasikan
untuk alat alat elektronika seperti kalkulator.
Komunikasi data yang dipakai menggunakan
mode teks, artinya semua informasi yang
dikomunikasikan memakai kode American
Standard Code for Information Interchange
(ASCII).
Panel LCD CCM 162B2B Creation ini
memilikai dua baris 16 karakter. Luas dot
matrix 5 x 7 tiap karakter, terdiri dari 16
SEMINAR NASIONAL IV
SDM TEKNOLOGI NUKLIR
YOGYAKARTA, 25-26 AGUSTUS 2008
ISSN 1978-0176
Sudiono dkk 145 Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir - BATAN
terminal yaitu saluran data selebar 8 bit (DB0 –
DB7), sinyal kontrol Enable Signal (E),
Register Select (RS), Read/ Write (R/W), catu
(VCC) dan terminal ground (VSS).
PERANCANGAN ALAT
Perancangan dan pembuatan HV DC
detektor nuklir dengan penampil LCD ini terdiri
dari dua jenis yaitu perancangan dan pembuatan
hardware serta software (program penampil).
Secara menyeluruh blok diagram penyusun dari
HV DC detektor nuklir adalah seperti Gambar 2
sebegai berikut :
Gambar. 2. Blok Diagram Penyusunan HV DC
Penyedia Tegangan Tinggi DC
Penyedia Daya Tegangan Tinggi DC ini
berfungsi untuk mencatu daya detector nuklir
agar dapat beroperasi sesuai fungsinya,
sehingga dibutuhkan tegangan yang stabil.
Tegangan tinggi yang dihasilkan adalah 0-1350
volt DC. Rancang bangun HV DC detektor
nuklir ini menggunakan pencatu daya tegangan
rendah 5 volt. Adapun gambar keseluruhan
rangkaian HV DC detektor nuklir seperti
Gambar 3 sebagai berikut :
Gambar. 3. Rangkaian Sumber Tegangan
Tinggi DC
Gambar rangkaian di atas di mulai
dengan sebuah filter LC yang berfunsi sebagai
pengaman untuk mencegah terjadinya lonjakan
perubahan tegangan yang cukup besar.
Selanjutnya terdapat 3 buah transistor sebagai
pencatu dan saklar. Trafo yang digunakan
merupakan trafo step up yang menginduksi diri
sendiri. Trafo jenis ini banyak digunakan untuk
mencatu tegangan LCD pada laptop. Trafo ini
memiliki feedback internal sehingga kestabilan
tetap terjaga.
Kemudian tegangan keluaran trafo step
up disearahkan dengan menggunakan dioda
penyearah. Unit penyearah dibangun
menggunakan rangkaian Half Wave Voltage
Multiplier (pelipat tegangan setengah
gelombang).
Rangkaian Analog Digital Converter (ADC)
Pada penelitian ini akan digunakan ADC
0804. Input ADC 0804 berasal dari rangkaian
tahanan beban yang berupa tegangan analog.
Keluaran digital dari ADC bisa berderet (bit
demi bit) atau sejajar dengan semua bit yang
disandikan ditampilkan serentak. Adapun
rangkaian ADC 0804 diperlihatkan Gambar 4
sebagai berikut :
Gambar. 4. Rangkaian ADC 0804
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pengujian Penyedia Daya Tegangan Rendah
DC
Pengujian penyedia daya tegangan
rendah DC dilakukan sebanyak dua kali yaitu
pada supply HV DC dan sistem penampil.
Dalam pengukuran penyedia daya tegangan
rendah diharapkan memiliki factor regulasi
kurang dari 5%.
Penyedia tegangan rendah DC untuk
system HV DC memiliki faktor regulasi
sebesar 0.6%. Sedangkan faktor regulasi
penyedia tegangan rendah DC untuk sistem
penampil (ADC0804, minimum sistem
SEMINAR NASIONAL IV
SDM TEKNOLOGI NUKLIR
YOGYAKARTA, 25-26 AGUSTUS 2008
ISSN 1978-0176
Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir - BATAN 146 Sudiono dkk
mikrokontroler, modul LCD) adalah sebesar
0,4%.
Hasil yang diperoleh sudah sesuai
dengan yang diharapkan yaitu faktor
regulasinya kurang dari 5%.
Pengujian Penyedia Daya Tegangan Tinggi
DC
Pengujian Kestabilan Tegangan Tanpa Beban
Sumber tegangan tinggi sangat
diperlukan sebagai catu daya detektor GM.
Sebagai pencatu daya, sangat diperlukan
kualitas yang baik serta harus mempunyai
unjuk kerja yang sesuai dengan spesifikasi
(Nugroho T.2005). Tujuan dari pengujian
kestabilan tegangan tanpa beban adalah untuk
mengetahui tingkat kestabilan tegangan
keluaran dari penyedia tegangan tinggi tanpa
adanya beban detektor.
Gambar 5. Kestabilan Tegangan Tanpa Beban
Pengujian ini dilakukan selama 10 jam
tanpa berhenti, data diambil setiap interval
waktu 30 (tiga puluh) menit. Tegangan terendah
diperoleh pada saat awal dioperasikan senilai
840 Volt (Vmin) serta tegangan tertinggi
tertinggi yang diperoleh senilai 840 Volt
(Vmak) sehingga diperoleh selisih tegangan
ΔV= Vmak-Vmin = 840 Volt - 840 Volt = 0
Volt, selisih angka tersebut merupakan angka
yang stabil. Hasil yang diperoleh merupakan
hasil yang sesuai dengan perencanaan yaitu
nilai stabilitas tegangan berada diantara 95% -
100%.
Pengujian Kestabilan Tegangan Dengan
Beban
Tujuan dari pengujian kestabilan
tegangan dengan beban adalah untuk
mengetahui tingkat kestabilan tegangan
keluaran dari penyedia tegangan tinggi dengan
memasang beban detektor. Pengujian ini
dilakukan selama 6 (enam) jam tanpa
berhenti,data diambil setiap interval waktu 30
(tiga puluh) menit. Tegangan terendah
diperoleh pada saat awal dioperasikan senilai
750 Volt (Vmin) serta tegangan tertinggi
tertinggi yang diperoleh senilai 750 Volt (Vmak)
sehingga diperoleh selisih tegangan ΔV= Vmak-
Vmin = 750 Volt - 750 Volt = 0 Volt, selisih
angka tersebut merupakan angka yang stabil.
Gambar 6. Kestabilan Tegangan Dengan Beban
Hasil yang diperoleh merupakan hasil
yang sesuai dengan perencanaan yaitu nilai
stabilitas tegangan berada diantara 95% - 100%.
Sehingga HV DC ini layak digunakan.
Pengujian ADC 0804
Pengujian ADC dilakukan untuk
mengetahui linieritas input ADC terhadap
tegangan konversi keluarannya. Keluaran hasil
konversi diperoleh dari besar resolusi dikalikan
dengan bit.
Gambar 7. Linieritas Inpu ADC Terhadap Konversi
Output
19,215 mV
255
4,9
2 1
Resolusi 4,9
, n jumlah bit
2 1
Jangkauan V
Resolusi
8
n
in
= =

=
=

=
Pada Tabel di atas besarnya kesalahan
relatif dihitung dari persamaan:
SEMINAR NASIONAL IV
SDM TEKNOLOGI NUKLIR
YOGYAKARTA, 25-26 AGUSTUS 2008
ISSN 1978-0176
Sudiono dkk 147 Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir - BATAN
3,925 %
x100%
20
(20 19,215)
x100%
tegangan
(tegangan tegangan )
%Kesalahan
input
input konversi
=
⎥⎦

⎢⎣
⎡ −
=
⎥ ⎥⎦

⎢ ⎢⎣
⎡ −
=
Pengujian Keseluruhan Sistem
Pengujian keluaran HV DC terhadap input
ADC
Pengujian ini dilakukan untuk
menentukan linieritas keluaran HV DC
terhadap input ADC. Input ADC terletak pada
salah satu titik tahanan beban keluaran HV DC.
Input ADC akan berubah sesuai dengan
tegangan keluaran HV DC. Pada tegangan 6,8
volt tidak diperoleh data keluaran HV DC, hal
ini disebabkan keterbatasan alat ukur yang
digunakan. Akan tetapi dengan menggunakan
Gambar dapat diperoleh persamaan linier untuk
mengetahui tegangan maksimum HV DC.
Gambar 8. Linieritas Masukan Fungsi Keluaran
ADC
Dari Gambar 8 diperoleh persamaan
linier y = 0.0034x - 0.0078. dan besar tegangan
maksimum HV DC terhadap tegangan masukan
ADC yaitu 5,02 volt. Dari persamaan di atas
dapat dihitung :
Y = 0.0034x - 0.0078
5,02 = 0.0034x - 0.0078
x = 1478.764 volt
Pengujian keluaran HV DC terhadap tampilan
LCD
Pengujian ini dilakukan dengan cara
membandingkan tegangan keluaran HV DC
yang terukur dengan menggunakan multimeter
terhadap nilai yang tertampil pada LCD.
Gambar 9. Pengujian Keluaran HV DC Terhadap
Tampilan LCD
Terdapat perbedaan antara hasil
pengukuran dengan yang tertampil di LCD.
Akan tetapi dengan menggunakan persamaan
linier dari gambar grafik, kita dapat melakukan
pendekatan agar tidak terjadi kesalahan yang
sangat besar. Dari persamaan linier tersebut
diperoleh besarnya regresi linier sebesar
0,9985.Sebagai contoh pendekatan
menggunakan persamaan linier :
y = 0.9533x - 8.7052
140 = 0,9533x – 8.7052
x = 155.98 volt
Sehingga persentase kesalahan dapat kita
hitung:
x100% 1,27%
155,98volt
%kesalahan 155,98volt 154volt =

=
KESIMPULAN
1. HV DC detektor nuklir merupakan alat yang
digunakan untuk mencatu detektor nuklir
dalam sistem pencacah nuklir.
2. Tegangan keluaran maksimum HV DC
detekor nuklir adalah sebesar 1478 volt
dengan kestabilan tegangan >97% sehingga
layak digunakan
3. HV DC bisa digunakan untuk catu daya
detektor pada sistem pencacah nuklir dan
mudah penempatannya dengan ukuran
dimensinya 18cm x 11cm x 5cm.
DAFTAR PUSTAKA
1. EDI EKO PRASETYA, “Rancang Bangun
Sistem Penampil Kecepatan Aliran Pada
Pendingin Sekunder Reaktor Kartini”, Tugas
Akhir Jurusan Tekno Fisika Nuklir Sekolah
Tinggi Teknologi Nuklir, Yogyakarta
2. PUSPORINI, KRIS dan CHRISTANTO,
DANNY. 2004, Panduan Dasar
SEMINAR NASIONAL IV
SDM TEKNOLOGI NUKLIR
YOGYAKARTA, 25-26 AGUSTUS 2008
ISSN 1978-0176
Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir - BATAN 148 Sudiono dkk
Mikrokontroler Keluarga MCS-5. Innovative
Electronics, Surabaya.
3. MALVINO A. P, 1980, Prinsip prinsip
Elektronika, Edisi Kedua, Erlangga, Jakarta.
4. HAMZAH BERAHIM, 1994, Teknik Tenaga
listrik, Andi Offset, Yogyakarta
5. CHRISTANTO, D., dan PUSPORINI, K.,
2004, Panduan Dasar Mikrokontroler
Keluarga MCS-51, Innovative Electronics,
Surabaya.
6. MALIK, I., dan ANISTARDI, 1997,
Bereksperimen dengan Mikrokontroler 8031,
Elex Media Komputindo, Jakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar