Konversi dari teks ke ucapan terdiri dari dua hal, yaitu :
1. mengubah dari teks ke fonem (text to fonem)
2. mengubah dari fonem ke ucapan (fonem to speech)
Teks ke fonem
Proses yang terjadi pada teks ke fonem adalah mengubah kalimat(teks) yang dimasukan dalam suatu bahasa tertentu yang berbentuk teks menjadi kode-kode bunyi yang biasanya diartikan menjadi kode fonem. Sedangkan kode fonem sendiri terdiri dari kode sampa, nilai duras dan nilai pitch (frekuensi dasar). Pada prinsipnya proses ini melakukan konversi dari symbo lsimbol tekstual menjadi symbol-simbol fonentik yang mempresentasikan unit bunyi terkecil dalam bahasa, sedangkan setiap bahsa memiliki atuaran cara pembacaannya. Hal ini yang menyebabkan implementasi unit converter teks ke fonem menjadi sangat spesifik terhadap suatu bahasa. Karena setiap bahasa memiliki jumlah fonem yang berbeda sehingga mempunyai kode sampa yang berbeda pula. Maka, dibutuhkan diphone database yang berbeda untuk tiap bahasa.
cotoh : kata ‘yo’ dikodekan dengan kode fonem dengan kode sebagai berikut :
‘y’ dikodekan ‘j 25 100 50 100’
‘o’ dikodekan ‘Q 25 100 50 100’
Pada contoh diatas memiliki arti bahwa pada huruf ‘y’ dan ‘o’ pada durasi 25 ms, pitchnya senilai 100 hz.Jika kode tersebut kita masukan ke dalam engine MBROLA maka suara yang akan dihasilkan masih berupa suara yang datar tanpa intonasi karena memiliki durasi dan pitch yang sama.
Fonem ke ucapan
MBROLA adalah Speech syntheizer yang menggunakan teknik penggabungan segmen bunyi berdasarkan pangkalan diphone (diphone concatenation), merupakan salah satu converter yang dibuat oleh TCTS Lab (TTS Research Team, Belgia), yang dapat beroprasi pada system operasi windows maupun yang lain, dan dapat menggunakan bahasa pemograman delphi, java, visual basic dan bahasa pemograman yang lain. Software ini digunakan untuk mengubah kode kode fonem menjadi suara/ ucapan.
Engine MBROLA hanya dapat membaca kode-kode fonem dalam file berextension ‘.pho’. Diphone database harus kita masukan untuk mendefinisikan jenis suara berprosodi seperti apa yang akan dikeluarkan. Diphone adalah gabungan dari dua buah fonem, dan menggunakan teknik diphone concatenation yang bekerja dengan menggabungkan segmen-segmen bunyi yang telah direkam sebelumnya.dan setipa segmen merupakan gabungan dari dua buah fonem (diphone). Teknik ini digunakan agar dapat menghasilkan tingkat kenaturalan yang tinggi. Prosodi dataset, seperti yang kita ketahui bahwa posodi adalah intonasi, dalam hal ini adalah intonasi suara yang dikeluarkan synthesizer MBROLA sesuai dengan pitch dan durasi yang tercantum pada kode fonemnya. Sedangakan model prosodi dataset adalah suatu model perbaikan ucapan yang dilakukan pada sistem texs to speech dengan penambahan kosakata serta memasukkan parameter dari durasi dan pitch yang diubah-ubah berdasarkan langkah-langkah percobaan, sehingga menghasilkan sistem text to spech yang memiliki intonasi pada kata yang diucapkan.
Pada bagian teks ke fonem, teks dijabarkan dalam bentuk kode fonem yang kemudian kode-kode fonem itu akan dikonversikan menjadi kode sampa yang akan dimengerti oleh synthesizar MBROLA. Dalam synthesizer MBROLA yang akan terjadi adalah, kode-kode sampa yang telah berisikan pitch dan durasi akan disuarakan, pastinya sesuai dengan bahasa yang dimengerti synthesizer MBROLA. Oleh sebab itu dalam pembutan sistem text to speech ini, sistem harus mengkonversi teks menjadi bahasa yang dikenali oleh MBROLA, sehingga dapat dibaca.
Selasa, 12 Januari 2010
Televisi Satelit
Televisi satelit pada dasarnya ditujukan kepada penggunaan satelit untuk menyiarkan program TV dari broadcasting centre ke daerah geografis yang besar. Televisi satelit menggunakan satelit GEO sebagai point – to- multipoint repeater yang menerima beberapa siaran televisi dari broadcasting centre (uplink) dan mengirimkan kembali (downlink) ke operator TV kabel, home dish dan lain – lain, yang letaknya didalam footprint satelit itu sendiri. Satelit dapat menyediakan acara TV secara langsung dari satelit ke pengguna (DTH television) atau secara tidak langsung dengan bantuan jaringan kabel atau jaringan broadcast teresterial, dimana satelit memberikan sinyal ke sentral operator dan mengirimkan kembali kepada pengguna yang menggunakan jaringan kabel atau melalui jaringan broadcast teresterial. Untuk layanan DTH yang termasuk kategori receive – only, antena receiver ditempatkan di pengguna untuk menerima acara TV secara langsung dari satelit.
Direct-to-Home Satellite Television
Direct-to-Home (DTH) Satellite Television ditujukan untuk penerimaan ecara langsung program atau siaran TV satelit oleh pengguna langsung darisatelit ke pengguna (pesawat televisi) melalui antena penerima yang mereka miliki sendiri. Layanan DTH dapat diklasifikasikan ke dalam 2 jenis yaitu Television receive-only (TVRO) dan layanan Direct Broadcast Satellite (DBS), tergantung pada band frekuensi yang disediakan dan ukuran dari antenna penerimanya. TVRO bekerja pada frekuensi C-Band dan DBS bekerja pada frekuensi Ku-Band. Gambar konfigurasi DTH dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
Gambar 2.1 Direct to home satellite television [6]
Direct Broadcast Satellite (DBS) Service
Direct Broadcasting Satellite (DBS) Service adalah suatu layanan yang menggunakan satelit untuk memancarkan bermacam-macam kanal dari program televisi satelit agar langsung diterima pesawat televisi (melalui antenna). Seluruh acara televisi satelit dikompres secara digital pada broadcasting centre untuk ditransmisikan ke satelit DBS yang selanjutnya satelit ini akan memancarkan kembali siaran yang diterimanya ke bumi sehingga bisa ditangkap langsung oleh home dish yang berada dalam coverage – nya.
Direct-to-Home Satellite Television
Direct-to-Home (DTH) Satellite Television ditujukan untuk penerimaan ecara langsung program atau siaran TV satelit oleh pengguna langsung darisatelit ke pengguna (pesawat televisi) melalui antena penerima yang mereka miliki sendiri. Layanan DTH dapat diklasifikasikan ke dalam 2 jenis yaitu Television receive-only (TVRO) dan layanan Direct Broadcast Satellite (DBS), tergantung pada band frekuensi yang disediakan dan ukuran dari antenna penerimanya. TVRO bekerja pada frekuensi C-Band dan DBS bekerja pada frekuensi Ku-Band. Gambar konfigurasi DTH dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
Gambar 2.1 Direct to home satellite television [6]
Direct Broadcast Satellite (DBS) Service
Direct Broadcasting Satellite (DBS) Service adalah suatu layanan yang menggunakan satelit untuk memancarkan bermacam-macam kanal dari program televisi satelit agar langsung diterima pesawat televisi (melalui antenna). Seluruh acara televisi satelit dikompres secara digital pada broadcasting centre untuk ditransmisikan ke satelit DBS yang selanjutnya satelit ini akan memancarkan kembali siaran yang diterimanya ke bumi sehingga bisa ditangkap langsung oleh home dish yang berada dalam coverage – nya.
Sistem Operasi Symbian
Symbian merupakan sebuah perusahaan patungan antara Nokia, Motorola, Erikson, Matsushita, dan Psion. Symbian didirikan untuk membuat sistem operasi yang optimum untuk perangkat bergerak yang diberi nama sistem operasi Symbian. Semenjak berdiri hingga sekarang, sistem operasi Symbian telah memimpin dalam industri perangkat bergerak seperti communicator dan smartphones. Sistem operasi Symbian dirancang untuk perangkat bergerak yang mengutamakan efisiensi penggunaan sumber daya memori dan baterai. Platform Symbian terbuka untuk umum dengan pustaka API (Application Programming Interface) yang cukup lengkap, sehingga banyak aplikasi-aplikasi yang sudah dibuat untuk sistem operasi ini. Aplikasi dapat dibuat dalam beberapa bahasa seperti C++, Java, atau VC++ dan lain-lain.
Dimana sistem operasi Symbian sendiri dibuat dengan bahasa C++. Sistem operasi Symbian (www.Symbian.com) adalah sistem operasi 32 bit, dengan konsep little endian dan berjalan pada beberapa tipe arsitektur mikroprosesor ARM (Advance RISC Machines). Sistem operasi Symbian bekerja dengan prinsip preemptive multitasking. Dukungan terhadap perangkat-perangkat keras terintegrasi dalam kernel extention yang ditulis dalam Dll (Dynamic linking library) yang terpisah. Kernel berjalan dalam mode privileged dan memberikan layanan ke aplikasi yang berjalan dalam mode unprivileged lewat User Llibrary. Symbian OS juga memberikan kumpulan-kumpulan library seperti networking (TCP/IP, PPP, FTP) communication (Bluethooth, IrDA). Layanan-layanan tersebut dapat diakses dengan menggunakan konsep hubungan client-server. Client mengunakan layanan API yang diberikan oleh server untuk berkomunikasi dengan server. Semua hubungan komunikasi client-server diatur oleh kernel.
Pembangunan Aplikasi dengan Symbian C++
Banyak developer-developer yang membangun aplikasi-aplikasi untuk sistem operasi Symbian didasarkan pada beberapa pertimbangan, diantaranya sebagai berikut:
a) Symbian OS ditulis dalam bahasa C++, sistem operasi seluruhya berbasis sistem object oriented sehingga flexible dan efisien.
b) Adanya API (Application Programming Interface) yang mempermudah pembuatan aplikasi.
c) Menyediakan mekanisme manajemen memori yang dapat dilakukan secara langsung oleh pembuat aplikasi.
d) Proses berdasarkan event driven, sehinggan penghematan memori dapat dilakukan oleh pembuatnya.
Pembangunan aplikasi pada sistem operasi Symbian menggunakan perangkat lunak “series 60 SDK for symbian C++” yang disediakan oleh nokia dan dapat didownload secara gratis. Perangkat lunak ini terdiri dari compiler, emulator, dan dokumentasi bahasa Symbian C++. Pada dasarnya pembangunan aplikasi menggunakan Symbian C++ dapat menghasilkan tiga jenis target aplikasi, yaitu executable (*.exe), dynamic linked library (*.dll) dan, application (*.app). Exe dan dll merupakan aplikasi yang terdiri dari paket-paket binary yang menjalankan suatu proses pada system operasi Symbian Executable (*.exe) dan dijalankan sebagai proses baru yang berupa aplikasi dilevel console, sedangkan dynamic linked libraries (*.dll) dijalankan sebagai bagian dari suatu proses. Berbeda dengan exe dan dll, application (*.app) merupakan aplikasi yang terdiri dari user interface yang dijalankan sebagai proses-proses yang terpisah. App adalah jenis aplikasi yang banyak digunakan untuk berinteraksi dengan menjalankan beberapa proses sekaligus dalam satu atau lebih thread.
Dimana sistem operasi Symbian sendiri dibuat dengan bahasa C++. Sistem operasi Symbian (www.Symbian.com) adalah sistem operasi 32 bit, dengan konsep little endian dan berjalan pada beberapa tipe arsitektur mikroprosesor ARM (Advance RISC Machines). Sistem operasi Symbian bekerja dengan prinsip preemptive multitasking. Dukungan terhadap perangkat-perangkat keras terintegrasi dalam kernel extention yang ditulis dalam Dll (Dynamic linking library) yang terpisah. Kernel berjalan dalam mode privileged dan memberikan layanan ke aplikasi yang berjalan dalam mode unprivileged lewat User Llibrary. Symbian OS juga memberikan kumpulan-kumpulan library seperti networking (TCP/IP, PPP, FTP) communication (Bluethooth, IrDA). Layanan-layanan tersebut dapat diakses dengan menggunakan konsep hubungan client-server. Client mengunakan layanan API yang diberikan oleh server untuk berkomunikasi dengan server. Semua hubungan komunikasi client-server diatur oleh kernel.
Pembangunan Aplikasi dengan Symbian C++
Banyak developer-developer yang membangun aplikasi-aplikasi untuk sistem operasi Symbian didasarkan pada beberapa pertimbangan, diantaranya sebagai berikut:
a) Symbian OS ditulis dalam bahasa C++, sistem operasi seluruhya berbasis sistem object oriented sehingga flexible dan efisien.
b) Adanya API (Application Programming Interface) yang mempermudah pembuatan aplikasi.
c) Menyediakan mekanisme manajemen memori yang dapat dilakukan secara langsung oleh pembuat aplikasi.
d) Proses berdasarkan event driven, sehinggan penghematan memori dapat dilakukan oleh pembuatnya.
Pembangunan aplikasi pada sistem operasi Symbian menggunakan perangkat lunak “series 60 SDK for symbian C++” yang disediakan oleh nokia dan dapat didownload secara gratis. Perangkat lunak ini terdiri dari compiler, emulator, dan dokumentasi bahasa Symbian C++. Pada dasarnya pembangunan aplikasi menggunakan Symbian C++ dapat menghasilkan tiga jenis target aplikasi, yaitu executable (*.exe), dynamic linked library (*.dll) dan, application (*.app). Exe dan dll merupakan aplikasi yang terdiri dari paket-paket binary yang menjalankan suatu proses pada system operasi Symbian Executable (*.exe) dan dijalankan sebagai proses baru yang berupa aplikasi dilevel console, sedangkan dynamic linked libraries (*.dll) dijalankan sebagai bagian dari suatu proses. Berbeda dengan exe dan dll, application (*.app) merupakan aplikasi yang terdiri dari user interface yang dijalankan sebagai proses-proses yang terpisah. App adalah jenis aplikasi yang banyak digunakan untuk berinteraksi dengan menjalankan beberapa proses sekaligus dalam satu atau lebih thread.
Sistem Komunikasi Wireless Optik Jarak Jauh dan Jarak Dekat
Berdasarkan jarak yang ditempuh, sistem transmisi wireless optik dapat dibedakan menjadi jarak jauh dan jarak dekat. Kedua jenis sistem ini memiliki dasar yang sama hanya memiliki perbedaan mendasar antara lain pada rugi-rugi atmosfer. Rugi-rugi atmosfer ini memiliki pengaruh yang kecil untuk sistem jarak dekat bahkan tidak memberikan pengaruh untuk sistem indoor. Power budget hampir seluruhnya ditentukan oleh daya pancar transmitter, free space loss, dan sensitivitas penerima.
a.Sistem Komunikasi Wireless Optik Jarak Jauh
Komunikasi wireless optik akan sangat dipengaruhi oleh redaman atmosfer dan fading pada jarak yang relatif jauh, misalnya 500 meter. Sistem transmisi jarak jauh harus memiliki system power budget yang baik untuk menjamin transmisi error free khususnya apabila sistem ini akan menggunakan transmisi kecepatan tinggi. Hal ini dapat dicapai dengan mengatur konfigurasi masing-masing komponen yaitu pemancar, jalur propagasi dan penerima. Untuk menghasilkan power budget yang baik, sistem jarak jauh dapat menggunakan semikonduktor laser 3B yang dapat menghasilkan daya pancar sekitar 100 mW (+20 dBm). Standart safety merekomendasikan bahwa sistem tersebut harus ditempatkan sehingga pancaran tidak dapat diganggu ataupun dilihat langsung oleh manusia. Sumber dengan daya pancar yang lebih lemah dapat digunakan dengan menambahkan erbium doped fiber amplifier (EDFA) untuk menghasilkan daya di penerima yang sama.
Power budget yang baik menghendaki rugi-rugi propagasi keseluruhan yang minimal sehingga sistem jarak jauh mengharuskan terbentuknya jalur line of sight antara pemancar dan penerima. Sensitivitas penerima merupakan salah satu faktor penting dalam sistem jarak jauh dalam menentukan power budget. APD banyak digunakan pada sistem jarak jauh karena memiliki sensitivitas yang lebih baik dibandingkan dengan PIN photodiode serta dapat mencapai jarak yang lebih jauh lagi. Sistem komunikasi optik jarak jauh sangat ditentukan oleh rugi-rugi atmosfer sepanjang jalur propagasi yang terdiri dari free space loss, clear air absorption, hamburan dan pembiasan. Free space loss menunjukkan perbandingan daya yang dipancarkan terhadap daya yang diterima pada apertur penerima. Clear air absorption adalah proses kenaikan window transmisi dengan rugi-rugi rendah yang berpusat pada panjang gelombang 850 nm, 1300 nm, dan 1550 nm. Proses ini identik dengan absorption loss pada fiber optic sehingga perangkat optoelektronik yang sama dapat digunakan.
Hamburan dan pembiasan antara lain diakibatkan oleh hujan, kabut, dan yang memberikan efek redaman terhadap daya yang dipancarkan. Performa komunikasi optik terburuk terjadi pada musim dingin karena meratanya hujan, kabut, dan salju yang tinggi. Kendala lain yang muncul link wireless optik jarak jauh dengan pemancar dan penerima yang diletakkan pada bangunan yang tinggi adalah goncangan bangunan yang diakibatkan oleh angin atau gempa yang dapat mempengaruhi pancaran. Masalah ini dapat diatasi dengan dua macam cara yang berbeda yaitu beam divergence dan active tracking. Dengan beam divergensi, berkas pancar disebar sehingga ketika tiba di link penerima, beam ini membentuk kerucut optic yang cukup besar. Bergantung pada desain produk, pada umumnya penyebaran berkas mencapai sudut 3-6 miliradian dan memiliki diameter 3-6 meter setelah menempuh jarak 1 kilometer. Bila penerima terletak pada pusat pancaran, penyebaran tersebut dapat berkompromi dengan error.
b. Sistem Komunikasi Wireless Optik Jarak Dekat
Sistem jarak dekat memilki prinsip yang sama dengan sistem jarak jauh akan tetapi memiliki parameter-parameter yang berbeda dalam penentuan kinerja sistem. Sistem jarak dekat ini biasanya memiliki jarak antara pemancar dan penerima kurang dari 500 meter. Berdasarkan tempat propagasi, sistem transmisi optic pada jarak dekat dapat dibedakan menjadi komunikasi indoor dan outdoor.
1 Sistem Komunikasi Wireless Optik Outdoor
Sistem jarak dekat outdoor dapat digunakan untuk menyampaikan link kapasitas tinggi antara bangunan yang berdekatan, dengan memanfaatkan pemancar kelas 3B yang berdaya tinggi sehingga power budget yang baik dapat diterapkan. Kekomplekan sistem keseluruhan dan biaya yang diperlukan untuk sistem jarak dekat jauh lebih kecil dibandingkan sistem jarak jauh karena tidak memerlukan automatic aligment dan tracking. Hal ini disebabkan sistem jarak dekat memiliki rugi-rugi yang lebih kecil sehingga lebih toleran terhadap berkas pancar yang lebih lebar.
2 Sistem Komunikasi Wireless Optik Indoor
Komunikasi pada sistem indoor dapat dibentuk antara perangkat komunikasi portabel seperti laptop, personal digital assistants ataupun telepon portable dengan base station yang biasanya terhubung ke jaringan lain melalui komputer. Sistem indoor memiliki prinsip yang tidak jauh berbeda dengan sistem outdoor akan tetapi pada prakteknya desain sistem ini sangat berbeda. Sistem ini harus memenuhi eye safety kelas 1 pada tabel yang sudah diberikan di atas sehingga sumber optik yang digunakan sebagian besar adalah LED. Penggunaan laser pada sistem indoor memiliki kesulitan untuk menghasilkan power budget yang baikl karena tidak dapat menggunakan daya pancar yang tinggi. Sistem indoor menghasilkan performa yang lebih baik dengan menggunakan LED sebagai sumber cahaya karena dapat memancarkan daya yang lebih tinggi dan masih tetap dalam daerah safety kelas 1. hal ini disebabkan LED bukan merupakan sumber titik sebagaimana laser, LED merupakan sumber yang memiliki area tertentu sehingga apabila dibentuk image di retina mencakup daerah yang luas sehingga daya didifuskan.
a.Sistem Komunikasi Wireless Optik Jarak Jauh
Komunikasi wireless optik akan sangat dipengaruhi oleh redaman atmosfer dan fading pada jarak yang relatif jauh, misalnya 500 meter. Sistem transmisi jarak jauh harus memiliki system power budget yang baik untuk menjamin transmisi error free khususnya apabila sistem ini akan menggunakan transmisi kecepatan tinggi. Hal ini dapat dicapai dengan mengatur konfigurasi masing-masing komponen yaitu pemancar, jalur propagasi dan penerima. Untuk menghasilkan power budget yang baik, sistem jarak jauh dapat menggunakan semikonduktor laser 3B yang dapat menghasilkan daya pancar sekitar 100 mW (+20 dBm). Standart safety merekomendasikan bahwa sistem tersebut harus ditempatkan sehingga pancaran tidak dapat diganggu ataupun dilihat langsung oleh manusia. Sumber dengan daya pancar yang lebih lemah dapat digunakan dengan menambahkan erbium doped fiber amplifier (EDFA) untuk menghasilkan daya di penerima yang sama.
Power budget yang baik menghendaki rugi-rugi propagasi keseluruhan yang minimal sehingga sistem jarak jauh mengharuskan terbentuknya jalur line of sight antara pemancar dan penerima. Sensitivitas penerima merupakan salah satu faktor penting dalam sistem jarak jauh dalam menentukan power budget. APD banyak digunakan pada sistem jarak jauh karena memiliki sensitivitas yang lebih baik dibandingkan dengan PIN photodiode serta dapat mencapai jarak yang lebih jauh lagi. Sistem komunikasi optik jarak jauh sangat ditentukan oleh rugi-rugi atmosfer sepanjang jalur propagasi yang terdiri dari free space loss, clear air absorption, hamburan dan pembiasan. Free space loss menunjukkan perbandingan daya yang dipancarkan terhadap daya yang diterima pada apertur penerima. Clear air absorption adalah proses kenaikan window transmisi dengan rugi-rugi rendah yang berpusat pada panjang gelombang 850 nm, 1300 nm, dan 1550 nm. Proses ini identik dengan absorption loss pada fiber optic sehingga perangkat optoelektronik yang sama dapat digunakan.
Hamburan dan pembiasan antara lain diakibatkan oleh hujan, kabut, dan yang memberikan efek redaman terhadap daya yang dipancarkan. Performa komunikasi optik terburuk terjadi pada musim dingin karena meratanya hujan, kabut, dan salju yang tinggi. Kendala lain yang muncul link wireless optik jarak jauh dengan pemancar dan penerima yang diletakkan pada bangunan yang tinggi adalah goncangan bangunan yang diakibatkan oleh angin atau gempa yang dapat mempengaruhi pancaran. Masalah ini dapat diatasi dengan dua macam cara yang berbeda yaitu beam divergence dan active tracking. Dengan beam divergensi, berkas pancar disebar sehingga ketika tiba di link penerima, beam ini membentuk kerucut optic yang cukup besar. Bergantung pada desain produk, pada umumnya penyebaran berkas mencapai sudut 3-6 miliradian dan memiliki diameter 3-6 meter setelah menempuh jarak 1 kilometer. Bila penerima terletak pada pusat pancaran, penyebaran tersebut dapat berkompromi dengan error.
b. Sistem Komunikasi Wireless Optik Jarak Dekat
Sistem jarak dekat memilki prinsip yang sama dengan sistem jarak jauh akan tetapi memiliki parameter-parameter yang berbeda dalam penentuan kinerja sistem. Sistem jarak dekat ini biasanya memiliki jarak antara pemancar dan penerima kurang dari 500 meter. Berdasarkan tempat propagasi, sistem transmisi optic pada jarak dekat dapat dibedakan menjadi komunikasi indoor dan outdoor.
1 Sistem Komunikasi Wireless Optik Outdoor
Sistem jarak dekat outdoor dapat digunakan untuk menyampaikan link kapasitas tinggi antara bangunan yang berdekatan, dengan memanfaatkan pemancar kelas 3B yang berdaya tinggi sehingga power budget yang baik dapat diterapkan. Kekomplekan sistem keseluruhan dan biaya yang diperlukan untuk sistem jarak dekat jauh lebih kecil dibandingkan sistem jarak jauh karena tidak memerlukan automatic aligment dan tracking. Hal ini disebabkan sistem jarak dekat memiliki rugi-rugi yang lebih kecil sehingga lebih toleran terhadap berkas pancar yang lebih lebar.
2 Sistem Komunikasi Wireless Optik Indoor
Komunikasi pada sistem indoor dapat dibentuk antara perangkat komunikasi portabel seperti laptop, personal digital assistants ataupun telepon portable dengan base station yang biasanya terhubung ke jaringan lain melalui komputer. Sistem indoor memiliki prinsip yang tidak jauh berbeda dengan sistem outdoor akan tetapi pada prakteknya desain sistem ini sangat berbeda. Sistem ini harus memenuhi eye safety kelas 1 pada tabel yang sudah diberikan di atas sehingga sumber optik yang digunakan sebagian besar adalah LED. Penggunaan laser pada sistem indoor memiliki kesulitan untuk menghasilkan power budget yang baikl karena tidak dapat menggunakan daya pancar yang tinggi. Sistem indoor menghasilkan performa yang lebih baik dengan menggunakan LED sebagai sumber cahaya karena dapat memancarkan daya yang lebih tinggi dan masih tetap dalam daerah safety kelas 1. hal ini disebabkan LED bukan merupakan sumber titik sebagaimana laser, LED merupakan sumber yang memiliki area tertentu sehingga apabila dibentuk image di retina mencakup daerah yang luas sehingga daya didifuskan.
General Packet Radio Service (GPRS)
Di dunia industri komunikasi bergerak (mobile), data bergerak dan multimedia kini menjadi fokus pengembangan, dan General Packet Radio Service (GPRS) menjadi kunci yang memungkinkan untuk meraih sukses di pasar. Alasannya adalah melalui GPRS, ledakan pertumbuhan layanan internet melalui jaringan kabel (telepon), sekarang dimungkinkan penyalurannya melalui komunikasi bergerak. Nortel Networks, Ericsson,
Siemens, Nokia dan banyak industri telekomunikasi lainnya dalam publikasinya menyatakan telah mampu mengawinkan Web dengan telepon bergerak menggunakan teknologi GPRS yang kini mulai gencar ditawarkan kepada para operator GSM dan TDMA. GPRS merupakan sistem transmisi berbasis paket untuk GSM yang menggunakan prinsip tunnelling. GPRS menawarkan laju data yang lebih tinggi. Laju datanya secara kasar sampai 115 kbps dibandingkan dengan 9,6 kbps yang dapat disediakan oleh GSM. Kanal-kanal radio ganda dapat dialokasikan bagi seorang pengguna dan kanal yang sama dapat pula digunakan secara sharing di antara beberapa pengguna sehingga sangat efisien. Dari segi biaya, pentarifan diharapkan hanya mengacu pada volume penggunaan. Pengguna ditarik biaya dalam kaitannya dengan banyaknya byte yang dikirim atau diterima, tanpa memperdulikan panggilan, dengan demikian dimungkinkan GPRS akan menjadi lebih cenderung dipilih oleh pelanggan untuk mengaksesnya daripada layanan-layanan IP.
GPRS merupakan teknologi baru yang memungkinkan para operator jaringan komunikasi bergerak menawarkan layanan data dengan laju bit yang lebih tinggi dengan tarif rendah, sehingga membuat layanan data menjadi menarik bagi pasar. Para operator jaringan komunikasi bergerak di luar negeri kini melihat GPRS sebagai kunci untuk mengembangkan pasar komunikasi bergerak menjadi pesaing baru di lahan yang pernah menjadi milik jaringan kabel, yakni layanan internet. Kondisi ini dimungkinkan karena ledakan penggunaan internet melalui jaringan kabel (telepon) dapat pula dilakukan melalui jaringan bergerak. Sebagai contoh misalnya adalah laporan cuaca, pemesanan makanan, berita olah raga sampai ke informasi seperti berita-berita penting harian. Kontrak kontrak pengadaan GPRS dan produk-produk pendukungnya antara pabrik-pabrik pembuat perangkat telekomunikasi dengan operator jaringan komunikasi bergerak pun bermunculan. Kontrak jaringan GPRS pertama di dunia telah dilaksanakan di bulan Maret 1999 yang lalu antara Ericsson dengan operator komunikasi bergerak di Jerman; T-Mobile. Berikutnya, Ericsson juga menangani kontrak dengan operator One 2 One di Inggris, SmartTone Mobile Communication di Hongkong, Omnipoint di Amerika Serikat. Perusahaan perangkat komunikasi lainnyapun seperti Nortell Networks, Nokia dan lain-lain kini ikut berkompetisi menawarkan kontrak-kontraknya dengan para operator yang berkeinginan memasarkan layanan GPRS.
GPRS menggunakan modulasi radio yang sama dengan standar GSM, pita frekuensi yang sama, struktur burst yang sama, hukum-hukum lompatan frekuensi yang sama, dan struktur bingkai (frame) TDMA yang sama. Kanal-kanal data paket yang baru sangat mirip dengan kanal-kanal lalulintas percakapan. Dengan demikian BSS (Base Station Subsystem) yang sudah ada akan menyediakan cakupan GPRS lengkap mulai dari ujung jaringan. Namun dibutuhkan sebuah entitas jaringan fungsional baru, yakni PCU (Packet Control Unit) yang berfungsi sebagai pengatur segmentasi paket, akses kanal radio, kesalahan-kesalahan transmisi dan kendali daya.
Jaringan GPRS merupakan jaringan terpisah dari jaringan GSM dan saat ini hanya digunakan untuk aplikasi data.Komponen-komponen utama jaringan GPRS adalah :
a. GGSN; gerbang penghubung jaringan GSM ke jaringan internet
b. SGSN; gerbang penghubung jaringan BSS/BTS ke jaringan GPRS
c PCU; komponen di level BSS yang menghubungkan terminal ke jaringan GPRS
Penyebaran jaringan GPRS adalah dimulai dengan introduksi sebuah subsistem jaringan overlay baru Network SubSystem (NSS). NSS memilki dua elemen jaringan baru yakni Serving GPRS Support Node (SGSN) dan Gateway GPRS Support Node (GGSN). SGSN memiliki tingkat hirarki yang sama dengan MSC dan VLR, menjaga alur (track) lokasi dari setasiun-setasiun bergerak individual dan melakukan fungsi-fungsi keamanan dan kendali akses. SGSN dihubungkan ke BSS melalui Frame Relay. GGSN secara kasar analog dengan suatu Gateway MSC yang menangani antarkerja dengan jaringan-jarinan IP eksternal. GGSN membungkus ulang dengan format baru (mengenkapsulasi) paket-paket yang diterima jaringan-jaringan IO eksternal dan merutekannya menuju SGSN menggunakan GPRS tunnelling protocol. Walaupun para pelanggan secara continue dihubungkan ke jaringan melalui GPRS, spektrumnya tetap tinggal bebas bagi pelanggan lain untuk menggunakannya jika tidak ada data yang ditransfer. Tidak hanya dalam hal tersebut, GPRS memungkinkan pemultiplekan spektrum secara statistik. Hal ini berarti tidak ada waktu penciptaan panggilan dan operatornya dapat dapat juga menawarkan berbagai layanan sehingga membuatnya menjadi suatu landasan yang ideal bagi layanan data yang memiliki nilai tambah.
Siemens, Nokia dan banyak industri telekomunikasi lainnya dalam publikasinya menyatakan telah mampu mengawinkan Web dengan telepon bergerak menggunakan teknologi GPRS yang kini mulai gencar ditawarkan kepada para operator GSM dan TDMA. GPRS merupakan sistem transmisi berbasis paket untuk GSM yang menggunakan prinsip tunnelling. GPRS menawarkan laju data yang lebih tinggi. Laju datanya secara kasar sampai 115 kbps dibandingkan dengan 9,6 kbps yang dapat disediakan oleh GSM. Kanal-kanal radio ganda dapat dialokasikan bagi seorang pengguna dan kanal yang sama dapat pula digunakan secara sharing di antara beberapa pengguna sehingga sangat efisien. Dari segi biaya, pentarifan diharapkan hanya mengacu pada volume penggunaan. Pengguna ditarik biaya dalam kaitannya dengan banyaknya byte yang dikirim atau diterima, tanpa memperdulikan panggilan, dengan demikian dimungkinkan GPRS akan menjadi lebih cenderung dipilih oleh pelanggan untuk mengaksesnya daripada layanan-layanan IP.
GPRS merupakan teknologi baru yang memungkinkan para operator jaringan komunikasi bergerak menawarkan layanan data dengan laju bit yang lebih tinggi dengan tarif rendah, sehingga membuat layanan data menjadi menarik bagi pasar. Para operator jaringan komunikasi bergerak di luar negeri kini melihat GPRS sebagai kunci untuk mengembangkan pasar komunikasi bergerak menjadi pesaing baru di lahan yang pernah menjadi milik jaringan kabel, yakni layanan internet. Kondisi ini dimungkinkan karena ledakan penggunaan internet melalui jaringan kabel (telepon) dapat pula dilakukan melalui jaringan bergerak. Sebagai contoh misalnya adalah laporan cuaca, pemesanan makanan, berita olah raga sampai ke informasi seperti berita-berita penting harian. Kontrak kontrak pengadaan GPRS dan produk-produk pendukungnya antara pabrik-pabrik pembuat perangkat telekomunikasi dengan operator jaringan komunikasi bergerak pun bermunculan. Kontrak jaringan GPRS pertama di dunia telah dilaksanakan di bulan Maret 1999 yang lalu antara Ericsson dengan operator komunikasi bergerak di Jerman; T-Mobile. Berikutnya, Ericsson juga menangani kontrak dengan operator One 2 One di Inggris, SmartTone Mobile Communication di Hongkong, Omnipoint di Amerika Serikat. Perusahaan perangkat komunikasi lainnyapun seperti Nortell Networks, Nokia dan lain-lain kini ikut berkompetisi menawarkan kontrak-kontraknya dengan para operator yang berkeinginan memasarkan layanan GPRS.
GPRS menggunakan modulasi radio yang sama dengan standar GSM, pita frekuensi yang sama, struktur burst yang sama, hukum-hukum lompatan frekuensi yang sama, dan struktur bingkai (frame) TDMA yang sama. Kanal-kanal data paket yang baru sangat mirip dengan kanal-kanal lalulintas percakapan. Dengan demikian BSS (Base Station Subsystem) yang sudah ada akan menyediakan cakupan GPRS lengkap mulai dari ujung jaringan. Namun dibutuhkan sebuah entitas jaringan fungsional baru, yakni PCU (Packet Control Unit) yang berfungsi sebagai pengatur segmentasi paket, akses kanal radio, kesalahan-kesalahan transmisi dan kendali daya.
Jaringan GPRS merupakan jaringan terpisah dari jaringan GSM dan saat ini hanya digunakan untuk aplikasi data.Komponen-komponen utama jaringan GPRS adalah :
a. GGSN; gerbang penghubung jaringan GSM ke jaringan internet
b. SGSN; gerbang penghubung jaringan BSS/BTS ke jaringan GPRS
c PCU; komponen di level BSS yang menghubungkan terminal ke jaringan GPRS
Penyebaran jaringan GPRS adalah dimulai dengan introduksi sebuah subsistem jaringan overlay baru Network SubSystem (NSS). NSS memilki dua elemen jaringan baru yakni Serving GPRS Support Node (SGSN) dan Gateway GPRS Support Node (GGSN). SGSN memiliki tingkat hirarki yang sama dengan MSC dan VLR, menjaga alur (track) lokasi dari setasiun-setasiun bergerak individual dan melakukan fungsi-fungsi keamanan dan kendali akses. SGSN dihubungkan ke BSS melalui Frame Relay. GGSN secara kasar analog dengan suatu Gateway MSC yang menangani antarkerja dengan jaringan-jarinan IP eksternal. GGSN membungkus ulang dengan format baru (mengenkapsulasi) paket-paket yang diterima jaringan-jaringan IO eksternal dan merutekannya menuju SGSN menggunakan GPRS tunnelling protocol. Walaupun para pelanggan secara continue dihubungkan ke jaringan melalui GPRS, spektrumnya tetap tinggal bebas bagi pelanggan lain untuk menggunakannya jika tidak ada data yang ditransfer. Tidak hanya dalam hal tersebut, GPRS memungkinkan pemultiplekan spektrum secara statistik. Hal ini berarti tidak ada waktu penciptaan panggilan dan operatornya dapat dapat juga menawarkan berbagai layanan sehingga membuatnya menjadi suatu landasan yang ideal bagi layanan data yang memiliki nilai tambah.
FILTER GELOMBANG MIKRO
Filter merupakan rangkaian yang meloloskan sinyal pada lebar pita frekuensi tertentu dan meredam sinyal pada frekuensi yang tidak dinginkan. Berdasarkan daerah frekuensi yang dilewatkan, filter dibagi menjadi beberapa jenis yaitu: LPF ( Low Pass Filter ), HPF ( High Pass Filter ), BPF ( Band Pass Filter ) dan BSF / BRF ( Band Stop Filter/ Band Reject Filter ).Respon frekuensi dari keempat filter tersebut adalah sebagai berikut :
Suatu filter ideal mempunyai nol rugi-rugi penyisipan (insertion loss) dan group delay yang relatif konstan pada passband, dan redaman yang sangat besar pada stopband. Secara praktis, perancangan sebuah filter sangat menyimpang dari kondisi ideal. Yang terbaik yang dapat terpenuhi adalah untuk mendapatkan sebuah filter yang dapat bekerja dengan cukup baik pada frekuensi yang dibutuhkan. Dalam merancang sebuah filter, persamaan yang dipakai dalam perancangan filter jenis lain pada umumnya menggunakan parameter prototipe LPF (Low Pass Filter), kemudian disintesis dengan pemetaan ke jenis filter yang dirancang dan berberapa parameter yang harus diperhatikan, yaitu: Bandwidth , Frekuensi dan atenuasi pada stop band, Impedansi masukan dan keluaran, Return Loss, Insertion Loss dan Group delay
TIPE FILTER GELOMBANG MIKRO
Pada dasarnya filter dapat dibuat sesuai dengan komponen yang digunakan, dalam hal ini berdasarkan komponen yang digunakan filter dapat digolongkan kedalam 2 jenis yaitu menggunakan komponen diskrit dan komponen terdistribusi.
Filter dengan menggunakan komponen – komponen diskrit biasanya tersusun atas komponen reaktif R ( resistor), L ( Induktor), C (Kapasitor) atau biasa disebut filter pasif dan komponen R,C penguat / Operational Amplifier ( filter aktif).
TERDISTRIBUSI
Filter dengan menggunakan komponen – komponen terdistribusi tersusun atas componen yang berasal dari komponen L,C,R terdistribusi (saluran transmisi). Dalam hal ini beberapa contoh saluran transmisi diantaranya saluran strip, mikrostrip, waveguide, coaxial dan jenis saluran transmisi yang lain.
Suatu filter ideal mempunyai nol rugi-rugi penyisipan (insertion loss) dan group delay yang relatif konstan pada passband, dan redaman yang sangat besar pada stopband. Secara praktis, perancangan sebuah filter sangat menyimpang dari kondisi ideal. Yang terbaik yang dapat terpenuhi adalah untuk mendapatkan sebuah filter yang dapat bekerja dengan cukup baik pada frekuensi yang dibutuhkan. Dalam merancang sebuah filter, persamaan yang dipakai dalam perancangan filter jenis lain pada umumnya menggunakan parameter prototipe LPF (Low Pass Filter), kemudian disintesis dengan pemetaan ke jenis filter yang dirancang dan berberapa parameter yang harus diperhatikan, yaitu: Bandwidth , Frekuensi dan atenuasi pada stop band, Impedansi masukan dan keluaran, Return Loss, Insertion Loss dan Group delay
TIPE FILTER GELOMBANG MIKRO
Pada dasarnya filter dapat dibuat sesuai dengan komponen yang digunakan, dalam hal ini berdasarkan komponen yang digunakan filter dapat digolongkan kedalam 2 jenis yaitu menggunakan komponen diskrit dan komponen terdistribusi.
Filter dengan menggunakan komponen – komponen diskrit biasanya tersusun atas komponen reaktif R ( resistor), L ( Induktor), C (Kapasitor) atau biasa disebut filter pasif dan komponen R,C penguat / Operational Amplifier ( filter aktif).
TERDISTRIBUSI
Filter dengan menggunakan komponen – komponen terdistribusi tersusun atas componen yang berasal dari komponen L,C,R terdistribusi (saluran transmisi). Dalam hal ini beberapa contoh saluran transmisi diantaranya saluran strip, mikrostrip, waveguide, coaxial dan jenis saluran transmisi yang lain.
CDMA 20001X EV-DO
CDMA 20001X EV-DO
CDMA merupakan sistem seluler yang menggunakan IS-95A sebagai standard air interface. Dalam perkembangannya CDMA mengalami perbaikan sampai pada CDMA 2000 yang berganti standard menjadi IS-95B. Untuk pengembangan selanjutnya CDMA Code Division Multiple Access (CDMA) adalah teknologi digital seluler yang menggunakan sistem pengkodean yang unik, dijamin kenyaman tinggi dan memiliki kapasitas spektrum yang besar.Sistem ini menggunakan kode – kode korelatif untuk membedakan satu pengguna dengan pengguna yang lain. Sinyal - sinyal CDMA itu pada penerima dipisahkan dengan menggunakan sebuah korelator yang hanya melakukan proses despreading spektrum pada sinyal yang sesuai. Sinyal- sinyal lain yang kodenya cocok, tidak di-despread dan hasilnya sinyal - sinyal lain itu hanya menjadi noise interferensi. CDMA 2000 IX EV-DO adalah tahap pertama dari evolusi CDMA 2000 IX. Spesifikasi IX EV-DO ditetapkan oleh oganisasi standar 3G, 3GPP2 (IS-856). EV-DO menempatkan data dan suara dalam kanal yang terpisah sehingga data dapat dikirimkan dalam kecepatan 2,4 Mbps. EV-DO dikenal sebagai High Rate Packet Data Air Interface. EV-DO adalah teknologi yang memungkinkan layanan internet secara wireless. Berikut adalah parameter penting dari standar :
Mendukung kecepatan data 2,4 Mbps pada downlink dan 153,6 Kbps pada uplink. Mendukung dua mode inter-operable: mode integrated IX ditujukan untuk suara dan data kecepatan biasa (medium), dan mode IX EV ditujukan untuk data non real-time yang berkapasitas tinggi/data kecepatan tinggi dan data akses internet. Menggunakan adaptive rate yang disesuiakan dengan kondisi kanal. Menggunakan modulasi dan coding adaptive. Menggunakan macro diversity melalui pemilihan radio. Terminal IX EV-DO selalu dalam kondisi hidup pada active state. Menggunakan banyak format modulasi (QPSK,8-PSK,16-QAM).
Konfigurasi Jaringan CDMA 2000 1X EV-DO
Jaringan CDMA EV-DO terdiri dari bagian, yaitu: Radio Nodes (RNs), Radio Network Controller (RNC) dan Packet Data Serving Node (PDSN). IX EV-DO
mempunyai physical layer yang sangat berbeda dari CDMA 2000 IX, sehingga dibutuhkan penambahan hardware untuk melengkapi kerja IX EV-DO pada jaringan sistem CDMA 2000 IX. Tetapi seperti yang kita lihat pada Gambar 2.1, penambahan elemen IX EV-DO, tidak mempengaruhi elemen jaringan yang telah ada. dalam arti tidak perlu melakukan perubahan yang signifikan, melainkan hanya penambahan semata Bagian-bagian yang bercetak tebal menunjukkan elemen hardware IX EV-DO yang ditambahkan CDMA 2000 IX. Access Terminal (AT) merupakan terminal pengguna dari IX EV-DO, dan didefenisikan sebagai perangkat yang menyediakan konektivitas data ke. Access Network ( AN). AN merupakan perangkat yang menyediakan konektivitas data antara packet-switch data network (PDSN) dengan AT. Jadi dalam konteks pada gambar 2.1, AN terdiri dari BTS dan BSC. Pada kasus ini, BTS dan BSC yang tercetak tebal menunjukkan BTS dan BSC IX EV-DO yang mendukung standar IS-856. Dilihat dari perspektif PDSN, PDSN menyediakan layanan dan konektivitas yang sama tanpa memperhatikan apakah BSC tersebut dapat mendukung CDMA 2000 IX atau IX EV-DO. Oleh karena itu, sebuah jaringan wireless dapat mendukung IX EV-DO dengan menggunakan IOS yang sama untuk interface antara BSC dengan PDSN.
Pada gambar daiatas menunjukkan BSC IS-2000 dan BSC IX EV-DO adalah elemen yang terpisah dan tidak ada koneksi diantaranya, karena masing-masing menggunakan protokol yang berbeda, yakni IS-2000 dan IS-856. Walaupun tidak ada kanal logika antara BSC IS-2000 dengan BSC IX EV-DO, tetapi dalam prakteknya keduanya bisa ditempatkan pada lokasi yang sama (colocated).
CDMA merupakan sistem seluler yang menggunakan IS-95A sebagai standard air interface. Dalam perkembangannya CDMA mengalami perbaikan sampai pada CDMA 2000 yang berganti standard menjadi IS-95B. Untuk pengembangan selanjutnya CDMA Code Division Multiple Access (CDMA) adalah teknologi digital seluler yang menggunakan sistem pengkodean yang unik, dijamin kenyaman tinggi dan memiliki kapasitas spektrum yang besar.Sistem ini menggunakan kode – kode korelatif untuk membedakan satu pengguna dengan pengguna yang lain. Sinyal - sinyal CDMA itu pada penerima dipisahkan dengan menggunakan sebuah korelator yang hanya melakukan proses despreading spektrum pada sinyal yang sesuai. Sinyal- sinyal lain yang kodenya cocok, tidak di-despread dan hasilnya sinyal - sinyal lain itu hanya menjadi noise interferensi. CDMA 2000 IX EV-DO adalah tahap pertama dari evolusi CDMA 2000 IX. Spesifikasi IX EV-DO ditetapkan oleh oganisasi standar 3G, 3GPP2 (IS-856). EV-DO menempatkan data dan suara dalam kanal yang terpisah sehingga data dapat dikirimkan dalam kecepatan 2,4 Mbps. EV-DO dikenal sebagai High Rate Packet Data Air Interface. EV-DO adalah teknologi yang memungkinkan layanan internet secara wireless. Berikut adalah parameter penting dari standar :
Mendukung kecepatan data 2,4 Mbps pada downlink dan 153,6 Kbps pada uplink. Mendukung dua mode inter-operable: mode integrated IX ditujukan untuk suara dan data kecepatan biasa (medium), dan mode IX EV ditujukan untuk data non real-time yang berkapasitas tinggi/data kecepatan tinggi dan data akses internet. Menggunakan adaptive rate yang disesuiakan dengan kondisi kanal. Menggunakan modulasi dan coding adaptive. Menggunakan macro diversity melalui pemilihan radio. Terminal IX EV-DO selalu dalam kondisi hidup pada active state. Menggunakan banyak format modulasi (QPSK,8-PSK,16-QAM).
Konfigurasi Jaringan CDMA 2000 1X EV-DO
Jaringan CDMA EV-DO terdiri dari bagian, yaitu: Radio Nodes (RNs), Radio Network Controller (RNC) dan Packet Data Serving Node (PDSN). IX EV-DO
mempunyai physical layer yang sangat berbeda dari CDMA 2000 IX, sehingga dibutuhkan penambahan hardware untuk melengkapi kerja IX EV-DO pada jaringan sistem CDMA 2000 IX. Tetapi seperti yang kita lihat pada Gambar 2.1, penambahan elemen IX EV-DO, tidak mempengaruhi elemen jaringan yang telah ada. dalam arti tidak perlu melakukan perubahan yang signifikan, melainkan hanya penambahan semata Bagian-bagian yang bercetak tebal menunjukkan elemen hardware IX EV-DO yang ditambahkan CDMA 2000 IX. Access Terminal (AT) merupakan terminal pengguna dari IX EV-DO, dan didefenisikan sebagai perangkat yang menyediakan konektivitas data ke. Access Network ( AN). AN merupakan perangkat yang menyediakan konektivitas data antara packet-switch data network (PDSN) dengan AT. Jadi dalam konteks pada gambar 2.1, AN terdiri dari BTS dan BSC. Pada kasus ini, BTS dan BSC yang tercetak tebal menunjukkan BTS dan BSC IX EV-DO yang mendukung standar IS-856. Dilihat dari perspektif PDSN, PDSN menyediakan layanan dan konektivitas yang sama tanpa memperhatikan apakah BSC tersebut dapat mendukung CDMA 2000 IX atau IX EV-DO. Oleh karena itu, sebuah jaringan wireless dapat mendukung IX EV-DO dengan menggunakan IOS yang sama untuk interface antara BSC dengan PDSN.
Pada gambar daiatas menunjukkan BSC IS-2000 dan BSC IX EV-DO adalah elemen yang terpisah dan tidak ada koneksi diantaranya, karena masing-masing menggunakan protokol yang berbeda, yakni IS-2000 dan IS-856. Walaupun tidak ada kanal logika antara BSC IS-2000 dengan BSC IX EV-DO, tetapi dalam prakteknya keduanya bisa ditempatkan pada lokasi yang sama (colocated).
Langganan:
Postingan (Atom)