Senin, 12 Oktober 2009

PEMBUATAN DAN ANALISA SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS
DISTRIBUSI JARINGAN LISTRIK
(Studi Kasus: Surabaya Industrial Estate Rungkut di Surabaya)
Lilik Jamilatul Awalin dan Bangun Muljo Sukojo
E-mail: bangunms@rad.net.id

Abstrak
Sistem Informasi Geografis (SIG) adalah sistem basis data yang bersifat spasial. Dengan kemampuannya, SIG dapat membantu mempermudah proses pemilihan alternatif keputusan. Hal ini dimungkinkan karena SIG mempunyaikemampuan untuk memproses dan menganalisa data dengan cepat. Kebutuhan akan tenaga listrik sampai saat ini makin
meningkat seiring dengan adanya perkembangan di sektor industri. Pengembangan tata guna lahan menuntut adanya pelayanan yang lebih baik serta penyediaan tenaga listrik yang lebih besar dan seimbang. Untuk memenuhi kebutuhan pelanggan di area Surabaya Industrial Estate Rungkut (SIER) dengan cepat dan profesional, SIG merupakan salah satu solusi dalam merencanakan serta mengelola sistem basis data. Dengan menggunakan Arc View dalam mengelola basis data yang bersifat spasial serta didukung dengan adanya data daya dan tegangan di kawasan Surabaya Industrial Estate
Rungkut, maka dapat dihitung besarnya resistansi, arus serta drop tegangan dan rugi daya saluran pada saluran yang dialiri oleh penyulang. Dengan memanfaatkan teknologi SIG, dapat membantu pada tingkat operator mempermudah pekerjaan. Sehingga dengan adanya teknologi SIG ini akan tercapai efisiensi penyaluran tenaga listrik yang seimbang

2. Metode
Data merupakan sumber informasi utama dalam penelitian ini dengan demikian keakuratan data sangat diperlukan demikianpula kesesuaiannya dengan kebutuhan. Data diperoleh dari beberapa sumber, antara lain dari PT. PLN PERSERO dan data dari Bakosurtanal (Badan Koordinasi Survey dan Pemetaan Nasional). Penelitian ini menggolongkan data menjadi dua golongan yaitu Peta Rupa Bumi skala 1 : 25000 yang dibuat oleh Bakosurtanal (Wilayah Rungkut KotaSurabaya), dikompilasi dari foto udara tahun 1993/ 1994 secara fotogrametri serta survey lapangan dilaksanakan pada tahun 1999 dan data lapangan berupa data tentang
titik-titik koordinat, data jumlah kWh, daya, no pelanggan, serta tipe pelanggan, alamat pelanggan.Secara garis besar tahapan penelitian ini dapat digambarkan seperti pada diagram alir pada Gambar 1.
Untuk mengetahui serta melakukan pengecekan (ground control) terhadap titik-titik koordinat terhadap objek yang akan ditampilkan pada pengelolaan SIG dilakukan pengukuran dengan menggunakan Global Positioning System (GPS) [1]. Hasil pengukuran ini juga disesuaikan dengan titik-titik yang ada pada peta garis 1 : 1.000, dengan demikian dapat diketahui apakah letak koordinat yang ada di peta sesuai dengan koordinat terukur. Pengukuran ground truth dengan menggunakan tank meter dilakukan untuk mengetahui arus. Pengecekan langsung jumlah kWh yang ada pada gardu induk dan di tempat pelanggan atau beban yang disuplai oleh satu penyulang.
Proses tumpang susun (overlay) dilakukan terhadap peta garis 1: 1.000 dengan hasil titik-titik koordinat yang telah diukur di lapangan dan dilanjutkan dengan proses gambar sedemikian rupa sehingga sesuai dengan single line diagram jaringan listrik.
Pembuatan dan analisis SIG dilakukan terhadap datadata yang didapat dari lapangan dan data berupa peta garis. Pengolahan data tersebut dilakukan dengan langkah-langkah seperti diuraikan diagram alir pada Gambar 2 dan 3.
Pengukuran koordinat untuk menentukan titik-titik tiang, gardu induk menggunakan peralatan GPS tipe navigasi dengan merek Garmin yang memiliki ketelitian 3 meter terhadap titik-tiki di lapangan. Dalam pelaksanaan pengukuran koordinat tersebut, walaupun pembacaannya baik tetap mungkin timbul kesalahan. Hal ini disebabkan adanya pengaruh benda lain yang menghalangi kebebasan GPS terhadap jangkauan satelit.

3. Hasil dan Pembahasan
Untuk menganalisis ketelitian GPS digunakan sistem koordinat Universal Transverse Mercator (UTM) dengan datum World Geodetic System 84 (WGS 84) berada pada Zone 49 Selatan. Dalam penentuan titik koordinat tiang, Gardu Induk (GI) dan sambungan dengan ketelitian absolut 3 meter masih dapat ditoleransi, hal ini dapat dibuktikan dengan perhitungan sebagai berikut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar